Kesedihan

Jihan menghampiri Jeff yang sedang duduk mengobrol bersama Papanya. Wanita itu sangat cantik dengan dress formal berwarna navy dan jilbab warna senada. "Ayo." Ucap Jihan membuyarkan lamunan Jeff yang sedang menatap wajah cantiknya. "Kami berangkat dulu Om. Om yakin tidak ikut?" Tanya Jeff sambil berdiri dari duduk. "Tidak. Om di rumah saja." Jawabnya. "Jihan berangkat Pa." Ucapnya mencium tangan pria paruh baya itu diikuti Jeff juga.

Keduanya sudah sampai di tempat acara. Jeff dan Jihan berjalan beriringan. Pria itu tak berani menggandeng tangan Jihan karena Ia tau batasan untuk tidak menyentuh jika tidak dalam keadaan darurat seperti yang lalu. Semua kamera membidik dan menyorot keduanya. Jihan yakin akan segera ada berita yang mencuat tentang kedatangannya bersama Jeff hari ini yang menggiring opini publik untuk membenarkan berita kedekatan keduanya yang akhir akhir ini menjadi trending.

Jeff duduk bersama Jihan di tempat yang telah di sediakan. "Kamu tidak nyaman?" Tanyanya berbisik. "Lumayan." Jawab Jihan agak risih dengan wartawan yang terus memotret keduanya. "Biarkan saja. Biar semua tau hubungan kita." Ucap Jeff sambil tersnyum. "Hubungan apa maksudmu?" Tanya Jihan meminta penjelasan. "Sebentar lagi aku akan melamarmu. Restu anak anak sudah di dapat. Mau apa lagi?" Jawabnya.

Jihan duduk melihat Jeff yang sedang menyampaikan pidatonya. Ia tak menampik pria itu memang sangat berwibawa dan berkarisma. Setiap kata kata yang keluar dari mulutnya sangat tegas dan berbobot. "Untuk tamu spesial saya hari ini Jihan. Dia wanita luar biasa yang pernah saya kenal. Terimakasih sudah turut hadir." Jeff menyebut nama Jihan membuat semua mata tertuju padanya. Samar sama terdengar bisik orang orang yang mempertanyakan hubungan mereka.

Jihan dan Jeff sudah terkepung dengan para wartawan membuat keduanya mau tak mau harus menjawab pertanyaan dari mereka. "Apa hubungan Mbak Jihan dan Pak Jeff? Apa kalian sedang dekat? Apa kalian akan menikah?" Tanya mereka bertubi tubi. "Ya kami dekat dan akan menikah. Doakan saja." Jawab Jeff buru buru membawa Jihan pergi setelah mendapat celah.

"Apa yang kamu katakan tadi?" Kesal Jihan yang kini sudah berada di mobil. "Aku kan sudah bilang akan melamarmu." Jawab Jeff sambil tersenyum. Baginya Jihan yang sedang kesal sepeti ini sangat lucu dan menghibur. "Jangan seenaknya." Ia tak habis pikir dengan pria di sampingnya itu. "Aku tidak seenaknya. Aku sudah dapat restu dari anak anak. Tunggu apalagi?" Ucap Jeff. "Nah lihat. Anak kita bahkan sudah akrab." Lanjutnya menunjukkan foto Jaffan, Jason, Julian dan Jordan yang saling membantu di cafe.

Jihan meminta Jeff untuk mengantarnya ke makam. Wanita itu kini berjongkok mengamati nisan suaminya. "Mas." Panggil Jihan tak kuasa lagi menahan air matanya. "Tempat kamu sudah indah disana ya.... Kamu berpulang dengan cara yang baik. Aku ingat betul saat terakhir kamu adalah waktu sholat subuh. Mas, Aku kangen kamu. Kangen omelan dan cerewetnya kamu. Semoga kita di pertemukan di lain waktu." Jihan mengungkapkan semua isi hatinya.

Jeff memberanikan diri mengusap air mata Jihan dengan sapu tangannya. Pria itu juga memberikan minum agar lebih tenang. "Terimakasih." Ucap Jihan. "Sama sama." Jawabnya. "Mau kemana lagi?" Tanya Jeff menawari. "Ingin langsung pulang." Jawab Jihan.

Malam hari anak anak menghampiri Jihan yang sedang duduk di ranjang. "Ibu." Panggil Jalwa menggenggam tangan wanita itu. "Ada apa sayang?" Tanyanya sambil tersenyum. "Om Jeff kemarin tanya sama kita kalau kita setuju atau tidak jika Om menikahi Ibu." Jawab Jaffan. "Lalu kalian jawab apa?" Tanya Jihan. "Kami setuju jika Ibu setuju. Juma juga nyaman dengan Om Jeff. Kami rasa dia orang baik." Jason menjawab sekaligus menyampaikan pendapatnya. "Ibu. Jika Ibu memang nyaman dan ingin menikah dengan Om Jeff. Kami tidak keberatan." Sahut Jalwa. "Julian sempat mencari informasi tentangnya. Tidak ada yang buruk. Dia pria yang jujur dan bertanggung jawab." Lanjutnya. "Ibu nyaman begini. Ibu tidak berniat untuk berumah tangga lagi." Jawab Jihan. "Baiklah. Semua keputusan ada di Ibu. Jika Ibu ingin lakukan dan jika tidak jangan di lakukan." Tutur Jaffan memeluk Ibunya diikuti saudaranya yang lain.

Di sisi lain Pria yang sedang menjadi bahan pembicaraan mereka sedang duduk mengamati langit malam dari balkon. Jihan masih mencintai suaminya yang telah tiada. Ia merasa tidak ada celah untuknya di hati wanita itu. Namun buka Jeff jika mudah menyerah. Ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan hati wanita yang di cintainya.Kali pertama jatuh cinta Ia tak ingin gagal. Ia akan terus berjuang demi mendapatkan hari Jihan.

Terpopuler

Comments

Giovaldo

Giovaldo

jujur thor ak binggung dg ceriranya

2022-07-31

0

Esti Trianawati

Esti Trianawati

ditunggu flashback nya thor biar gak bingung....dan refisi novel seblmnya... awal riza selingkuh sm mantan aku kira itu cm prank buat jihan... soalnya riza ngumpulin uang baru dpt sepertiganya apa ya.???.. uang itu buat apa... siapa tahu dia bikin kejutan buat jihan.... tp malah riza kabur dan mau poligami, trus cerai sm jihan. kami sudah jijik dan benci tau2 dbikin meninggal. maaf ya thor bukan menggurui sy sendiri gak bs bikin novel... tp lebih baik bab terakhir novel sblmnya direfisi dulu sp riza meninggal. 🙏

2022-07-31

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

maaf thor bisa minta kejelasan,,ini kapan Rizanya meninggal??udah berapa tahun??jadi asa gambaran umur Jihan,,Juma & sodara2 lain sekarang berapa & serta mereka hidup d masa yg mana??
ini terlalu membangongkan..

2022-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!