Sejenak Valerie berpikir, kemudian ia berlari dengan sepatu booth hitamnya untuk mengejar Brian yang sudah berdiri di depan pintu lift.
"Boleh aku menjelaskan sesuatu? Aku hanya membela diri, menyelamatkan hidupku dari laki-laki mabuk yang dengan tiba-tiba memelukku di tempat sepi. Apa aku bersalah? Bukankah seharusnya dia yang bersalah?" tanya Valerie. Ia berdiri di belakang Brian, berusaha memberi penjelasan.
"Hei, tolong jawab aku! Aku ini seorang wanita, bagaimana bisa aku diam saja saat ada laki-laki mabuk hendak melecehkanku? Seharusnya dia yang bersalah!" tegas Valerie sekali lagi.
Setelah mendengar hal itu, Brian memutar tubuhnya dan berdiri tegap di hadapan Valerie. Tatapan mata tajam dengan wajah tanpa ekspresi itu membuat Valerie beringsut mundur.
"Siapa yang bersalah? Max?" tanya Brian sambil menyipitkan matanya.
"Ya, aku hanya berusaha membela diri."
"Itu bukan membela diri. Kau menendang tepat di selangka*ngannya dan hampir menghancurkan masa depannya. Nona, apa kau tidak paham jika yang kau tendang adalah masa depan seorang laki-laki? Itu adalah harta yang paling berharga. Jika Max kehilangan masa depannya karena perbuatanmu, dia tidak akan bisa merasakan nikmatnya dunia!" Penjelasan Brian membuat Valerie terdiam seketika.
Brian kembali memutar tubuh dan menghadap pintu lift. Saat pintu terbuka, laki-laki itu langsung masuk dan menekan tombol.
Tidak ada yang bisa Valerie lakukan saat ini. Tanpa banyak berpikir, ia menghentikan pintu lift yang hampir tertutup dan berdiri di samping Brian.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Brian.
"Bernegosiasi. Bagaimana jika aku bertanggungjawab dengan cara membayar seluruh biaya pengobatan dan perawatan Max, lalu kalian bisa membatalkan laporan di kepolisian," pinta Valerie.
"Aku kaya, aku bisa membayarnya."
Valerie meringis, itu adalah jawaban paling tidak terkalahkan yang pernah ia dengar.
"Lalu, apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bersalah!" seru Valerie.
"Yang harus kau lakukan? Diam dan tunggu pihak kepolisian mengeluarkan surat perintah penangkapan. Lalu jalani hukuman sesuai pasal yang kau langgar," ucap Brian.
Valerie melongo, ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ingin sekali rasanya Valerie memukul wajah tampan laki-laki itu agar bisa sedikit memilki belas kasih pada orang lain.
Saat pintu lift terbuka, mereka sudah turun ke lantai dasar. Brian berjalan keluar dari rumah sakit dan Valerie terus mengikutinya.
Valerie tidak punya pilihan, ia harus bisa berdamai dan menyelamatkan reputasinya.
Setelah sampai di halaman rumah sakit, sebuah mobil mewah sedang menunggu. Seorang laki-laki gagah berwajah garang sedang berada di samping bodi mobil dan membuka pintu saat Brian mendekat.
"Brian, tunggu!" teriak Valerie.
Satu kaki yang sudah hampir menaiki mobil, kembali ditarik oleh Brian. Ia memutar tubuh dan menatap Valerie kesal.
"Dia adalah wanita yang kasar dan tidak sopan!" gerutu Brian.
Brian menarik napas panjang, menatap Valerie dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Rambut pirang panjang dengan wajah cantik di hadapannya itu membuat Brian berpikir. Valerie memiliki wajah seperti itu artinya ia bukan berasal dari kalangan orang bawah, tapi mengapa ia begitu takut berurusan dengan polisi. Jika ia punya uang, seharusnya ia bisa melawannya di pengadilan.
Terlebih, Valerie memiliki penampilan yang rapi. Dengan jaket kulit, celana jeans dan sepatu booth hitam miliknya, ia terlihat sangat seksi. Valerie bahkan mengenal Noah, sosok polisi muda yang berasal dari keluarga kaya.
🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
bunda syifa
bukannya yg punya bar kenalan dia yg berulang tahun semalam, kenapa si Valerie tidak kesana aja dan cari bukti, siapa tau ada CCTV yg menangkap kejadian itu
2024-12-31
0
Hilda Yanti
Author, ceritanya sama dgn di negeri KONOHO, dimana orang yg membela diri dari penjahat bisa tersangka dan diseret ke Pengadilan untuk diadili.
Bahkan yg lebih tragis di negeri Konoho itu hukum bisa di rekayasa , dimana orang yg tak bersalah bisa dihukum penjara atas perbuatan yg tak pernah dia lakukan. Ada bukti yg menguatkan sikorban tidak bersalah dihilangkan dan tidak ada bukti kejahatannya oleh mereka ( oknum oknum ) diadakan. Sungguh miris
2024-10-17
1
Ratna Dewi Sampulawa
lantas bagaimana jika dia yang melecehkan ku? apa kau fikir masa depan ku tidak akan hancur,dan apa kau fikir masa depan ku tidak berharga 😤🤣
2024-09-21
3