Malam hari Jihan duduk dipinggir ranjang kamar Ayahnya ia melihat foto dirinya dan sang Ayah pada saat Jihan meraih juara umum pada kenaikan kelas sepuluh.
Jihan mengusap senyum wajah Ayahnya difoto itu menciumnya dan memeluknya. "Ayah..."
Zio yang baru saja dari arah dapur setelah mengambil air minum tak sengaja melihat Jihan dari di depan pintu kamar Ayahnya, ia berdehem karena ada yang harus ia sampaikan pada Jihan mengenai pernikahan mereka.
Jihan menatap lembaran kertas yang sudah ia baca, Perjanjian Pernikahan semua tertulis disana apa yang tidak boleh Jihan lakukan termasuk membeberkan pernikahan mereka ke hadapan publik.
"Kita hanya menikah sirih Jihan, kau tenang saja kau bisa menjalani hidupmu normal seperti biasanya. Aku akan tetap menafkahimu dan menjamin masa depanmu" terang Zio pada Jihan yang masih membaca lembar kertas ditangannya.
"kau jangan berharap lebih dari pernikahan ini Jihan, karena aku sudah memiliki calon istri" sambung Zio lagi.
Jantung Jihan serasa berhenti berdetak kala mendengar Zio sudah memiliki calon istri, apakah nanti ia akan memiliki seorang madu nantinya ?
"Ca..calon istri ?" ulang Jihan ia memberanikan diri menatap Zio.
"Iya, kami akan menikah tiga bulan lagi. Aku harap kau tidak ikut campur dengan kehidupanku, karena aku juga tidak akan mencampuri kehidupanmu"
Jihan menarik nafasnya dalam-dalam kemudian kembali menatap Zio. Ia tersenyum getir mengapa hidupnya begitu mudah berubah dalam sekejap. Baru saja menikah, ayahnya meninggal dunia namun setelahnya mendapat kenyataan pahit jika suaminya kini hanya menikahinya sebatas tanggung jawab semata.
"Baiklah Tuan, aku setuju dengan perjanjian ini" Tak ada pilihan lain yang bisa diambil oleh Jihan, ia berusaha kuat dan tegar menerima kenyataan hidupnya.
"Baguslah, kalau begitu aku akan pergi. Ku rasa kau tidak masalah jika tinggal sendirian disini, besok pagi-pagi sekali aku akan kembali lagi sebelum Papa dan Mama datang". Zio bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan rumah Jihan.
Bulir bening menetes dipipi Jihan kala melihat punggung suaminya itu menghilang dari balik pintu. Bahkan ia tak boleh berharap lebih dari pernikahan ini. Bukankah itu sangat konyol, Zio adalah suaminya bukankah ia berhak atas Zio begitupun sebaliknya.
Ia menghapus air matanya berusaha mengabaikan apa yang baru saja ia alami. Ia bangkit dan mengunci pintu rumah dan masuk ke dalam kamarnya. Berbaring sambil memeluk bantal guling dan kembali menangis sampai ia tertidur dengan sendirinya.
.......
Fabrizio pergi ke sebuah apartemen miliknya calon isterinya Cindy. Seorang gadis berusia 25 tahun yang pekerjaannya adalah Artis dan Model terkenal. Ia langsung membuka pintu apartemen yang sudah ia ketahui kode sandinya. Apartemen itu bahkan sangat gelap seperti tidak ada orang sama sekali.
Namun tiba-tiba Zio merasakan sesuatu, tangan yang memeluk tubuhnya dari arah belakang. Ia dia adlalah Cindy, Cindy berusaha menggoda Zio dengan tampil menggunakan lingerie merah menyala nan menggoda kelakian Zio.
Zio berbalik menatap Cindy dengan penuh damba karena menginginkan Cindy. Zio mencumbu Cindy dan melakukan percintaan diatas ranjang. Mereka melengguh nikmat merasakan surga dunia.
'aahh..aahh..sayang kamuh..heb..bat sekali'
Cindy meracau kala mendapatkan hentakan yang begitu keras dan nikmat dari Zio.
Dalam permainannya Zio seolah menumpahkan rasa kemarahan dan kekesalannya hari ini pada Cindy. Bagaimana tidak ia harus terpaksa menikah dengan Jihan.
'sayang..aah..'
Cindy menyadari sesuatu tidak biasanya Zio melakukan percintaan seperti ini walaupun nikmat tapi menyakitkan baginya.
"Aaaaarrggghhhh..huuhh.." Zio melengguh panjang kala mendapatkan pelepasannya ia mencabut miliknya dan menyenderkan tubuhnya tanpa memperhatikan kondisi tubuh Cindy yang sudah terkapar dengan pososi telentang setelah digempur oleh Zio selama dua jam.
Dalam fikiran Zio terlintas wajah Jihan yang tersenyum saat ia menyematkan cincin pada waktu ijab kobul tadi siang. Begitupun raut wajah sedih Jihan saat kehilangan Ayahnya. Namun buru-buru menepis hal itu.
"Apa urusannya denganku !" ucap Zio ketus berbicara sendiri. Lalu ia menatap wajah cantik Cindy tanpa busana itu begitu menantang baginya. Ia kembali menyerang Cindy walaupun Cindy meminta ampun untuk menyudahi saja karena tubuh Cindy sudah lelah. Tapi Zio tetap melakukan aksinya sampai ia puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Nicky Nick
hhhh zio tk kira laki2 baik trnyata bijit😗
2025-02-26
0
Sania Puteri Makasar
murahan
2022-12-25
3
Firman Junior
ni novel hampir sama semua alur....Yg laki" celup" sama wanita lain..zina...ujung" y balik ama istri y....knp jarang para penulis bikin cerita lain dr pd yg lain.....gk krataif
2022-10-30
3