Chapter 19

"Kasih,....!!"

Tiba-tiba saja Mia menarik tangan Kasih yang sedang duduk di parkiran mobil menunggu Rangga.

"Apaan sih?"

Kasih menepis tangan Mia.

"Ceraikan Rangga!" Pinta Mia dengan angkuh.

"Aneh, kenapa kau meminta ku untuk menceraikan suami ku hah?"

"Karena kau tidak pantas untuk Rangga. Dia tampan, kaya raya bahkan anak tunggal. Sedangkan kau, anak seorang janda miskin di kampung!"

Huft,.....

Kasih membuang nafas kasar, bisa-bisanya Mia menghina ibu nya yang begitu ia sayangi.

"Jaga bicara mu Mia," ucap Kasih dengan santainya. "Pernikahan aku dan mas Rangga bukan keinginan ku tapi keinginan keluarga kalian. Sadar diri....!"

"Justru dari keinginan keluarga ku, kau juga harus menurut atas perintah ku. Ceraikan dia!"

"Siapa kau yang berani memberi ku perintah hah?" Sentak Kasih. Untung saja parkiran ini sepi.

"Rangga hanya milik ku, bukan milik mu. Aku yang di jodohkan dengan dia, bukan kau!"

"Hargai suami mu Mia," ucap Kasih masih sabar.

"Dito, iya dia mantan kekasih mu. Ambil saja kalau kau mau. Aku tidak butuh lelaki pelit seperti dia."

"Aku tidak butuh barang bekas!" Sahut Kasih.

"Ceraikan Rangga atau aku akan meminta pada bapak ku untuk menyakiti keluarga mu!" Ancam Mia.

Buuuuk.......

Aaaaaw.........

Mia jatuh ke tanah, ternyata Rangga mendorong tubuhnya.

"Beraninya kau mengancam istri ku. Apa kau sudah bosan hidup?" Suara Rangga terdengar dingin menyeramkan.

"Rangga,....!!" Wajah Mia panik.

"Sampai kapan pun kami tidak akan bercerai," ucap Rangga seraya merangkul pundak istrinya. "Keluarga mu itu sampah. Saat kau tahu aku memiliki keterbatasan, kau selalu menghina ku tonggos dan dungu. Tapi sekarang, kau seolah-olah menekan kata PERJODOHAN untuk memisahkan aku dan Kasih. Apa mau mu hah?"

"Kemarin aku bercanda, sumpah. Hanya bercanda," Ucap Mia tak masuk di akal.

"Mia........!!"

Dito yang melihat istrinya sedang di hakimi Rangga dan Kasih langsung menghampiri mereka.

"Kalian apakan istri ku hah?" Dito marah.

"Di jaga istrinya," ujar Rangga. "Bisa-bisanya istri mu si minyak jelantah ini menyuruh istri ku untuk menceraikan ku bahkan dia juga mengancam Kasih. Dasar tidak punya otak."

"Benar apa yang di katakan Rangga?" Tanya Dito pada Mia.

"Tidak,....tidak begitu. Mereka sudah memfitnah ku!" Bohong Mia.

"Kau dan ibu bapak mu sama saja. Sukanya mengusik hidup orang lain," kata Kasih yang kesal. "Hai...Dito, didik istri kamu nih."

"Sekali lagi ku dengar kau mengancam Kasih dan keluarganya, akan ku hancurkan hidup mu!" Ancam Rangga kemudian mengajak istrinya pergi.

Mia berdecak kesal, ia tak bisa melawan karena harus menjaga keanggunan di depan Rangga.

"Jangan membuat malu Mia. Ini kampus bukan kampung bapak mu," ucap Dito kesal.

"Kasih yang mulai duluan. Bukan aku," kilah Mia.

"Ah, sudahlah. Bukanlah aku tidak tahu watak mu yang suka ingin menang sendiri itu. Menyesal aku sudah mengajak mu menikah!"

"Aku jauh lebih menyesal!" Balas Mia kemudian meninggalkan suaminya pergi.

Di banding Mia, Kasih jauh lebih baik. Dito menyesal telah menikahi Mia. Sebenarnya Dito tidak mencintai Mia, pernikahan mereka semata-mata hanya untuk membuat Kasih cemburu tapi sekarang malah mereka berdua yang cemburu.

Lain di kota lain pula di kampung, bu Wiwin yang mendapatkan laporan dari anaknya langsung melabrak bu Erni yang sekarang tengah berada di toko kuenya. Jika pagi-pagi begini toko kue cukup ramai, tentu saja hal ini membuat bu Erni malu.

"Bilang sama anak mu yang tidak tahu diri itu, suruh dia ceraikan suaminya." Ujar bu Wiwin.

"Bu, Kasih menikah dengan Rangga kalian lah yang meminta bahkan kalian mengancam keluarga ku. Pernikahan itu sakral, jangan di buat mainan."

"Sudah pandai ya sekarang si janda ini bicara!"

"Bu Wiwin jangan seperti itu dong. Sikap ibu sama sekali tidak mencerminkan istri kepala desa yang baik," ucap salah seorang pembeli.

"Iya nih, aneh. Kasih yang berumah tangga kok jadi ibu sih yang ngatur?, mana nyuruh cerai segala. Punya hak apa ibu?"

"Tentu saja berhak, kalau bukan karena Mia menolak menikah dengan Rangga anak pak Diman, mana mungkin si janda ini mendapatkan menantu kaya raya."

"Itu kan kesalahan Mia sendiri, kenapa kalian menolak menikah dengan anak pak Diman. Makanya bu, jangan mandang fisik!"

"Halaaah,...tahu apa kalian hah?, Kalian itu cuma warga kampung sebelah!" Sahut bu Wiwin.

"Meskipun kami warga kampung sebelah, kami tahu gosip di kampung ibu." Sambung ibu-ibu yang lain.

"Awas aja ya kau, Erni. Akan ku adukan pada suami ku!" Ancam bu Wiwin sebelum pergi.

Semua orang hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat kelakuan bu Wiwin.

"Heran sama warga kampung Merah Delima, kok bisa ya memilih pak Rahman sebagai kepala desa?"

Ibu-ibu mulai bergosip.

"Eeeh,...saya gak milih bu. Golput!" Sahut seorang ibu-ibu.

Bu Erni hanya diam saja, ia tak suka menanggapi orang-orang yang suka mencari keributan.

Setibanya di rumah, bu Wiwin langsung melaporkan kejadian tersebut pada suaminya. Mengadu, bahkan melebih-lebihkan omongan.

"Tutup aja tokonya pak. Ibu benar-benar gak terima melihat si janda itu punya usaha."

"Aduh bu, susah!" Kata pak Rahman.

"Susah apanya?" Tanya bu Wiwin kesal. "Jangan-jangan bapak suka ya sama si janda peyot itu?" Tuduhnya.

"Mana mungkin bapak suka dengan janda. Ibu tahu sendiri bangunan itu milik keluarga Raharja. Bapak mana berani menutupnya."

"Ah, lihat sekarang. Keluarga kita jadi bahan gosip di kampung ini dan kampung sebelah. Ibu malu pak!"

"Jangan main kasar dong bu. Main halus aja, biar bagaimana pun caranya, Kasih harus segara menceraikan Rangga. Bapak gak mau mereka mendapatkan keuntungan."

Betapa liciknya keluarga ini, mereka hanya ingin menang sendiri.

Sedangkan Kasih, perempuan ini tidak mau ambil pusing. Dari pada memikirkan masalah dengan Mia, lebih baik dia membaca belajar untuk mengejar ketertinggalannya.

"Perasaan belajar mulu, suami ganteng gini di anggurin." Ujar Rangga yang merebahkan kepalanya di pangkuan sang istri.

"Mas nyuruh aku belajar. Udah belajar kok protes?, gimana sih maunya?"

"Belajar dunia peranjangan aja. Lebih bagus!" Sahut Rangga.

"Bahasnya ke sana mulu, heran sama kamu mas."

"Mas gak pernah pacaran, wajar dong kalau sekarang mas lengket sama kamu."

"Bohong banget gak pernah pacaran. Itu adalah hal yang paling mustahil untuk ku percaya. Kamu sekolah dan kuliah di luar negeri. Tidak bisa di percaya sama sekali." Sahut Kasih.

"Mas cius.....!!"

"Cosplay lagi dong mas jadi Rangga yang kemarin. Kita pergi ke kampus, aku mau tahu gimana reaksi Mia."

"Palingan juga di tiba-tiba sok baik sama mas."

"Mas mau sama dia?" Tanya Kasih iseng.

"Gak deh, mamah dan papah aja nyesal udah jodohin sama tuh anak!"

Kasih tertawa, jika di lihat dari ekspresi suaminya ini benar tidak bohong.

Terpopuler

Comments

Yuni Ngsih

Yuni Ngsih

Thooooor ceritramu bikin aku ,kezel ,ngenes ,marah dengan klwrga si Mia...hari gini masih ada orang yg kaya gitu hebat Thor kamu bikin ceritra ini sehingga terbawa alur ceritramu ....lanjut Thor 👍👍👍💪💪💪

2025-03-29

0

Jamaliah

Jamaliah

kelakuan yang buruk

2024-07-13

1

Isnan Daffi Diffa

Isnan Daffi Diffa

pak kades gemblung.. kasih di karungin itu bojone ojo amp di embat minyak jelantah 😅😅

2022-12-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!