BAB 15 - Aneh

Langkahnya terasa lebih enteng, tidak ada umpatan dan penghinaan yang ia lontarkan ketika menyurusi jalan itu. Sejak tadi Mikhail senyam senyum tak jelas sembari menoleh beberapa kali.

Beberapa pasang mata melihat ke arahnya, pria itu asing dan baru kali ini masuk lingkungan mereka. Pakaian yang sudah menjelaskan jika bukan kalangan menengah ke bawah menjadikan dia pusat perhatian seketika.

Hal semacam ini sudah biasa, dan dia hanya melempar senyum tipis pada orang-orang di sana. Itupun hampir tidak terlihat, memang nilai keramahan Mikhail hampir tidak ada.

Sudah menjelang sore, terjebak di kamar mandi akibat kedatangan Zidan yang tiba-tiba membuat Mikhail banyak membuang waktu. Sementara rapat yang tadinya dia katakan sudah pasti dia tunda dengan alasan lelah.

"Pak Mikhail."

"Saya?" tanya Mikhail menunjuk dirinya, seorang wanita muda seumuran Zia kini berjalan ke arahnya.

"Iya, Bapak ... senang bertemu di sini," ujarnya sedikit ragu, sebenarnya sudah pasti Mikhail tidak akan mengenalnya sama sekali. Akan tetapi, jika dia tidak menyapa takutnya Mikhail akan membuat hidupnya sengsara di kantor.

"Kamu siapa? Apa kita pernah mengenal sebelumnya?" Mikhail bertanya dengan dahi yang kini berkerut, sungguh pertemuan tak terduga ini merusak imajinasinya.

"Erika, anak magang di kantor Bapak." Kaku sekali, Erika meremmas jemarinya lantaran tatapan Mikhail terlalu menakutkan sore ini.

Tidak ada perkataan lain yang dia berikan kini, pria itu hanya mengangguk pelan sebelum kemudian menatap lawan bicaranya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Bapak dari mana?"

Baru kali ini Erika bingung sendiri menghadapi laki-laki, akan tetapi justru merasa tertantang. Mikhail tak hanya dingin padanya tapi juga terlihat menghindar, pria itu hanya mengarahkan jempolnya ke belakang tanpa menjawab jelas pertanyaan Erika.

"Ooh, tempat tinggal saya di sana loh, Pak ... mau mampir dulu?" Penawaran yang sebenarnya iseng-iseng berhadiah namun jujur saja benak Erika menginginkan pria itu untuk menerima tawarannya.

"Tidak, terima kasih."

Sial, Mikhail memberikan repson yang lebih tak terduga lagi. Sejak kemarin dia banyak mendengar gosip simpang siur tentang Mikhail, kini dia sendiri yang membuktikan.

Kanebo kering, pantang disenggol dan tidak terbuka pada orang asing memang melekat dalam diri Mikhail. Sebelumnya Erika tidak begitu yakin, karena biasanya pria yang begini bisa luluh jika wanita sudah beraksi.

"Baiklah jika begitu, hati-hati di jalan, Pak."

"Iya."

Sesaat kemudian pria itu kembali berlalu dengan langkah panjangnya. Erika memejamkan mata dan mengepalkan tangannya, malu sekali bahkan ingin dia mengubur tubuhnya hidup-hidup.

"Huft ... oke, Zia! Kamu menang kali ini."

Mereka sempat bertaruh beberapa hari lalu tentang Mikhail. Zia yang seyakin itu jika gosip yang tersebar benar, tapi tidak dengan Erika. Wanita itu yakin Mikhail tak sekaku itu dan bisa tidak mampu menolak pesona seorang wanita.

Keyakinan ini muncul lantaran dia kerap melihat Mikhail keluar dari kantor bersama seorang wanita. Artinya, dia masih bisa dikendalikan. Kini, semuanya terbukti dan Erika menyesal lantaran sempat meangung-agungkan seorang Mikhail.

-

.

.

.

Hari ini Mikhail tak menyimpang kemana-mana, pria itu sudah berada di rumah sebelum senja berganti. Kanaya menatapnya bingung, pria itu baru masuk dan tak henti unjuk suara di hadapannya.

"Sore, Mama ... Papa mana?"

"Kamu abis dari mana? Seneng banget kayaknya." Bukannya menjawab sapaan, Kanaya justru bertanya hal lain.

Pertanyaan itu serius Kanaya lontarkan, karena biasanya putranya ini akan pulang dengan memperlihatkan wajah masam dan kerap memilih diam.

"Nggak juga, cuma sedikit."

Pria itu berlalu dan duduk di sofa ruang keluarga, menghidupkan televisi dan menaikkan kakinya di atas meja. Ini bukan Mikhail yang biasa, sejak kapan dia menjadikan televisi tujuan utama.

"Oh iya ... tadi pagi kamu belum jawab pertanyaan Mama," ungkap Kanaya baru ingat tadi pagi Mikhail lari padahal pertanyaannya baru saja terlontar.

"Yang mana?" Mikhail pura-pura tidak paham padahal sudah mengetahui kemana arah pembicaraan mamanya.

"Semalem tidur dimana?"

Kanaya duduk di sisi Mikhail yang bersandar dan matanya menatap layar televisi di hadapannya fokus sekali.

"Kalau Mama tanya itu dijawab," ucap Kanaya menepuk pelan dada putranya, kebiasaan sekali ketika ditanya hanya diam dan pura-pura tidak mendengar.

"Aarrgghh, kenapa harus dada sih, Ma! Kalau jantungku copot bagaimana?" Lebay memang, Mikhail kebiasaan melebih-lebihkan segala sesuatu dalam hidupnya.

"Ya makanya jawab! Kamu tidur dimana? Mama tanya Edgard sama Bryan mereka nggak ketemu sama kamu semalam."

Mikhail menghela napas pelan, di usianya yang sudah sedewasa ini sang mama masih kerap memastikan hal semacam itu pada teman-temannya. Memang tidak dilarang ataupun dikekang, karena hendak melakukannya Kanaya takkan mungkin bisa mengingat usia Mikhail memang sudah dewasa.

"Tidur di hot..."

PLAK

Belum sempat Mikhail meneruskan kalimatnya, telapak tangan Kanaya sudah mendarat di keningnya. Kanaya memang sensitif dengan tempat itu, hal yang paling dia wanti-wanti adalah kala putranya menghabiskan malam di hotel.

"Astaga, Mama ... belum selesai! Aku di hotel tapi sendirian."

Dia terpaksa berbohong, tatapan kecewa sang mama sudah dapat dia lihat meski emosi Kanaya tidak meluap-luap. Pria itu memang nakal tapi takut sang mama mengetahui dengan jelas apa yang dia lakukan.

"Kamu pikir Mama percaya? Kamar tidur kamu kenapa sampai harus ke hotel kalau cuma tidur sendirian? Hm?"

Kanaya hidup sudah cukup lama, hal semacam ini rasanya sulit dipercaya. Apalagi, Mikhail bukan anak yang sebaik itu, jelas saja dia khawatir putranya terjemurus ke hal-hal yang lebih mengerikan diluar pengawasan Edgard maupun Bryan.

"Tatap mata aku, Ma ... apa ada kebohongan di dalamnya?"

"Huft, entahlah, Mama hanya takut kamu macam-macam." Senjata Mikhail dan Ibra selalu sama, dan Kanaya benar-benar tak bisa marah jika dua pria dalam hidupnya ini sudah mengeluarkan jurus andalannya.

"Nggak akan macam-macam." .... Cuma satu macam, Ma. Dia melanjutkan jawaban hanya dalam batinnya.

"Bener nggak?"

"Iya ... enggak." Mikhail menjawab malas dan memejamkan matanya, semakin membuat Kanaya curiga saja.

"Jangan tidur magrib, nanti gak bisa bangun lagi tau rasa kamu." Kanaya menepuk pelan wajah putranya sebelum kemudian berlalu dari sana.

Perkataan itu sukses membuat Mikhail membenarkan posisi duduknya dan mengurungkan niat untuk tertidur saat ini. Padahal matanya sudah lelah, kakinya terasa pegal dan memang cukup banyak langkah yang dia lewati hari ini.

"Heeh!! Syakil ... dari mana kamu?"

Kedatangan adiknya dari luar menjadi perhatian Mikhail, masih dengan pakaian yang tadi siang. Bisa dipastikan Syakil baru pulang dan ini memicu timbulnya pertanyaan dari Mikhail.

"Tumben aku pulang Kakak sudah pulang juga, biasanya Isya di luar," ucap Syakil sarkas.

"Jawab dulu pertanyaanku, jam kerja di kantor Kenzo selesai pukul empat ... dan sekarang sudah hampir jam enam, kamu dari mana saja?" Pertanyaan beruntun muncul dari bibir Mikhail, dan ini membuat Syakil tak suka.

"Ck, apa perdulimu, sejak kemarin-kemarin aku pulang jam segini dan Mama tidak pernah mempermasalahkannya." Syakil menatanya tajam, baru satu kali Mikhail melihatnya pulang namun seakan paling paham.

"Kakak cuma bertanya, Syakil ... kamu cuma perlu jawab, beres!" ujar Mikhail tegas, baru pertama kalinya Syakil melawan dan dia sempat terkejut.

"Seperti yang Kakak sering ucapkan, aku sudah dewasa jadi jangan mengaturku melebihi Papa."

Tbc

Terpopuler

Comments

Noer Hidayah

Noer Hidayah

kirain mikhail ama syakil kembaran lo
ternyta terpaut jauh jg ya 28 ama 19thn

2024-03-29

1

Febri Ana

Febri Ana

lanjuuttt

2023-11-22

2

Sri Rahayu

Sri Rahayu

sayang td siang Syakik ga lihat kl Khail ketemu Zia di restoran....Zia kan cewek yg disukai Syakil 😇😇😇

2023-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Ganti Rugi
2 BAB 02 - Nego
3 BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4 BAB 04 - Sampai Kapan?
5 BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6 BAB 06 - Hampir Saja
7 BAB 07 - Jalan Tuhan?
8 BAB 08 - Kau Milikku
9 BAB 09 - Berbeda
10 BAB 10 - Sendiri
11 BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12 BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13 BAB 13 - Pemaksa
14 BAB 14 - Seperti Simpanan.
15 BAB 15 - Aneh
16 BAB 16 - Penguntit
17 BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18 BAB 18 - Sang Presdir
19 BAB 19 - Khianat Termanis
20 BAB 20 - Tidak Adil.
21 BAB 21 - Salah Prasangka
22 BAB 22 - Ikut!!
23 BAB 23 - Big Bos
24 BAB 24 - Ancaman
25 BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26 BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27 BAB 27 - Berakhir
28 BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29 BAB 29 - Terlambat
30 BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31 BAB 31 - Kembali Terulang
32 BAB 32 - Tentang Zia
33 BAB 33 - Menginginkan Dia
34 BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35 BAB 35 - Harapan
36 BAB 36 - Buang Harapanmu.
37 BAB 37 - Kembali (Lagi)
38 BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39 BAB 39 - Tanggung Jawab
40 BAB 40 - BUY 1 GET 1
41 BAB 41 - Bukan Salah Zia
42 BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43 BAB 43 - Malu
44 BAB 44 - Adab Tarzan.
45 BAB 45 - Selesai Meminta
46 BAB 46 - Menuju Sepasang
47 BAB 47 - Resmi Pasangan
48 BAB 48 - Bukan Pertama
49 BAB 49 - Sarapan.
50 BAB 50 - Perusak Suasana
51 BAB 51 - Permintaan
52 BAB 52 - Perang Batin
53 BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54 BAB 54 - Tidak Menyadari
55 BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56 BAB 56 - Jangan Merendah.
57 BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58 BAB 58 - Kacau Semuanya.
59 BAB 59 - Nekat
60 BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61 BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62 BAB 62 - Izin Suaminya.
63 BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64 BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65 BAB 65 - Mikhail VS Mama
66 BAB 66 - Real Kualat?
67 BAB 67 - Rumah Sakit
68 BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69 BAB 69 - Kanibal.
70 BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71 BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72 BAB 72 - Secuil Amarah
73 BAB 73 - Salah Curiga
74 BAB 74 - Kita Pindah!!
75 BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76 BAB 76 - Mikhail VS Zia
77 BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78 BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79 BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80 BAB 80 - Sama Saja
81 BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82 BAB 82 - Melihat Bidadari
83 BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84 BAB 84 - Real Benalu
85 BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86 BAB 86 - Suami Serba Guna.
87 BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88 BAB 88 - Jenguk Bayi
89 BAB 89 - Cari Obat Lain.
90 BAB 90 - Karma Malam-Malam
91 BAB 91 - Temui Dia
92 BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93 BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94 BAB 94 - Pesan Terakhir
95 BAB 95 - Tanggung Jawab
96 BAB 96 - Memang Malaikat
97 BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98 BAB 98 - You Are Different
99 BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100 BAB 100 - Mengganggu.
101 BAB 101 - Salah Taktik
102 BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103 BAB 103 - Panik Mode On
104 BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105 BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106 BAB 106 - Permintaan Jenny
107 BAB 107 - Usai
108 BAB 108 - Obat Yang Lain
109 BAB 109 - Welcome Baby Girl
110 BAB 110 - Perkara Azan
111 BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112 BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113 BAB 112 - Suamiable Sejati.
114 BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115 BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116 Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117 BAB 115 - Takdir Cinta
118 BAB 116 - Kerinduan
119 BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120 BAB 118 - Mama Anak Dua
121 BAB 119 - Pertemuan (END)
122 BONUS CHAPTER
123 BONUS CHAPTER II
124 Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125 BONUS CHAPTER III
126 BONUS CHAPTER IV
127 BONUS CHAPTER V
128 BONUS CHAPTER VI
129 BONUS CHAPTER VII
130 BONUS CHAPTER VIII
131 BONUS CHAPTER IX
132 THE LAST BONUS
133 Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita
Episodes

Updated 133 Episodes

1
BAB 01 - Ganti Rugi
2
BAB 02 - Nego
3
BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4
BAB 04 - Sampai Kapan?
5
BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6
BAB 06 - Hampir Saja
7
BAB 07 - Jalan Tuhan?
8
BAB 08 - Kau Milikku
9
BAB 09 - Berbeda
10
BAB 10 - Sendiri
11
BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12
BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13
BAB 13 - Pemaksa
14
BAB 14 - Seperti Simpanan.
15
BAB 15 - Aneh
16
BAB 16 - Penguntit
17
BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18
BAB 18 - Sang Presdir
19
BAB 19 - Khianat Termanis
20
BAB 20 - Tidak Adil.
21
BAB 21 - Salah Prasangka
22
BAB 22 - Ikut!!
23
BAB 23 - Big Bos
24
BAB 24 - Ancaman
25
BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26
BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27
BAB 27 - Berakhir
28
BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29
BAB 29 - Terlambat
30
BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31
BAB 31 - Kembali Terulang
32
BAB 32 - Tentang Zia
33
BAB 33 - Menginginkan Dia
34
BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35
BAB 35 - Harapan
36
BAB 36 - Buang Harapanmu.
37
BAB 37 - Kembali (Lagi)
38
BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39
BAB 39 - Tanggung Jawab
40
BAB 40 - BUY 1 GET 1
41
BAB 41 - Bukan Salah Zia
42
BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43
BAB 43 - Malu
44
BAB 44 - Adab Tarzan.
45
BAB 45 - Selesai Meminta
46
BAB 46 - Menuju Sepasang
47
BAB 47 - Resmi Pasangan
48
BAB 48 - Bukan Pertama
49
BAB 49 - Sarapan.
50
BAB 50 - Perusak Suasana
51
BAB 51 - Permintaan
52
BAB 52 - Perang Batin
53
BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54
BAB 54 - Tidak Menyadari
55
BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56
BAB 56 - Jangan Merendah.
57
BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58
BAB 58 - Kacau Semuanya.
59
BAB 59 - Nekat
60
BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61
BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62
BAB 62 - Izin Suaminya.
63
BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64
BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65
BAB 65 - Mikhail VS Mama
66
BAB 66 - Real Kualat?
67
BAB 67 - Rumah Sakit
68
BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69
BAB 69 - Kanibal.
70
BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71
BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72
BAB 72 - Secuil Amarah
73
BAB 73 - Salah Curiga
74
BAB 74 - Kita Pindah!!
75
BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76
BAB 76 - Mikhail VS Zia
77
BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78
BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79
BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80
BAB 80 - Sama Saja
81
BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82
BAB 82 - Melihat Bidadari
83
BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84
BAB 84 - Real Benalu
85
BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86
BAB 86 - Suami Serba Guna.
87
BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88
BAB 88 - Jenguk Bayi
89
BAB 89 - Cari Obat Lain.
90
BAB 90 - Karma Malam-Malam
91
BAB 91 - Temui Dia
92
BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93
BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94
BAB 94 - Pesan Terakhir
95
BAB 95 - Tanggung Jawab
96
BAB 96 - Memang Malaikat
97
BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98
BAB 98 - You Are Different
99
BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100
BAB 100 - Mengganggu.
101
BAB 101 - Salah Taktik
102
BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103
BAB 103 - Panik Mode On
104
BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105
BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106
BAB 106 - Permintaan Jenny
107
BAB 107 - Usai
108
BAB 108 - Obat Yang Lain
109
BAB 109 - Welcome Baby Girl
110
BAB 110 - Perkara Azan
111
BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112
BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113
BAB 112 - Suamiable Sejati.
114
BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115
BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116
Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117
BAB 115 - Takdir Cinta
118
BAB 116 - Kerinduan
119
BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120
BAB 118 - Mama Anak Dua
121
BAB 119 - Pertemuan (END)
122
BONUS CHAPTER
123
BONUS CHAPTER II
124
Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125
BONUS CHAPTER III
126
BONUS CHAPTER IV
127
BONUS CHAPTER V
128
BONUS CHAPTER VI
129
BONUS CHAPTER VII
130
BONUS CHAPTER VIII
131
BONUS CHAPTER IX
132
THE LAST BONUS
133
Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!