BAB 20 - Tidak Adil.

Hari ini Mikhail dibuat marah lantaran salah satu petinggi perusahaan kembali berulah. Hanya karena menyandang status sebagai kakak ipar Ibra, pria itu berniat meraup keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan perusahaan.

Dihadapkan dengan seorang Mikhail Abercio, pria itu terdiam dan bingung hendak menjawab apa. Nyatanya, meski Ibra sudah memaafkan dan memilih jalur damai tetap saja.

"Mengundurkan diri atau saya pecat tidak hormat?"

Dia tidak pernah memandang usia, walaupun yang mengusik ketenangannya lebih tua tetap saja Mikhail memperlakukan mereka sama. Dan kini, di hadapannya sudah berdiri pria berambut cepak dengan wajah cemas lantaran nasibnya kedepan hanya menunggu Mikhail mengambil keputusan.

"Bukankah semua sudah selesai, Mikhail? Papa dan Mama kamu sudah sudah memaafkan Om ... kamu tidak lupa siapa Om kan Mikhail?" Mencoba untuk tetap bertahan meski kesempatan untuk bisa hidup tenang itu hampir mustahil.

"Saya tidak peduli hubungan Anda sedekat apa dengan kedua orangtua saya ... tapi yang jelas sekarang yang memimpin perusahaan ini adalah saya, bukan Papa."

Ibra sudah cukup baik mau menerima kembali Adrian yang dulunya dia buat tidak bisa mencari pekerjaan kemanapun setelah membuat Kanaya terhina, dan kini dia memanfaatkan kesempatan lantaran hati mereka mudah memaafkan.

"Mikh ...."

"Pergilah, besok tidak perlu datang lagi."

Adrian melongo, nyatanya tidak mudah memanipulasi keluarga ini meskipun Kanaya dan Ibra sudah menerimanya sejak lama. Mikhail lebih pendendam dan sulit memaafkan, tidak seperti Ibra yang di waktu mudanya bisa membunuh seseorang dengan tangannya tapi pemaaf. Dia akan berlarut-larut dan tidak akan ada ruang untuk kembali jika seseorang membuatnya merasa terhina.

"Mikhail ... tidak bisakah kamu pertimbangkan lagi? Om sudah kembalikan semuanya kepada Papamu langsung, kenapa masih dipermasalahkan?"

Minggu lalu semua sudah tuntas dan Ibra kembali memberikan kesempatan dengan alasan Adrian kakak kandung Kanaya. Tanpa dia ketahui jika sang putra tidak terima dengan keputusan Ibra yang terdengar bodoh baginya, memberikan kesempatan untuk pengkhianat hanya dilakukan orang-orang sinting baginya.

"Telingamu masih berfungsi dengan baik, Adrian? Pergilah ... akan tidak lucu jika harus diseret seperti hewan, iya kan?"

Untuk pertama kalinya, dia melihat bagaimana keponakannya bersikap tidak sopan begini. Adrian sejenak merasa sejauh itu, sama sekali tidak dia lihat lagi Mikhail yang diagung-agungkan keluarga Chandrawytama.

"Jika Papamu tau kamu tidak sopan begini, apa dia akan terima, Mikhail?"

"Seharusnya Anda tanyakan itu kepada diri Anda sebelum ambil keuntungan sendiri dari kebaikan Papa."

Sedikit kesal juga lantaran Ibra masih memaafkan pria di hadapannya ini. Menginjak usia dewasa sebagai pengamat yang memiliki kepekaan, Mikhail semakin paham watak manusia.

Dimana ada kebaikan dan kemudahan untuk meminta maaf, akan selalu ada seseorang yang mencari keuntungan di dalamnya.

"Pergilah, saya tidak suka kekerasan seperti Papa ... lagipula untuk menghajar orang seperti Anda rasanya tidak tega, putrimu masih butuh sosok papa meskipun pencundang begini, benar bukan?"

Berhasil membuat papanya luluh bukan berarti putranya juga. Adrian bagai dilucuti di depan umum, Mikhail membuatnya tak berdaya di hadapan gadis belia yang Adrian yakini bukan siapa-siapa di kantor ini.

Zia berada di ruangannya sejak satu jam lalu, dengan alasan ngantuk dan minta dibuatkan kopi pria itu menahannya hingga tak bisa keluar lagi. Yang Zia takutkan teman-temannya semakin curiga lantaran dia yang sering menghilang dengan alasan dipanggil ke ruangan Mikhail.

Berlalu cepat bahkan tak peduli kakinya hampir tergelincir karena melihat ke arah lainnya. Adrian meninggalkan ruangan kerja Mikhail dengan kehampaan dan bisa dipastikan hidupnya perlahan miskin kembali.

*******

Semudah membalikkan telapak tangan, anggap saja begitu. Baru saja Adrian berlalu pergi dan kini wajahnya sudah berbeda, seperti tidak ada kemarahan di sana.

"Pahit, mana gulanya, Zia?"

Zia menghampiri meja Mikhail secepatnya, dia merasa tidak ada yang salah dengan takaran gulanya. Semua sudah sesuai dengan yang Mikhail inginkan. Lagipula ini bukan kali pertama, mana mungkin dia salah.

"Seperti biasa kok, dua sendok ... itu sudah kebanyakan malah."

Rasanya menyebalkan sekali, sudah mengganggu waktunya hanya dengan meminta hal-hal begini. Semenjak perjanjian itu dia tandatangani, yang menjadi tanggung jawab Zia seakan-akan berubah. Ya, terfokus Mikhail saja.

"Coba kalau tidak percaya, pahit, Zia." Dia menekan kalimatnya, menekuk wajah dan bisa dipastikan jika dia memang benar-benar marah.

Perintahnya sedikit menyebalkan tapi harus dia turuti, dengan hati-hati Zia mencobanya. Bukan karena takut pahitnya, tapi justru sebaliknya.

"Pahit kan?"

"Manis kok, dimana pahitnya." Zia mencebik karena memang tidak ada yang salah sama sekali, kopi itu manis bahkan terlalu manis untuknya.

"Oh iya? Mungkin caraku menikmatinya salah ... haruskah begini?"

Dalam hitungan detik, Mikhail menarik tangan Zia dan mencuri kecupan di bibir ranumnya. Dengan posisi yang masih duduk dan Zia sedikit menunduk karena Mikhail berhasil membuatnya kian dekat.

"Hm, manis memang." Zia berdegub kala Mikhail menjauhkan wajahnya. Belum dia lepaskan tangan Zia, masih betah memandangi kecantikan wanita di hadapannya ini.

"Bapak kenapa makin kurang ajar ya?"

Pertanyaan singkat yang berhasil membuat Mikhail tergelak, seumur hidup baru kali ini dia dianggap kurang ajar karena mencium seorang wanita.

"Sudah satu jam, saya keluar ya ... temen-temen saya makin curiga nanti, Pak." Sejak kemarin keresahan ini sudah menghantuinya, beruntung saja saat ini dia sudah tidak tinggal bersama Erika. Jika tidak, Zia yang kerap keluar malam jelas semakin mengundang tanya bagi temannya.

"Tidak bisa, kemarin aku sendirian dan kamu memilih dia." Mikhail mengatakannya seraya mengalihkan pandangan, tak ingin terlihat menyedihkan.

"Maaf, saya tidak mungkin mengabaikan Zidan, karena kemarin...."

"Shhuut, jangan dijelaskan ... aku tidak tertarik mendengarnya." Zia bingung di saat-saat begini, semakin kesini Mikhail semakin memperlihatkan jika dia cemburu meski Zia hanya menghabiskan waktu hanya untuk menonton bersama Zidan, tidak lebih.

"Bisakah kamu adil, Zia?" tanya Mikhail frustasi dan mengusap wajahnya kasar, membayangkannya saja dia kesal luar biasa.

"Adil bagaimana? Bukankah Bapak yang menerima lebih banyak dari dia?"

Apa yang sebenarnya tengah Mikhail tuntut, padahal secara nyata dirinya menguasai Zia bahkan hampir seutuhnya. Bisa-bisanya Mikhail merasa Zia tidak adil hanya karena Zidan meminta waktu sebentar kepada Zia kemarin.

"Aarrrrrggghh ... tapi kamu kemarin memeluknya, sementara bersamaku? Kamu tidak pernah melakukan itu dan kita berdua tidak akan pernah pelukan jika bukan aku yang memulainya."

"Hah? Tau dari mana?" Bukannya menjawab, Zia justru bingung dari mana Mikhail mengetahui apa yang kemarin dia lakukan pada Zidan. Memang benar Zia memeluknya, akan tetapi itu sebatas ungkapan terima kasih pada kekasihnya.

"Ehm, hanya menebak saja." Mikhail kemudian melepas genggamannya dan kembali duduk ke posisi yang benar, dia lupa tak seharusnya hal ini dia utarakan.

Tbc

Crazy up, tolong tinggalkan vote dan hadiahnya✨

Terpopuler

Comments

Wani Ihwani

Wani Ihwani

sabar ya pembaca nnti Mikhail nikah kok sama Zia,,,aku dah baca cerita nya ini yng kedua x aku baca

2024-03-02

2

Lala_lela067

Lala_lela067

emang boleh😭🤣🤣

2024-03-01

0

Ernadina 86

Ernadina 86

terlalu bodoh Ibra ini..aku dukung km Mikhail..walaupun agak gak suka kamu jadiin Zia pelampiasan nafsu (gak di nikahin)

2024-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Ganti Rugi
2 BAB 02 - Nego
3 BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4 BAB 04 - Sampai Kapan?
5 BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6 BAB 06 - Hampir Saja
7 BAB 07 - Jalan Tuhan?
8 BAB 08 - Kau Milikku
9 BAB 09 - Berbeda
10 BAB 10 - Sendiri
11 BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12 BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13 BAB 13 - Pemaksa
14 BAB 14 - Seperti Simpanan.
15 BAB 15 - Aneh
16 BAB 16 - Penguntit
17 BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18 BAB 18 - Sang Presdir
19 BAB 19 - Khianat Termanis
20 BAB 20 - Tidak Adil.
21 BAB 21 - Salah Prasangka
22 BAB 22 - Ikut!!
23 BAB 23 - Big Bos
24 BAB 24 - Ancaman
25 BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26 BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27 BAB 27 - Berakhir
28 BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29 BAB 29 - Terlambat
30 BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31 BAB 31 - Kembali Terulang
32 BAB 32 - Tentang Zia
33 BAB 33 - Menginginkan Dia
34 BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35 BAB 35 - Harapan
36 BAB 36 - Buang Harapanmu.
37 BAB 37 - Kembali (Lagi)
38 BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39 BAB 39 - Tanggung Jawab
40 BAB 40 - BUY 1 GET 1
41 BAB 41 - Bukan Salah Zia
42 BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43 BAB 43 - Malu
44 BAB 44 - Adab Tarzan.
45 BAB 45 - Selesai Meminta
46 BAB 46 - Menuju Sepasang
47 BAB 47 - Resmi Pasangan
48 BAB 48 - Bukan Pertama
49 BAB 49 - Sarapan.
50 BAB 50 - Perusak Suasana
51 BAB 51 - Permintaan
52 BAB 52 - Perang Batin
53 BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54 BAB 54 - Tidak Menyadari
55 BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56 BAB 56 - Jangan Merendah.
57 BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58 BAB 58 - Kacau Semuanya.
59 BAB 59 - Nekat
60 BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61 BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62 BAB 62 - Izin Suaminya.
63 BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64 BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65 BAB 65 - Mikhail VS Mama
66 BAB 66 - Real Kualat?
67 BAB 67 - Rumah Sakit
68 BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69 BAB 69 - Kanibal.
70 BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71 BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72 BAB 72 - Secuil Amarah
73 BAB 73 - Salah Curiga
74 BAB 74 - Kita Pindah!!
75 BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76 BAB 76 - Mikhail VS Zia
77 BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78 BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79 BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80 BAB 80 - Sama Saja
81 BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82 BAB 82 - Melihat Bidadari
83 BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84 BAB 84 - Real Benalu
85 BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86 BAB 86 - Suami Serba Guna.
87 BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88 BAB 88 - Jenguk Bayi
89 BAB 89 - Cari Obat Lain.
90 BAB 90 - Karma Malam-Malam
91 BAB 91 - Temui Dia
92 BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93 BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94 BAB 94 - Pesan Terakhir
95 BAB 95 - Tanggung Jawab
96 BAB 96 - Memang Malaikat
97 BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98 BAB 98 - You Are Different
99 BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100 BAB 100 - Mengganggu.
101 BAB 101 - Salah Taktik
102 BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103 BAB 103 - Panik Mode On
104 BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105 BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106 BAB 106 - Permintaan Jenny
107 BAB 107 - Usai
108 BAB 108 - Obat Yang Lain
109 BAB 109 - Welcome Baby Girl
110 BAB 110 - Perkara Azan
111 BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112 BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113 BAB 112 - Suamiable Sejati.
114 BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115 BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116 Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117 BAB 115 - Takdir Cinta
118 BAB 116 - Kerinduan
119 BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120 BAB 118 - Mama Anak Dua
121 BAB 119 - Pertemuan (END)
122 BONUS CHAPTER
123 BONUS CHAPTER II
124 Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125 BONUS CHAPTER III
126 BONUS CHAPTER IV
127 BONUS CHAPTER V
128 BONUS CHAPTER VI
129 BONUS CHAPTER VII
130 BONUS CHAPTER VIII
131 BONUS CHAPTER IX
132 THE LAST BONUS
133 Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita
Episodes

Updated 133 Episodes

1
BAB 01 - Ganti Rugi
2
BAB 02 - Nego
3
BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4
BAB 04 - Sampai Kapan?
5
BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6
BAB 06 - Hampir Saja
7
BAB 07 - Jalan Tuhan?
8
BAB 08 - Kau Milikku
9
BAB 09 - Berbeda
10
BAB 10 - Sendiri
11
BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12
BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13
BAB 13 - Pemaksa
14
BAB 14 - Seperti Simpanan.
15
BAB 15 - Aneh
16
BAB 16 - Penguntit
17
BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18
BAB 18 - Sang Presdir
19
BAB 19 - Khianat Termanis
20
BAB 20 - Tidak Adil.
21
BAB 21 - Salah Prasangka
22
BAB 22 - Ikut!!
23
BAB 23 - Big Bos
24
BAB 24 - Ancaman
25
BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26
BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27
BAB 27 - Berakhir
28
BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29
BAB 29 - Terlambat
30
BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31
BAB 31 - Kembali Terulang
32
BAB 32 - Tentang Zia
33
BAB 33 - Menginginkan Dia
34
BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35
BAB 35 - Harapan
36
BAB 36 - Buang Harapanmu.
37
BAB 37 - Kembali (Lagi)
38
BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39
BAB 39 - Tanggung Jawab
40
BAB 40 - BUY 1 GET 1
41
BAB 41 - Bukan Salah Zia
42
BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43
BAB 43 - Malu
44
BAB 44 - Adab Tarzan.
45
BAB 45 - Selesai Meminta
46
BAB 46 - Menuju Sepasang
47
BAB 47 - Resmi Pasangan
48
BAB 48 - Bukan Pertama
49
BAB 49 - Sarapan.
50
BAB 50 - Perusak Suasana
51
BAB 51 - Permintaan
52
BAB 52 - Perang Batin
53
BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54
BAB 54 - Tidak Menyadari
55
BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56
BAB 56 - Jangan Merendah.
57
BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58
BAB 58 - Kacau Semuanya.
59
BAB 59 - Nekat
60
BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61
BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62
BAB 62 - Izin Suaminya.
63
BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64
BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65
BAB 65 - Mikhail VS Mama
66
BAB 66 - Real Kualat?
67
BAB 67 - Rumah Sakit
68
BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69
BAB 69 - Kanibal.
70
BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71
BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72
BAB 72 - Secuil Amarah
73
BAB 73 - Salah Curiga
74
BAB 74 - Kita Pindah!!
75
BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76
BAB 76 - Mikhail VS Zia
77
BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78
BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79
BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80
BAB 80 - Sama Saja
81
BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82
BAB 82 - Melihat Bidadari
83
BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84
BAB 84 - Real Benalu
85
BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86
BAB 86 - Suami Serba Guna.
87
BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88
BAB 88 - Jenguk Bayi
89
BAB 89 - Cari Obat Lain.
90
BAB 90 - Karma Malam-Malam
91
BAB 91 - Temui Dia
92
BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93
BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94
BAB 94 - Pesan Terakhir
95
BAB 95 - Tanggung Jawab
96
BAB 96 - Memang Malaikat
97
BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98
BAB 98 - You Are Different
99
BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100
BAB 100 - Mengganggu.
101
BAB 101 - Salah Taktik
102
BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103
BAB 103 - Panik Mode On
104
BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105
BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106
BAB 106 - Permintaan Jenny
107
BAB 107 - Usai
108
BAB 108 - Obat Yang Lain
109
BAB 109 - Welcome Baby Girl
110
BAB 110 - Perkara Azan
111
BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112
BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113
BAB 112 - Suamiable Sejati.
114
BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115
BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116
Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117
BAB 115 - Takdir Cinta
118
BAB 116 - Kerinduan
119
BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120
BAB 118 - Mama Anak Dua
121
BAB 119 - Pertemuan (END)
122
BONUS CHAPTER
123
BONUS CHAPTER II
124
Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125
BONUS CHAPTER III
126
BONUS CHAPTER IV
127
BONUS CHAPTER V
128
BONUS CHAPTER VI
129
BONUS CHAPTER VII
130
BONUS CHAPTER VIII
131
BONUS CHAPTER IX
132
THE LAST BONUS
133
Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!