BAB 11 - Liciknya Mikhail.

"Siapa? Zidan?" tanya Syakil sembari menikmati segelas lemon tea kesukaannya, pria itu penasaran sekali dengan hal-hal yang Zia alami.

"Hm ... Pak Weldi," jawab Zia singkat, tak ingin menjawab jujur pada Syakil kali ini.

Kembali meletakkan ponselnya di atas meja, meski suara Mikhail sempat membuat dadanya bergemuruh.

"Masih kerja? Memang nggak sibuk, Zi?"

Hubungan mereka memang cukup dekat, hanya sebatas teman biasa karena Syakil menyadari bahwa menggantikan Zidan tak semudah membalikkan telapak tangan.

"Sibuk sebenarnya, tapi kan harus, Syakil ... uang kuliahku gimana kalau ga kerja."

Syakil mengangguk mengerti, tak habis alasan dia mengagumi wanita ini. Cantik, baik dan juga mandiri, jika diizinkan dia ingin merasakan di posisi Zidan sekali saja.

Pembicaraan mereka mengalir begitu saja, Valenzia memang tidak membatasi siapapun untuk berteman dengannya. Meski demikian bukan berarti dia seterbuka itu terhadap apa yang tengah dia alami.

"Tapi pertanyaan aku tadi belum kamu jawab, Zi."

Dia masih penasaran, seorang Zia yang rajin dan dikenal sangat menghargai waktu tidak mungkin lepas dari tanggung jawab dan justru memilih menghabiskan waktu di luar sendirian seperti ini.

"Jawab yang mana?" Zia menjawab sedikit gugup, jantungnya tidak aman terutama ketika pandangan Syakil tertuju pada lehernya.

"Kamu kenapa bisa ada di sini? Kamu nggak mungkin pindah kost, dan juga jauh banget kalau cuma makan siang, Zia."

Jiwa detektif Syakil kian tajam saja, pertanyaan begini membuatnya berdebar tiba-tiba. Tatapan Syakil mengatakan dengan jelas ada kekhawatiran di sana.

Drrrt Drrrt

Belum sempat menjawab, Zia kembali terselamatkan. Notifikasi pesan masuk dan dari pria yang sama, Mikhail.

Dimana? Aku datang sekarang!!

Pemaksa, mungkin itu yang pas untuk mendefinisikan seorang Mikhail. Zia ragu sebenarnya, akan tetapi ancaman yang Mikhail sertakan membuatnya memilih patuh.

Dasar licik, bisa-bisanya dia mengancam Zia akan menyebarkan foto dirinya yang terlelap dalam pelukan pria itu. Tangannya mengepal dan Panas menjalar di dada Zia, Mikhail menggunakan cara itu untuk mengendalikan hidupnya.

Andai saja dia bangun lebih awal, tentu Mikhail tidak akan punya kesempatan untuk melakukan hal licik itu. Raut wajahnya berubah, cepat-cepat Valenzia hapus pesan dari Mikhail demi menghindari hal-hal yang tidak ingini nanti.

"Zi? Zia!!"

Syakil menepuk wajahnya pelan, sudah dia panggil sejak tadi namun ekspresi Zia masih sama, takut. Manik indah Valenzia memperlihatkan dengan jelas jika ada hal yang mengusik pikirannya.

"Kenapa, Zi? Jangan buat panik ... kenapa? Ada masalah?"

Zia hanya menggeleng pelan, dia bingung hendak menjelaskan apa. Jika sampai hal ini diketahui siapapun, yang malu tentu dirinya karena dengan nyata dia menyerahkan diri pada Mikhail.

"Tapi mata kamu bilang ada, Zia ... ada apa sebenarnya?"

"Enggak kok, kamu masih mau di sini?"

Dengan dada yang bergemuruh dan batinnya kini terasa tertekan. Di sisi lain dia ingin Syakil tetap berada bersamanya, tetapi akan lebih bahaya lagi jika Syakil melihat dengan mata kepalanya Zia ditemui pria selain Zidan.

"Kenapa kamu tanya begitu?" Syakil cukup sadar diri dan peka tentang apa yang terjadi, dia paham Zia sebenarnya berusaha membuatnya pergi.

"Zidan mau jemput, aku takut nanti dia mikirnya yang enggak-enggak."

Zia kembali berbohong, entah kenapa dia benar-benar malu jika sampai pria di hadapannya ini curiga. Dan Syakil dengan berat hati harus berlalu pergi, berusaha terlihat biasa saja padahal hatinya sedikit kecewa.

"Salam buat Zidan, udah lama nggak ketemu dia."

"Hm, nanti aku salamin," jawab Zia seadanya, senyum itu masih sempat dia berikan.

-

.

.

.

Brugh

"Ays, apa tidak punya mata?"

Mikhail buru-buru, beberapa saat lalu mobilnya baru saja tiba di tempat ini. Tanpa dikehendaki seseorang menabraknya dan ini membuatnya marah besar.

"Anda yang menab...."

"Ck, bocah ... kenapa di sini?"

Amarah yang tadInya membuncah kini terhenti kala dia menyadari siapa pria di depannya. Syakil membuang napas kasar setelah beberapa saat ucapannya terhenti.

"Kakak yang kenapa ada di sini."

Kebetulan yang sangat langka bagi Syakil, dua orang bertemu dengannya dan hal yang dipermasalahkan sama. Mikhail memasukan teleponnya ke saku celana dan menatap datar adiknya.

"Jam makan siang sudah selesai sejak tadi, kamu kenapa masih di luar? Mau aku minta Kenzo menendangmu dari kantornya?"

Sudah biasa sebenarnya, Mikhail mengatur hidupnya bahkan sejak sekolah menengah pertama. Dan kini dia sudah beranjak dewasa Mikhail tetap membatasi dirinya melebihi Ibra, sang papa.

"Cih, selalu mengancamku?"

"Hahaha kamu merasa terancam?" tanya Mikhail seraya mengacak rambut Syakil.

"Stop!! Aku bukan anak kecil lagi." Syakil menepis pelan tangan Mikhail, perlakuan seperti ini tidak lagi disukai.

"19 tahun! Kamu masih kecil, Syakil."

"Terserah!! Aku pergi, mataku sakit di sini." Syakil berlalu usai mengungkapkan kekesalannya pada Mikhail.

"Huft, kenapa bisa Mama punya anak seperti dia."

Sesaat kemudian dia berdecak kesal kala menyadari Syakil sudah membuang waktunya. Dia melupakan tujuan awal mendatangi tempat ini. Valenzia terlupakan beberapa saat lantaran pertemuan tak sengajanya bersama Syakil, adik kandungnya.

Pria itu melangkah panjang dengan sorot tajam mengelilingi tempat itu, mencari dimana wanita itu. Hingga, matanya menangkap wanita cantik yang duduk tak begitu jauh dari tempatnya berdiri.

Tidak ada pembicaraan, Valenzia enggan menyambut pria itu. Sementara Mikhail menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

"Siapa yang tadi bersamamu?"

Mikhail bertanya seraya duduk di hadapan Zia, menatapnya begitu lekat sementara Zia menyembunyikan wajahnya.

"Hei, aku bertanya ... kamu tuli, Zia?" tanya Mikhail mulai tak sabar.

"Temanku."

"Teman?" Keningnya mengkerut sesaat.

Valenzia tidak tertarik membahas siapa yang bersamanya. Mikhail juga tak berhak mencampuri kehidupan pribadinya.

"Hapus fotonya, Bapak jangan kurang ajar ya!"

Bukannya merasa takut, Mikhail hanya tersenyum tipis sembari sesekali menggosok hidungnya. Valenzia semakin yakin jika ada yang salah dengan otak Mikhail.

"Kamu pikir semudah itu?"

Licik sekali, Valenzia mengeraskan rahangnya. Senyum di wajah tanpa rasa bersalah Mikhail kembali melukai harga dirinya sebagai wanita.

"Anda mau apa sebenarnya? Perjanjian kita tidak begitu!! Saya sudah melakukan kewajiban saya, dan antara anda dan saya sudah tidak punya urusan lagi." Zia berucap lemah, dia takut mata itu akan menerkamnya dengan segera.

"Menurutmu sudah selesai? Sepertinya kau lupa poin ketiga perjanjian yang kita sepakati kemarin, Valenzia." Mikhail tertawa sumbang dan memperlihatkan betapa merdekanya dia saat ini.

Mangsanya jatuh dalam lubang yang dia ciptakan, tidak mungkin dia akan menemukan jalan keluar setelah ini. Zia menatapnya bingung, dan Mikhail merogoh ponselnya kemudian memperlihatkan kembali isi perjanjian yang dia tandatangani kemarin.

"Kamu bisa baca kan? Atau buta?" Mikhail tersenyum senang kala mata Zia membulat sempurna, bisa dipastikan Zia sangat-sangat menyesali keputusannya yang menandatangani surat itu tanpa membaca isinya lebih dulu.

Tbc

Kali ini Author baca rekomendasi cerita lagi buat temen minum kopi.

Terpopuler

Comments

Noer Hidayah

Noer Hidayah

mikhail bakal nyesel gk ya klo zia nglakuin itu buat berobat ortunya

2024-03-29

1

Teh Yen

Teh Yen

emng isinya apa yah ,, Zia jg knp tidak.membaca dulu surat perjanjian ya dari awal sih jd kejebak jg kan hadeuuh

2023-11-21

2

Sri Rahayu

Sri Rahayu

kmrn itu kamu salah wkt tanda tangan perjanjian dtk dibaca lbh dulu....skrg kamu terjebak dgn perangkap batman Mikhail licik....kamu akan jadi pemuas.hasrat dia lho 😱😱😱😇😇😇

2023-11-21

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Ganti Rugi
2 BAB 02 - Nego
3 BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4 BAB 04 - Sampai Kapan?
5 BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6 BAB 06 - Hampir Saja
7 BAB 07 - Jalan Tuhan?
8 BAB 08 - Kau Milikku
9 BAB 09 - Berbeda
10 BAB 10 - Sendiri
11 BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12 BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13 BAB 13 - Pemaksa
14 BAB 14 - Seperti Simpanan.
15 BAB 15 - Aneh
16 BAB 16 - Penguntit
17 BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18 BAB 18 - Sang Presdir
19 BAB 19 - Khianat Termanis
20 BAB 20 - Tidak Adil.
21 BAB 21 - Salah Prasangka
22 BAB 22 - Ikut!!
23 BAB 23 - Big Bos
24 BAB 24 - Ancaman
25 BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26 BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27 BAB 27 - Berakhir
28 BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29 BAB 29 - Terlambat
30 BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31 BAB 31 - Kembali Terulang
32 BAB 32 - Tentang Zia
33 BAB 33 - Menginginkan Dia
34 BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35 BAB 35 - Harapan
36 BAB 36 - Buang Harapanmu.
37 BAB 37 - Kembali (Lagi)
38 BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39 BAB 39 - Tanggung Jawab
40 BAB 40 - BUY 1 GET 1
41 BAB 41 - Bukan Salah Zia
42 BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43 BAB 43 - Malu
44 BAB 44 - Adab Tarzan.
45 BAB 45 - Selesai Meminta
46 BAB 46 - Menuju Sepasang
47 BAB 47 - Resmi Pasangan
48 BAB 48 - Bukan Pertama
49 BAB 49 - Sarapan.
50 BAB 50 - Perusak Suasana
51 BAB 51 - Permintaan
52 BAB 52 - Perang Batin
53 BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54 BAB 54 - Tidak Menyadari
55 BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56 BAB 56 - Jangan Merendah.
57 BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58 BAB 58 - Kacau Semuanya.
59 BAB 59 - Nekat
60 BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61 BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62 BAB 62 - Izin Suaminya.
63 BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64 BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65 BAB 65 - Mikhail VS Mama
66 BAB 66 - Real Kualat?
67 BAB 67 - Rumah Sakit
68 BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69 BAB 69 - Kanibal.
70 BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71 BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72 BAB 72 - Secuil Amarah
73 BAB 73 - Salah Curiga
74 BAB 74 - Kita Pindah!!
75 BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76 BAB 76 - Mikhail VS Zia
77 BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78 BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79 BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80 BAB 80 - Sama Saja
81 BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82 BAB 82 - Melihat Bidadari
83 BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84 BAB 84 - Real Benalu
85 BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86 BAB 86 - Suami Serba Guna.
87 BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88 BAB 88 - Jenguk Bayi
89 BAB 89 - Cari Obat Lain.
90 BAB 90 - Karma Malam-Malam
91 BAB 91 - Temui Dia
92 BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93 BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94 BAB 94 - Pesan Terakhir
95 BAB 95 - Tanggung Jawab
96 BAB 96 - Memang Malaikat
97 BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98 BAB 98 - You Are Different
99 BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100 BAB 100 - Mengganggu.
101 BAB 101 - Salah Taktik
102 BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103 BAB 103 - Panik Mode On
104 BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105 BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106 BAB 106 - Permintaan Jenny
107 BAB 107 - Usai
108 BAB 108 - Obat Yang Lain
109 BAB 109 - Welcome Baby Girl
110 BAB 110 - Perkara Azan
111 BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112 BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113 BAB 112 - Suamiable Sejati.
114 BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115 BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116 Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117 BAB 115 - Takdir Cinta
118 BAB 116 - Kerinduan
119 BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120 BAB 118 - Mama Anak Dua
121 BAB 119 - Pertemuan (END)
122 BONUS CHAPTER
123 BONUS CHAPTER II
124 Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125 BONUS CHAPTER III
126 BONUS CHAPTER IV
127 BONUS CHAPTER V
128 BONUS CHAPTER VI
129 BONUS CHAPTER VII
130 BONUS CHAPTER VIII
131 BONUS CHAPTER IX
132 THE LAST BONUS
133 Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita
Episodes

Updated 133 Episodes

1
BAB 01 - Ganti Rugi
2
BAB 02 - Nego
3
BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4
BAB 04 - Sampai Kapan?
5
BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6
BAB 06 - Hampir Saja
7
BAB 07 - Jalan Tuhan?
8
BAB 08 - Kau Milikku
9
BAB 09 - Berbeda
10
BAB 10 - Sendiri
11
BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12
BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13
BAB 13 - Pemaksa
14
BAB 14 - Seperti Simpanan.
15
BAB 15 - Aneh
16
BAB 16 - Penguntit
17
BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18
BAB 18 - Sang Presdir
19
BAB 19 - Khianat Termanis
20
BAB 20 - Tidak Adil.
21
BAB 21 - Salah Prasangka
22
BAB 22 - Ikut!!
23
BAB 23 - Big Bos
24
BAB 24 - Ancaman
25
BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26
BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27
BAB 27 - Berakhir
28
BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29
BAB 29 - Terlambat
30
BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31
BAB 31 - Kembali Terulang
32
BAB 32 - Tentang Zia
33
BAB 33 - Menginginkan Dia
34
BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35
BAB 35 - Harapan
36
BAB 36 - Buang Harapanmu.
37
BAB 37 - Kembali (Lagi)
38
BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39
BAB 39 - Tanggung Jawab
40
BAB 40 - BUY 1 GET 1
41
BAB 41 - Bukan Salah Zia
42
BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43
BAB 43 - Malu
44
BAB 44 - Adab Tarzan.
45
BAB 45 - Selesai Meminta
46
BAB 46 - Menuju Sepasang
47
BAB 47 - Resmi Pasangan
48
BAB 48 - Bukan Pertama
49
BAB 49 - Sarapan.
50
BAB 50 - Perusak Suasana
51
BAB 51 - Permintaan
52
BAB 52 - Perang Batin
53
BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54
BAB 54 - Tidak Menyadari
55
BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56
BAB 56 - Jangan Merendah.
57
BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58
BAB 58 - Kacau Semuanya.
59
BAB 59 - Nekat
60
BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61
BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62
BAB 62 - Izin Suaminya.
63
BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64
BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65
BAB 65 - Mikhail VS Mama
66
BAB 66 - Real Kualat?
67
BAB 67 - Rumah Sakit
68
BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69
BAB 69 - Kanibal.
70
BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71
BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72
BAB 72 - Secuil Amarah
73
BAB 73 - Salah Curiga
74
BAB 74 - Kita Pindah!!
75
BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76
BAB 76 - Mikhail VS Zia
77
BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78
BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79
BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80
BAB 80 - Sama Saja
81
BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82
BAB 82 - Melihat Bidadari
83
BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84
BAB 84 - Real Benalu
85
BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86
BAB 86 - Suami Serba Guna.
87
BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88
BAB 88 - Jenguk Bayi
89
BAB 89 - Cari Obat Lain.
90
BAB 90 - Karma Malam-Malam
91
BAB 91 - Temui Dia
92
BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93
BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94
BAB 94 - Pesan Terakhir
95
BAB 95 - Tanggung Jawab
96
BAB 96 - Memang Malaikat
97
BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98
BAB 98 - You Are Different
99
BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100
BAB 100 - Mengganggu.
101
BAB 101 - Salah Taktik
102
BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103
BAB 103 - Panik Mode On
104
BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105
BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106
BAB 106 - Permintaan Jenny
107
BAB 107 - Usai
108
BAB 108 - Obat Yang Lain
109
BAB 109 - Welcome Baby Girl
110
BAB 110 - Perkara Azan
111
BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112
BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113
BAB 112 - Suamiable Sejati.
114
BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115
BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116
Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117
BAB 115 - Takdir Cinta
118
BAB 116 - Kerinduan
119
BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120
BAB 118 - Mama Anak Dua
121
BAB 119 - Pertemuan (END)
122
BONUS CHAPTER
123
BONUS CHAPTER II
124
Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125
BONUS CHAPTER III
126
BONUS CHAPTER IV
127
BONUS CHAPTER V
128
BONUS CHAPTER VI
129
BONUS CHAPTER VII
130
BONUS CHAPTER VIII
131
BONUS CHAPTER IX
132
THE LAST BONUS
133
Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!