Setelah selesai makan malam, mengajak Syakira masuk ke dalam kamar, dengan alasan nya lelah. Niat nya ingin membawa wanita itu langsung ke kota nya dia urungkan karna Davvien dan keluarga nya tidak mengizinkan. Mereka meminta agar besok hari mereka baru terbang ke sana.
"Apa tidak sebaiknya kamu menetap di sini saja, Nak? Papa juga punya perusahaan yang lain di sini?" tanya Davvien pada menantu nya itu.
"Kalau di izinkan, saya ingin mengajak Syakira untuk tinggal di sana, karna di sana saya juga harus mengurus perusahaan Papa saya, Pa!" tolak Syakir dengan sopan. Padahal dalam hati nya sudah berbagai sumpah serapah dia lontarkan untuk mertuanya itu.
Davvien menarik nafas panjangnya "Huf ... Baiklah, tapi kamu harus berjanji untuk menjaga putri kami dengan baik!" seru Davvien hampir seperti meminta.
Keluarga lainnya hanya diam melihat mertua dan menantu sedang bernegosiasi tentang tempat tinggal. Syakira hanya diam, hati nya sungguh sangat berat karna barus berpisah dengan keluarga yang penuh kehangatan itu.
Vera mengelus lembut lengan sang suami, dia tau ayah tiga anak ini pasti sangat berat melepaskan putri kesayangannya, tapi mau bagaimana lagi, sekarang ini Syakira sudah menjadi tanggung jawab, Alif. Suami dari putri semata wayang mereka.
Selesai berbincang, semua ingin masuk ke dalam kamar. Karna mengingat Syakira akan di bawa oleh suaminya esok hari, semua keluarga memilih untuk pulang ke mansion Wilmar.
"Nak, bawa masuk suami mu ke dalam kamar!" seru Ny. Andin pada cucunya.
"Baik, Oma!"
"Ekhem, ada yang malam pertama nih," celetuk Fadlan tanpa rasa malu, hingga semua mata tertuju padanya.
"Jangan keras-keras kak, kamar kita bersebalahan soalnya, aku tidak sanggup mendengar nya. Atau Kakak aktif kan kedap suara, agar aku bisa tidur nyenyak." lanjut nya lagi.
Syakira langsung melotot mendengar penuturan adik bungsu nya itu "Papa ... Lihat dia," rengek Syakira pada lelaki hebat nya itu.
"Fadlan ... Kamu selalu mengganggu kakak kamu, kamu tidak boleh bicara seperti itu, malu dengan usia mu." tegur Davvien.
"Iya iya, dia memang putri mu!" timpal Fadlan ketus. Para keluarga hanya menggeleng, akan tetapi Ny. Andin dan Tn. Andre malah terkekeh geli mendengar penuturan sang cucu.
"Dasar bocah, lain kali harus kamu saring dulu jika mau bicara" cerocos Tn. Andre. Para anggota keluarga langsung melangkah masuk, tinggallah Syakira, Alif, Fadlan dan Syakir.
"Dasar tukang ngadu." cibir Fadlan pada kakak perempuan nya, akan tetapi Syakir langsung menoyor kepalanya, meski tanpa bersuara, akan tetapi lelaki yang seumuran dengan Syakira menatap adiknya dengan begitu tajam. Hingga membuat Fadlan merinding.
"Aku tau kalian lahir hampir berbarengan, di sini hanya aku yang tak di anggap," lirih nya membuat nada seolah bersedih. Dia langsung melangkah dari hadapan kakak-kakak nya itu.
Syakira tersenyum menang, tak lupa menjulurkan lidahnya pada adik bungsunya itu, memang setiap Fadlan mengganggu nya, Papa dan Kakak nya selalu memarahi Fadlan.
"Bawa suamimu masuk, Kakak permisi." Syakira mengangguk, dia langsung mengajak Alif yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara kakak dan adik yang saling mengejek akan tetapi juga saling menyayangi.
"Sebentar lagi senyuman yang terukir di bibir mu akan terganti dengan air mata yang tak berkesudahan." batin Alif dengan keyakinan penuh.
"Mas, ayo masuk! Kamu pasti sangat lelah!" ajak Syakira sambil menggandeng lengan kekar sang suami.
Alif tersenyum, kemudian mengangguk, mereka pun melangkah masuk ke dalam kamar yang sudah di persiapkan.
.
.
.
.
~Bersambung.
...Tuhkan, ada aja yang jahil. Fadlan, jangan sampai kamu gangguin malam pertama Kakak kamu, aku lempar sendal jepit ini....
...Jangan lupa Like komen dan juga Vote kakak ku sayang. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Makasih Kak...
2022-09-19
0
Muthi'ah
semangat thor
2022-09-03
0
Safa
kita lihat saja, siapa yang akan menangis darah
2022-08-08
0