FAKE NERD
"Iya, bagus. Sedikit senyum ... yap! Begitu."
Queen mengikuti instruksi yang diarahkan fotografer, ini adalah sesi foto terakhirnya untuk hari ini. Cukup melelahkan kerena sudah lebih satu jam Queen berada di dalam ruangan, apalagi dirinya hanya beberapa kali duduk saja. Namun, Queen menjalankannya dengan enjoy.
Crek!
Tarikan nafas lega keluar begitu saja dari bibirnya saat sang fotografer memberi isyarat, Queen menatap hasil foto yang diperlihatkan padanya. Sangat bagus, semua sangat kontras apalagi dirinya yang juga tampak cantik di foto menambah kesan estetis pada foto tersebut.
"Good, hasil foto-fotomu tidak pernah mengecewakan, Queen," puji sang fotografer pada Queen, ia sedikit tersenyum kerena hasil fotonya disukai oleh sang fotografer.
"Ini juga berkat sang fotografernya terlalu hebat, makanya semua hasil foto-foto bagus," puji Queen balik, mendapatkan senyuman dari sang fotografer.
Tang!
"Ah, kamu bisa aja. Ini juga kerena orang yang aku foto cantik makanya hasil fotoku ikutan jadi sempurna." Asik, aksi puji memuji membuat seseorang yang berada di dekat mereka jengah, dia adalah asisten Queen.
Nia sudah agak lama mendengar bualan kedua manusia di depan matanya ini, dia harus segera memberhentikan sebelum aksi pembualan tersebut semakin berlanjut.
"Sudah, kau harus segera pulang atau kau akan mendapatkan masalah," kata Nia mengingatkan Queen.
Queen menepuk jidatnya, sekarang sudah pukul setengah sepulu seharunya Queen sudah ada di rumah. Untung saja Nia asistennya mengingatkan kalau tidak Queen masih saja bercanda dengan fotografernya, memang pemuda ini selalu saja membuat Queen lupa akan waktu. Dan, lagi-lagi Queen harus bersyukur memiliki asisten seperti Nia, asisten yang sudah seperti saudara bagi Queen.
Queen mengambil ponsel, dan benar saja banyak bangat SMS serta telpon yang tidak terjawab. Ini alarm bahaya untuk Queen, kalau mamanya sudah menelepon berarti sudah gawat baginya. Queen memasukan ponselnya kembali ke dalam tas.
"Terima kasih Kak untuk hari ini, ehm ... aku harus segera pulang," kata Queen pada sang fotografer. Hanya mendapatkan anggukan kecil dari fotografer tersebut.
"Selamat sampai tujuan Queen!" teriak sang fotografer saat Queen berjalan cepat bersama asistennya, Queen mengangkat jempol sebagai jawaban.
"Besok kau memiliki jadwal jam 10, jangan sampai lupa," kata asistennya mengingatkan Queen, ia hanya mengangguk saja.
Pikiran Queen berkecamuk, semoga saja mamanya tidak marah padanya nanti. Pasalnya Mama meminta Queen membelikan sesuatu ke Supermarket, dan Queen belum juga kembali setelah pergi beberapa jam. Semoga saja hari ini keberuntungan untuknya, beruntung mamanya barang kali sudah tidur pulas.
***
"Dek itu masam nanti asam lambung kamu kambuh lagi."
Suara itu menghentikan langkah Queen untuk menaiki undukan tangga, matanya berkelana ke sana ke mari. Mata Queen tertuju pada sofa dekat televisi, di sana ada abangnya Alvano, Albani, dan Lisa. Di mana posisi Albani sedang menahan tangan Lisa yang ingin mengambil makanan dari piringnya, sedangkan Alvano hanya tertuju pada televisi yang menyiarkan film kesukaannya.
Sebenarnya tadi Queen ingin segera masuk ke dalam kamar berhubungan mamanya tidak terlihat atau menunggunya pulang, ah ... Queen lupa apa pentingnya Mama menunggu Queen pulang? Queen menatap nanar interaksi Adik dan Abang itu, bahkan mereka tidak sedikitpun cemas padanya kerena belum pulang jam segini.
Ingat kamu bukan siapa-siapa, Queen!
Batin Queen mencoba untuk mengacuhkan, melangkah menaiki tangga adalah jalan yang terbaik. Beberapa undukan tangga harus Queen lewati bersamaan dengan suara Albani yang masih terdengar, dan suara Lisa yang merengek jijik. Ingin sekali ia meneriaki mereka agar tidak membuat keributan, andai itu Queen yang dikenal semua orang pasti sudah dilakukan, sayangnya sekarang yang ada di sini Queen sang cupu.
Sebelum memasuki kamar Queen menyempatkan diri menatap kembali ke bawah, kerena letak kamar Queen tepat setelah tangga berakhir, yang berarti masih bisa untuk ia melihat keruang keluarga. "Cih, dipikir merdu ? Suara kayak kaleng rombeng sok-sok ngeregek," sindir Queen tanpa siapapun yang mendengar, lalu menghilang di telan pintu.
Nggak guna juga dia harus meratapi nasibnya, mending Queen stalking cowok yang sekarang ia taksir. Setelah membaringkan tubuh Queen mengambil ponselnya kemudian membuka aplikasi Instagram.
"Lu kalau nggak bisa dimiliki jangan cakep-cakep amat, 'kan hati gue yang repot," omel Queen pada foto pertama di beranda sang cowok.
Queen menarik jarinya semakin ke bawah, menampilkan foto sang cowok yang berada di rooftop sekolah mereka. Cowok tersebut bergaya sangat keren, rambut yang menutup mata dan posisi menyandar pada tembok yang sangat cool. Queen mengigit kuku jarinya saking tidak bisa menahan pemandangan indah yang berada di posenya.
"Nah kan tanpa cakep lagi, kan udah gue bilang jangan cakep-cakep kalau gak bisa dimiliki. Ah ... gue tahu! Jangan-jangan lu mau gue milikin makanya kasih kode dengan tambah cakep terus?" Queen sudah seperti orang gila yang terlampau halu, bahkan sekarang posenya sudah berpindah ke pelukannya. "Tunggu! Masalahnya sekarang lu mau nggak sama gue ?" tanya Queen mulai lesu, baru saja diterbangkan tinggi sekarang dia harus menerima kenyataan yang ada.
Masa bodoh!
Queen mengelus-elus pipi sang cowok berharap benar-benar sedang mengelus pipi cowok pujaannya itu, sungguh disayangkan tangannya tanpa sadar menyukai foto tersebut. Kepanikan segera dimulai, Queen kembali menekan foto tersebut berharap tidak masuk notifikasi pada ig sang cowok.
'Queen bodoh! Kenapa pakai acara kepencet segala. Bikin malu aja,' batin Queen merutuki kesalahannya.
Semoga calon suami gua gak tahu.
__
Foto yang dilike Queen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Upin Ipin
maaf baru bisa mampir ,tetep semangat ya
2022-08-23
0
Lina Zascia Amandia
Hai Kak sy kasih like n Fav sbg dukungan pertama sy untuk karya Kakak.... Feedback ya....
2022-08-07
0
E-ghost QwQ
iya
2022-08-04
0