Chade pulang ke mansion Volstaire dengan terus tersenyum, dia berbaring di kamarnya dengan memandangi bra Sheria.
"Aku tidak akan pernah mencucinya supaya aku merasa Sheria ada selalu bersamaku," gumamnya.
Tak lama kamarnya diketuk oleh Juvel, ibu muda itu ingin masuk ke kamar Chade untuk memeriksa keadaan adik angkat suaminya itu.
Buru-buru Chade menyembunyikan bra Sheria, dia takut dikira mempunyai kelainan.
"Masuk!" seru Chade saat sudah berhasil menyembunyikan bra itu.
Juvel masuk dan duduk di samping ranjang Chade. "Bagaimana acara kelulusan sekolah tadi?" tanyanya.
"Padahal kami mengusahakan datang ke acara kelulusanmu setelah acara kelulusan Ares selesai ternyata waktunya memang tidak sempat, aku dengar kau juga menghabiskan waktu dengan Sheria!"
Chade tersenyum miring. "Tidak apa-apa, Ares dan Athena adalah paling utama jadi tidak usah khawatir!"
Mungkin Chade tidak bermaksud menyinggung Juvel tapi Juvel sendiri merasa jika Chade tengah memberikan tamparan kecil untuknya. Chade dari kecil memang kekurangan kasih sayang apalagi selama ini dia begitu sibuk mengurus Ares dan Athena sementara Keiner sendiri sibuk dengan urusan kantor.
"Sebelum kau ke asrama, kita adakan pesta keluarga," ucap Juvel sambil mengelus rambut pemuda itu.
Chade hanya diam karena merasa pesta itu ditujukan untuk merayakan keluarnya dia dari mansion Volstaire. Chade tidak tahu kalau selama ini Keiner telah merancang masa depan untuknya.
Setelah kematian Clara -- ibu dari Chade. Keiner merasa bertanggung jawab penuh dengan pemuda itu apalagi ayah kandung Chade di penjara seumur hidupnya. Sebelum pindah ke penjara bawah tanah, Chade sering menemui ayahnya -- Dylan.
Tapi semenjak Dylan dipindah ke penjara bawah tanah, Chade tidak pernah bertemu karena tidak ada yang boleh mengunjungi kriminal kelas kakap di sana.
Wajar saja Chade merasa kesepian dan merasa tersisih di keluarga Volstaire. Padahal Juvel maupun Keiner tidak pernah menganggap Chade orang lain.
"Ya sudah beristirahatlah!" ucap Juvel berlalu keluar dari kamar Chade.
Juvel ke dapur dahulu membuatkan teh herbal untuk suaminya kemudian menyusul Keiner ke ruang kerjanya.
"Sudah malam, Babe. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu besok!" tegur Juvel sambil menaruh teh herbal buatannya di meja.
Keiner mengalihkan atensinya sejenak sambil tersenyum menatap istrinya kemudian dia menatap layar komputernya lagi.
"Aku tidak menyangka Chade sudah lulus sekolah menengah dan Ares lulus sekolah dasar, rasanya pensiun sudah di depan mata!" ungkap Keiner.
"Aku harus mempersiapkan semua dari sekarang, Babe. Aku mau hidup mereka semua terjamin," tambahnya.
Juvel mendekat dan memeluk Keiner dari belakang. "Aku tahu selama ini kau memikirkan masa depan mereka tapi cobalah lebih peka terhadap Chade! Dia juga butuh kasih sayang kakaknya bukan hanya materi!"
"Mentalnya sudah terguncang sejak kecil, jangan bandingan mental Chade dengan Ares atau Athena yang hidupnya sudah berlimpah kasih sayang dari bayi!"
Keiner mendengus karena memang dia tidak bisa mengungkapkan kasih sayangnya secara gamblang tapi selama ini dia selalu mengamati perkembangan Chade. Makanya dia sering memerintahkan Lucas untuk bersama pemuda itu.
"Sebelum Chade ke asrama katakan sesuatu yang membuatnya tidak merasa dikucilkan!" pinta Juvel.
"Aku akan mencobanya, kau tahu sendiri aku tidak pandai mengungkapkan perasaanku!" sahut Keiner.
"Benarkah?" Juvel mulai meraba dada Keiner. Dia kemudian naik ke meja tepat di hadapan suaminya. "Bagaimana caramu mengungkapkan ini?"
Juvel bertanya sambil membuka jubah yang dia pakai. Ada lingerie seksi yang dia pakai di dalam jubah itu.
"Bayangkan tubuhku saja saat kau mengungkapkan perasaanmu pada Chade!"
Keiner menelan ludahnya beberapa kali. "Itu konteks yang berbeda, Babe!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Cipika Cipiki
kenapa pikiran Chade selalu negatif 😦
2024-09-26
0
HNF G
gak gitu juga kali beyb cara kerjanya 😅😅😅😅
2023-06-04
0
Alexandra Juliana
Jgn berasumsi sendiri ntar malah jadi salah paham Chade..
2023-02-16
0