Setelah pesawat landing, seorang gadis berhijab dengan kacamata hitam bertengger di kepalanya keluar dari pesawat. wajahnya yang tersapu angin terlihat sangat menawan. apalagi ketika dia membenarkan hijabnya yang juga sedikit berantakan karena terkena angin.
INCHE** AIRPORT
Dia memperhatikan sekelilingnya yang ramai orang berlalu lalang. setelah mengambil kopernya dia pun berjalan pelan sambil memainkan ponselnya. beberapa saat kemudian dia sudah sampai di tepi jalan raya dan disana sudah ada mobil yang menunggunya. ya itu taksi yang dia pesan melalui aplikasi.
Sera POV
Aku bersyukur dalam hati karena bisa sampai di sini dalam kondisi sehat dan selamya. saat penerbangan tadi ada sedikit kendala pada pesawat yang aku naiki. semua orang panik begitupun juga aku tapi itu tak berlangsung lama karena mereka sangat gesit dalam bertindak.
Ku pandangi kaca jendela mobil yang memperlihatkan pemandangan kota yang terlihat sangat indah. aku baru pertama kali ke negara KS tapi rasanya seperti sudah sangat lama disini mungkin itu terjadi karena ini adalah salah satu negara yang sangat ingin aku kunjungi.
Tiba-tiba ponselku berdering dan tertera nama sahabatku Lana di ponselku. ah iya aku lupa mengabari mereka jika aku sudah berada di negara KS.
"seraaa lu kemana aja sih dua hari ngga ada kabar sama sekali gue cemas tau ngga." ku jauhkan ponselku karena suara Lana sangat melengking dan membuat telingaku sakit.
"*sorry gue k*upa ngabarin kalian haha sekarang gue sedang di KS." jawabku yang membuat dua suara berteriak secara bersamaan di seberang telepon.
"Lu beneran ke sana ser? kapan aaaaakhhh lu ini kenapa ngga bilang sama kita hah apa lu masih nganggep gue sama Lana sahabat lu." ya rupanya mereka benar-benar marah padaku haha
"iya iya gue tau gue salah tapi gue ngga ngerencanain sebelumnya. ini di luar kepala gue. gue iseng aja kemarin buka saldo gue dan ternyata lumayan cukup jadi gue ya langsung buat pasport dan beli tiket pesawat." jawabku yang mungkin jika aku bicara di depan mereka aku sudah habis kerena kemarahan mereka.
"Ahh lu ngga asyik ser. gue juga pengen kesana tapi duit gue habis buat jajan."
"Ya lu tinggal minta aja sama om Bagus kan beres tuh."
"Mata lu Soak hah bisa bisa gue ngga di kasih uang jajan lagi.";
"Terus lu pulang kapan ser. jangan lama-lama disana atau duit lu bakal habis." timpal Lana yang membuat ku menghembuskan nafasnya.
"mungkin 3 atau 4 harian lah aku juga ingin ke beberapa tempat dulu. sudahlah nanti kita telepon lagi aku sangat capek asal lu tau." Ucapku dengan menutup telepon sepihak.
Kini aku sudah sampai di depan hotel yang ku pesan saat aku masih berada di negara kelahiran ku. salah satu hotel yang letaknya dekat dengan perusahaan Hyeb* Ins****. aku sengaja memesan hotel yang dekat karena itu juga akan mempercepat perjalanan untuk sampai ke sana saat aku akan menemui mereka.
Aku langsung saja masuk dan menuju ke kamarku yang berada di lantai 3. ku lemparkan tubuhku ke ranjang empuk dan memejamkan mata sebentar.
"Rasanya seperti mimpi benar-benar seperti mimpi. dulu gue cuma berangan-angan saja untuk bisa pergi kesini mengingat siapa gue dan ya yang paling penting gue ngga ada duit."
Aku lepaskan hijab ku dan beralih ke jendela. pemandangan sore di kota Yongs** sangatlah indah dan benar-benar memanjakan mata. ku buka jendela dan ku nikmati angin sejuk yang langsung menyerbu wajahku. ku ambil ponselku dan seperti biasa aku harus mengabadikan momen-momen ku dimana pun dan kapanpun walaupun pada akhirnya aku yang menghapusnya sendiri.
Tiba-tiba aku memikirkan membawakan makanan atau camilan yang khas negara asal ku untuk ku kenalkan pada mereka terutama orang yang menjadi support system ku dulu sampai sekarang.
"Permisi apakah disini ada semacam dapur kecil?" aku bertanya pada resepsionis menggunakan bahasa K....
"Ada nona. ada yang bisa saya bantu?" jawab resepsionis itu dengan ramahnya.
"Aku tidak tahu apakah akan di izinkan atau tidak , bolehkah besok aku memasak sebentar hanya sebentar karena aku ingin membawakan makanan untuk temanku." kataku dengan agak ragu dan seperti dugaan ku resepsionis itu seperti keberatan dengan permintaan ku karena tidak sembarang orang bisa pergi ke dapur yang ada di hotel tempatku menginap sekarang.
"Bukankan lebih simpel beli saja nona. " kata resepsionis itu dengan senyum ramahnya.
"Disini tidak ada yang menjualnya. aku mohon kali ini saja aku berjanji akan membuat lebih untuk pegawai disini." aku terus memohon yang akhirnya membuat resepsionis itu menelepon atasnya dan berbicara sebentar.
Aku kegirangan ketika resepsionis itu mengiyakan permintaanku. aku bergegas membeli semua bahan-bahan untuk berperang pagi buta.
Aku berjalan kaki untuk sampai ke minimarket walaupun jaraknya cukup jauh tapi aku ingin menikmati bagaimana rasanya berjalan di tanah yang berbeda. .
Suasana malam itu terasa dingin sekali tapi orang-orang masih ramai beraktifitas, apalagi pasangan muda di negara KS membuatku iri saja.
"Totalnya 37W. terimakasih atas kunjungan anda nona."
Aku membeli dua bungkus tepung ketan, kelapa, pewarna makanan, gula merah serta bungkus berbentuk kotak kecil dan tusuk gigi.
Brughhh...
"Ahh maaf nona saya tidak sengaja karena sedang terburu-buru. saya sungguh minta maaf." ucap seorang laki-laki bertubuh tinggi ketika tak sengaja menabrak ku sehingga belanjaan kami pun jatuh.
"Tidak masalah tuan saya yang tidak melihat tadi. saya minta maaf." aku membereskan belanjaan ku dan membantu laki-laki itu karena belanjaannya jauh lebih banyak dariku.
"Baiklah terimakasih dan sekali saya minta maaf permisi." ucapnya lagi dengan menundukkan kepalanya Beberapa kali kemudian pergi meninggalkan ku dengan langkah yang terburu-buru.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum dan terus memperhatikan punggung lelaki itulah sampai tak terlihat.
Saat melihat laki-laki itu sepertinya aku merasa familiar dengan suaranya dan cara bicaranya apalagi dengan postur tubuh yang sama membuat ku berfikir jika itu adalah dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments