Sibuk

Sudah 2 hari berlalu dari perencanaan. Tidak terasa, besok pesta pernikahannya akan segera di laksanakan.

Aurora sama sekali belum melihat batang hidung, calon suaminya. Saat rapat keluarga berlangsung pun dia tidak ikut hadir, dengan alasan ingin menyelesaikan tugas kantor sebelum acara pernikahan berlangsung.

Dia tidak tau apakah alasan calon suaminya itu benar adanya atau cuman ingin menghindari Aurora semata.

Kalau memang ingin menghindar kenapa tidak sekalian saja perjodohannya dibatalkan. Toh, Aurora pasti akan sangat sangat berterimakasih jika itu benar terjadi khayal Aurora.

"Dia juga tidak mengantarku untuk memilih gaun pernikahan, memilih dekor pesta. Tapi masih mau menerima perjodohan ini" racau Aurora.

Bagaimana Aurora tidak kesal. Dia sudah cuti syuting beberapa hari hanya untuk mengurus segala persiapan pernikahannya. Sedangkan, pria yang akan menikahinya masih sibuk bekerja tanpa memperdulikan pesta yang akan segera berlangsung.

Memberhentikan lamunannya, Aurora berinisiatif mengajak sahabatnya yaitu Dina untuk pergi shoping ke mall dan ternyata Dina mengiyakan ajakannya melalui pesan yang dikirimkan Aurora.

Aurora bergegas bersiap siap untuk pergi ke mall. Dia memoles wajahnya dengan riasan yang sangat tipis tapi tidak mengurangi kecantikan yang ada di wajahnya. Selesai bersiap siap dia segera menghampiri Dina.

🖤🖤🖤

Kun kali ini, tengah sibuk dengan berkas berkas dihadapannya, Bagaimana tidak, dia sudah lembur 2 hari ini hendak menyelesaikan pekerjaannya yang sangat menumpuk. Dia tidak ingin semangkin pusing jika harus membiarkan pekerjaannya bertumpuk setelah acara pernikahannya selesai diadakan.

Draatttt.......................(Sebuah notif pesan masuk)

***pesan*: Ayah

pergilah kerumah calon istrimu nanti malam, kau belum sama sekali bertemu dengannya**.

Itulah notif pesan yang dikirimkan ayahnya.

"Huh" dengusnya sambil merebahkan diri nya di punggung kursi.

BRAK...

(Pintu Terbuka dengan kasar)

Membuat Kun terkejut dan segera bangkit dari sandarannya.

Dengan tatapan dingin, dia menatap seorang pria yang membuka pintu tanpa permisi. Ternyata dia adalah Alexsander sahabat kun yang sudah lama ini berada di China.

"Alex!" ucap Kun terkejut.

Bagaimana Kun merasa tidak terkejut karena sudah lama sejak tamat SMA mereka berpisah dan Alex pun hilang seperti tenggelam didasar laut dan kali ini muncul seperti hantu yang sedang gentayangan saja.

"Wah, ternyata tuan muda kita yang satu ini tidak lupa dengan sahabat lamanya" goda Alexsander.

"Cih...kenapa kamu tiba tiba kembali mengagetkan saja" umpat kun pelan.

"Jangan gitu dong, aku dateng sini jauh jauh cuman mau menyaksikan si raja dingin besok menikah" sambil terkekeh Alex menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Pulanglah...aku tidak membutuhkanmu untuk hadir besok" balas kun.

"Shit dasar..." umpat alex melihat wajah kun yang nampak tidak senang di singgung masalah pernikahan.

"Apakah pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Alex

"Aku ingin mengajakmu pergi bersenang senang sambil melepas masa lajang mu hari ini" tawar Alex kepada Kun yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Aku sibuk hari ini lain kali saja" tolak kun.

Mengingat pesan ayahnya yang menyuruh dia pergi kerumah calon istrinya, jadi mau tidak mau dia harus menolak ajakan Alexsander.

"Ayolah sobat" desak Alexsander tetap.

"Lain kali saja aku sangat sibuk hari ini tidak ada waktu" tolak nya lagi

"Hari ini aku harus menyelesaikan pekerjaan ku dan nanti malam aku harus pergi kerumah calon istriku jadi mengertilah!" tegas kun.

Melihat sahabatnya menjelaskan panjang lebar, Alex pun terkekeh karena sejak kapan sahabatnya ini mulai belajar bicara panjang lebar. Biasanya saja, jika dia menolak hanya kata hmm...yang keluar dari mulutnya.

"Baiklah baiklah...lain kali saja." tanda Alex mengalah.

"Sudahlah aku pergi dulu. Selesaikan saja pekerjaanmu toh nanti malam harus bertemu dengan calon istri tercintamu inga, jangan terlalu dingin" Seringai Alex kembali menggoda sahabatnya.

"Cih" balas kun.

Alex pun pergi meninggalkan kun yang tadinya mendapati penolakan bersenang senang darinya.

18.30

Kun melirik jam yang melingkar ditangannya. Seharian sudah dia menyelesaikan pekerjaannya. Penat terasa menjalar di seluruh tubuh ingin sekali dia pulang kerumah untuk sekedar merebahkan diri.

Tapi, ini sudah perintah dari ayahnya bahwa hari ini dia harus menemui calon istrinya berhubung besok merupakan hari pernikahannya.

..................

Aurora terlihat ceria dengan belanjaan yang sedang dibawanya. Memang berbelanja adalah pilihan wanita yang tepat jika sedang banyak masalah dibuktikan dengan wajah Aurora yang tadinya muram sekarang telah berubah menjadi ceria.

"Wah calon penganten baru banyak amat belanja nya, pasti beli lingeria buat malam pertama ya?" goda Dina sambil menunjuk belanjaan Aurora.

"Eh...sok tau kamu memang nya aku peduli dengan malam pertama" Sahut Aurora ketus.

"Um...jangan ketus gitu dong jawabnya" ucap Dina sambil terkekeh mendapati wajah temannya yang langsung berubah menjadi kesal.

"Ngomong ngomong katanya, calon suami kamu itu presdir ya Ra" tanya Dina.

"Kata nya sih gitu tapi belum tau pastilah, aku aja enggak kenal tampang nya seperti apa" Jawab Aurora.

"Buset ngeri amat ya, dengan tampang calon suami sendiri aja kamu enggak kenal bagaimana kalo jelek Ra, haduh malang banget nasib kamu nantinya" Dina memasang raut khawatir.

"Shut.....amit amit deh" balas Aurora.

Kekwatiran pun muncul diwajah Aurora. Dia takut apa yang dikatakan sahabatnya Dina itu benar, jika memang calon suaminya itu tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Apalagi mengingat dia sedang dijodohkan. Hati Aurora semangkin gusar.

"Aurora" ucap Dina, mencoba menyadarkan Aurora yang melamun.

"Hah" jawab Aurora dengan nada terkejut.

"Kok bengong" tanya dina, melihat wajah sahabatnya yang nampak tak tenang.

"Tidak apa apa kok, aku cuman kecapekan aja. Lebih baik kita segera pulang aku mau istrirahat lagi pula besok acara pernikahan akan segera dimulai" Jawab Aurora dengan nada tampak menyerah dengan apa yang akan dilalui nya besok.

Mendengar apa yang di ucapkan Aurora, Dina hanya dapat mengiyakan. Mereka pun berjalan menuju tempat parkir mobil. Sesekali dia melirik wajah Aurora, kasian batinnya. Tidak dapat dibayangkan jika dia yang berada di posisi Aurora pasti apa yang di rasakan Aurora akan dirasakannya juga saat ini. Apalagi jika menjalani perjodohan tanpa cinta.

Dina tau benar jika selama ini sahabat nya itu diam diam telah menyukai orang lain. Sosok pria yang dia cintai dari duduk dibangku SMA. Oleh karena itu sampai sekarang dia masih menunggu kedatangan orang yang dia cintai itu dari sekian lamanya menghilang.

Tapi sepertinya dia harus melupakan kenangan lamanya karena saat ini dia harus menerima dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal.

Aurora kerap kali menghela napas, dia sudah tidak sanggup untuk sekedar menemui hari besok. Pikirannya sekarang sangat benar benar kacau apalagi mengingat perkataan sahabatnya.

**Bersambung...

💣💣💣💣💣

Hai reader tercinta,selalu pantauin ya ceritanya dan jangan lupa buat selalu ngasih like+rate+vote+dan sarannya ditunggu💕✍🏻**

Terpopuler

Comments

Sriwati Ika Febriana

Sriwati Ika Febriana

lanjut lagi

2021-07-31

0

Priska Anita

Priska Anita

Nice story 💜

2020-08-26

1

Yhu Nitha

Yhu Nitha

salam dri SIRF TUM🤗

2020-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!