Rencana Pesta Pernikahan

Aurora hanya terdiam saat ayahnya membicarakan rencana pesta pernikahan dihadapannya. Menurut Aurora sendiri, ini sangat terlalu cepat. Dia masih perlu menenangkan dirinya dari syok perjodohan dan kali ini ditambah dengan rencana pesta pernikahan yang sedang diperbincangkan ayahnya sendiri dengan begitu mudahnya.

Dia tau hal ini merupakan bentuk balas budi keluarganya kepada keluarga calon suaminya yang telah memulihkan kondisi keuangan perusahaan mereka.

Apakah tidak ada cara lain selain melakukan perjodohan gila yang ayahnya putuskan sekarang ini. Ini namanya menjual anak sendiri demi kekayaan pikirnya.

Pikiran Aurora sangat kacau kali ini. Jauh dalam hatinya dia masih ingin bersenang senang dengan kehidupan yang menurutnya sangat sempurnya ini.

Dia tidak bisa menolak, hanya kata iya yang dapat ia lontarkan. Biarpun jika dia harus menolak dengan sangat keras.

Aurora berusaha untuk mencoba mengimbangin semua pikiran negatifnya dengan hal-hal positif.

Mungkin sudah saatnya dia mulai belajar berbakti kepada ayah dan keluarganya terhadap kemewahan yang sudah diberikan orang tuanya ini sedari kecil.

Masih dengan perbincangan yang membosankan Menurutnya, ingin sekali Aurora beranjak dari tempat ini. Toh, orang tuanya pun pasti tau bahwa Aurora tidak mungkin menolak perjodohan ini.

"menyebalkan" Gumamnya kesal. Serai mengepalkan tangan. Menahan rasa bosan yang berkecambuk di seluruh tubuh.

Aurora tiba-tiba berdiri. Membuat para penghuni diruangan tersebut yang ikut berbincang heran.

"Mau kemana Aurora? kita belum selesai membicarakan rencana pernikahan kamu!" dengan nada keheranan.

Aurora sama sekali tidak memperdulikan perkataan ayahnya dan langsung bergegas menuju kamar yang berada di lantai atas.

"Terlalu basa basi" umpat pelan Aurora.

Sekejap ruangan tersebut hening melihat tingkah Aurora yang sedikitpun tidak memperdulikan pertanyaan ayahnya.

🖤🖤🖤

Di Lain tempat, disebuah ruang kerja seorang pria terlihat menyandarkan dirinya dengan lelah dibahu kursi.

Entah, apakah memang penat yang memang mutlat dari tubuh ataupun beban pikiran yang sedang dia rasakan mengingat perjodohan itu dan tidak henti-hentinya dia mengerutkan kening seraya menyentuhnya.

" sebenarnya apa yang orang tua itu pikirkan. Kenapa harus terburu-buru mengadakan pesta pernikahan" racaunya dengan wajah kesal.

FLASH BACK ON

"Apa? 3 hari lagi kami menikah" sahut kun terkejut.

"Iya memangnya kenapa kamu mau menolak?"

tantang ayahnya.

Kun langsung terdiam mendengar tantangan ayahnya itu. Kesal batinnya menetapkan hari pernikahan diluar sepengetahuannya.

Bayangkan 3 hari sedangkan dia saja belum mengenal calon istrinya. Ingin menolak tapi sudahlah pikirnya percuma.

"Ya, laksanakan saja" jawabnya serai meninggalkan.

FLASH BACK OFF

Itu lah yang sedang menari-nari dikepalanya, mengingat 3 hari lagi pernikahannya akan dilaksanakan. Dia memukul keras meja nya melampiaskan segala amarah yang dari tadi dia pendam.

Mungkin saat ini dia hanya perlu ketenangan, berada diluar rumah sekarang untuk bersenang senang mungkin pilihan yang tepat baginya.

Meraih ponsel disaku celananya dan dengan segera ia menghubungi sekretaris pribadinya yang tidak lain adalah Thomas. Orang kepercayaannya, selama bertahun tahun.

"Thomas, segeralah kesini! bawa aku keluar dari sini karena aku risih berada dirumah" titahnya.

"Aku beri kamu waktu 30 menit untuk tiba disini" belum sempat sekretasinya menjawab dia sudah terlebih dahulu menutup panggilannya

Tidak begitu lama, Thomas telah tiba didepan rumah tuannya dan bergegas membukakan pintu mobil.

"Silakan tuan muda" hormat Thomas terhadap Kun

"Apakah tuan ingin pergi ke bar?" Thomas membuka bicaranya seraya bertanya.

"Tidak!" jawabnya.

"Bawa saja saya berkeliling!" perintah kun.

"Baik tuan" sahut Thomas.

Kun kali ini, menolak tawaran sekretarisnya untuk pergi ke bar karena jika dia pergi ke bar hanya akan semangkin memperburuk suasana hatinya.

Dia mengingat wanita wanita yang akan berkerumun menggodanya karena saat ini dia hanya perlu ketenangan, mungkin dengan memilih berkeliling membuat penat pikiran nya hilang.

Sudah beberapa lama mungkin mereka berkeliling kota. Tapi, sedikitpun tidak membuat perasaan Kun yang berkecambuk itu hilang yang membuat dia kerap kali mendengus pelan seraya memijat keningnya.

Sekretarisnya yang sejak tadi melihatnya dibalik kaca pun, berdecak heran.

"Apakah tuan muda baik-baik saja?" tanya Thomas khawatir kepada Kun.

"Hmmm"...hanya kalimat itu yang Kun keluarkan, yang menandakan bahwa saat ini dia tidak ingin sama sekali diganggu.

Thomas yang mendengar jawaban majikannya pun hanya tersenyum kecil. Sebab, dia sudah terbiasa melihat suasana hati majikannya yang kadang kadang suka berubah.

BRUGG...

Tiba tiba mobil berhenti. Thomas pun terkejut mendapati ada wanita yang tiba-tiba melewat di depannya, yang tidak lain itu adalah Aurora. Dia mengenakan jaket jeans dengan masker dimulutnya, karena takut akan dikenali oleh siapapun berhubung dia seorang enterteint.

Aurora pun terduduk, mengeluh sakit di kakinya.

"Hei" teriaknya, tanpa merasa bersalah karena sudah tiba tiba menyebrang.

"Saya akan mengurusnya tuan" izin Thomas kepada tuan mudanya.

"Bawa saja dia masuk kedalam mobil jika dia membuat kegaduhan" ucap kun memberikan perintah kepada Thomas.

Mengantisipasi, orang yang ditabraknya akan membuat kegaduhan yang nanti akan membuat orang orang melihat kearah mobilnya.

"Baik tuan" jawab Thomas.

Thomas bergegas keluar dari mobil menghampiri wanita yang sudah terduduk menahan sakit dikakinya.

"Permisi nona, apakah nona baik baik saja?" Thomas bertanya dengan nada sopan.

Aurora mendengus kesal

"Baik apa nya hah..." dengan nada membentak karena sudah tau kaki nya terkilir masih saja orang ini bertanya basi basi. Dia tidak mampu menahan emosinya mungkin dia masih kesal dengan apa yang ayahnya bicarakan dirumah terhadapnya tadi.

"Kaki saya terkilir, tapi anda masih saja bertanya apakah saya baik baik saja! bisa enggak sih bawa mobil yang benar" bentak nya marah marah.

Padahal biarpun kaki nya terkilir, semua ini merupakan kesalahan Aurora karena suda denganh tiba-tiba menyebrang dan tidak memperhatikan mobil yang akan melewat didepannya.

"Maafkan saya nona" sahut Thomas malas meladeni orang yang ditabraknya karena takut mengundang orang disekitarnya sesuai dengan intruksi tuan muda nya menyuruh tidak membuat keributan.

Kun yang melihat kejadian di depan nya pun semangkin kesal.

"Cih dasar wanita tidak tau diri" umpat kesalnya.

Kun berinisiatif untuk turun dari mobil, karena dia telah muak melihat wanita yang marah marah karena kesalahannya sendiri itu. dia takut dapat mengundang orang disekitarnya untuk berkerumun.

Melihat tuan muda nya turun, Thomas dengan cepat menghampirinya.

"Tuan kaki nona ini terkilir" ucap Thomas

Aurora pun melihat kearah Kun yang sedang mencoba menghampirinya.

"Ohh ini tuan muda kamu ya! sahut Aurora"

"Hei kamu tolong ya, ajari supir kamu ini nyetir jangan sampai semaumau nya aja. Dia kira ini jalan nenek moyangnya apa" racau aurora yang sama sekali tidak menyadari bahwa ini kesalahannya.

"Umm..." balas ketus kun.

Aurora semangkin marah, mendengar jawaban singkat dari orang yang ada dihadapnnya seperti tidak ambil peduli.

"Umm...katamu" Aurora mengikuti jawaban yang di lontar kun tadi kepadanya.

"Cihhh..." dengusnya.

"Kau sudah tau apa yang harus kamu lakukan terhadap wanita gila ini kan" hina kun didepan Aurora seraya memberikan perintah kepada sekretaris.

"Hei aku bukan orang gila,dasar jelek" balas Aurora dengan nada tinggi.

Kun tidak menghiraukan apa yang wanita itu katakan, dia pun kembali masuk kedalam mobilnya.

Melihat perintah dari tuannya Thomas pun memberikan ajakan kepada Aurora untuk pergi kerumah sakit.

Tapi Aurora menolak.

"Cih.. menyedihkan aku tidak ingin dikasihani, enyahlah kalian dari sini" usir Aurora sambil mencoba berdiri.

"Tapi kaki anda nona" Khawatir Thomas

Tanpa, menjawab Aurora pun mencoba untuk meninggalkan orang yang sudah menabraknya dia sakit hati sudah dikatakan gila oleh lelaki itu

"Gila......dia yang gila" umpat pelannya

Thomas pun merasa keheranan melihat tingkah laku perempuan tersebut

"Cepat lah kemari, antarkan aku pulang!" Perintah Kun memecahkan lamunan sekretarisnya.

"Baik tuan" sahut Thomas langsung menghampiri tuannya.

Bersambung...

💣💣💣💣💣

Hai reader,jangan lupa buat selalu ngasih like+rate+vote+dan sarannya ya😋 Author tunggu nih💕

Author : WinaAtlyn

iq. : married_to_ceo03

Terpopuler

Comments

Sriwati Ika Febriana

Sriwati Ika Febriana

awal yang baik

2021-07-31

0

Ahmad Jidan

Ahmad Jidan

Seru

2021-02-17

0

🍃🥀Fatymah🥀🍃

🍃🥀Fatymah🥀🍃

Aku kira Aurora gadis yang kalem 😂😂
eh eh eh 😅
galak juga ternyata 😆


Salam dari MAYLEA SI GADIS MASA DEPAN

2020-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!