Awal Peradaban

Beratus tahun kemudian.....

Setelah bencana mahadahsyat terjadi, akses lapisan alam terbuka kecuali akses alam bawah yang terkunci sejak saat itu.

Dewi Shuang Er bersama dengan Dewa Deng Hui mendapatkan tugas untuk turun melihat kondisi alam tengah. Sesampainya disana, mereka hanya melihat air yang menggenang sepanjang mata memandang.

"Mengerikan..."ucap Dewa Deng Hui.

"Tidak ada satupun manusia yang hidup dan selamat dari bencana," sahut Dewi Shuang Er.

Mereka menjelajahi penjuru alam tengah mencari daratan yang tersisa menemukan sumber air yang mengucur deras dari dasar tanah.

"Sumber air yang tanpa henti mengeluarkan air menyebabkan bencana berkepanjangan dan sulitnya peradaban dimulai kembali,"ucap Dewi Shuang Er melihat keadaan yang terjadi.

Menggunakan kekuatan Dewa, mereka mencoba menghentikan air yang keluar dari dalam tanah. Kekuatan mereka yang tanpa sengaja menyentuh prasasti membuat getaran energi di dalam air.

Sekejap fenomena ajaib terjadi ketika kekuatan mereka menyentuh prasasti tersebut.

Air yang semula keluar dengan derasnya, seketika berubah menjadi menyerap seluruh air yang ada dengan cepatnya hingga menimbulkan pusaran besar.

Air yang menggenangi daratan berangsur-angsur surut hanya menyisakan beberapa daerah yang masih tergenang air. Kawah yang tercipta dari hantaman batu raksasa masih tergenang oleh air, mirip seperti sebuah danau.

Mereka sedari awal melihat sebuah benda di dalam pusaran, akhirnya turun untuk melihat benda apa yang berada di bawah sana. Air yang menggenang di dalam kawah terbuka ketika mereka mulai mendekati prasasti.

Dewi Shuang Er bersama dengan Dewa Deng Hui melihat dengan seksama batu prasasti tersebut.

"Apakah kau mengerti?"tanya Dewa Deng Hui.

Dewi Shuang Er menggelengkan kepalanya."Aku tidak mengerti apa maksud dari prasasti ini. Yang aku tahu hanyalah prasasti ini yang kemungkinan menyebabkan sumber air keluar dari dalam tanah dan menggenangi daratan"

Dewa Deng Hui menatap intens prasasti tersebut."Aku akan mulai membacanya, semoga kita mengerti maksudnya dan melaporkan apa yang telah kita temukan"

"Bencana terjadi, dunia terguncang.

Semua makhluk mati tanpa tersisa.

Peradaban akan dimulai dengan cinta.

Manusia tak lagi makhluk lemah.

Mereka akan menapaki jalan keabadian"

"Manusia telah musnah, apa maksud dari manusia tak lagi makhluk lemah dan menapaki jalan keabadian?"pikir Dewi Shuang Er.

"Kita harus kembali untuk melapor,"ucap Dewa Deng Hui.

Mereka keluar dari dasar kawah dan berada dipinggir kawah bersiap untuk kembali ke alam atas.

Getaran kecil terasa menyebabkan mereka mengurungkan niat untuk kembali. Permukaan tanah dasar kawah perlahan retak tepat pada jejak kaki mereka.

Bongkahan batu yang tergambar jejak kaki mereka terlepas dari dasar kawah dan melayang di atas danau.

"Jejak kaki milik kita?"ucap spontan Dewi Shuang Er.

Batu-batu kecil yang datang dari segala arah segera menempel pada bongkahan batu tersebut hingga membentuk celah-celah kecil. Air dari danau segera mengisi celah tersebut hingga penuh dan menyerap energi langit. Cahaya keluar dengan terang membuat mereka menutup mata menghindari silaunya.

Dewa Deng Hui dan Dewi Shuang Er sangat terkejut melihat pemandangan di depan mereka. Melihat sepasang manusia duduk bersila menutup mata berada di depan mereka sendiri. Sepasang manusia yang tercipta dari jejak kaki mereka. Manusia tersebut membuka mata mereka bersamaan.

"Hormat kami"

Memulihkan kondisi dari keterkejutan yang mereka alami dan memulai berbicara.

"Manusia!"ucapan pertama yang keluar dari mulut Dewi Shuang Er.

Mereka menganggukkan kepalanya. Saat ditanyai bagaimana mereka tercipta, mereka tidak bisa menjelaskannya.

"Kami akan kembali dan melaporkan apa yang terjadi. Mulai sekarang, kalianlah yang akan memulai peradaban kembali alam tengah"ucap Dewa Deng Hui.

"Namamu adalah Cui Mei. Kau mendapatkan berkah dariku sebagai wanita dengan sifat kelembutan dan kasih sayang,"ucap Dewi Shuang Er.

"Dewi kelembutan dan kasih sayang telah memberikan berkah. Maka aku Dewa jodoh memberimu nama Hong Ming dan berkah ku. Aku merestui hubungan kalian,"ucap Dewa Deng Hui.

Kawah danau bercahaya terang setelah kedua utusan dari alam atas memberikan berkahnya.

"Danau yang menjadi tempat kelahiran kaum manusia pertama setelah kehancuran akan dikenal sebagai danau Zaoqi Shenghuo"ucap Dewi Shuang Er.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!