Tanggal 28 Oktober adalah tanggal yang dipilih keluarga Kinan untuk menentukan hari pernikahannya dengan Andra. Kedua belah pihak keluarga sangat antusias menyambut niat baik pasangan yang sudah lama menjalin hubungan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya, yaitu membangun bahtera rumah tangga yang pastinya samawa. Itulah impian setiap calon para pengantin.
Segala persiapan pernikahan mulai dilakukan baik dari pihak Kinan maupun dari pihak Andra. Mulai dari WO, undangan pernikahan, dan lain sebagainya. Semuanya sibuk menyiapkan hari bahagia Kinan dan Andra. Mereka semua sepakat tak ingin terlalu ribet dan mengadakan acara pernikahan simpel saja karena yang terpenting bagi mereka adalah kelancaran acara ijab qabul Kinan dan Andra dimana sebentar lagi, mereka berdua akan menjadi pasangan suami istri yang sah.
Lebih tepatnya, Andra dan Kinan memilih salah satu hotel bintang lima sebagai tempat berlangsungnya momen sakral mereka saat mengikat janji suci sehidup semati bersama dalam keadaan suka maupun duka. Kebetulan, tak jauh dari hotel bintang lima tersebut, merupakan KUA tempat Andra dan Kinan akan melangsungkan ijab qabul mereka.
Sehari sebelum hari H pernikahan, seluruh keluarga besar Kinan dan Andra sudah booking tempat di hotel dan menginap di sana sebelum melangsungkan pernikahan. Selesai pulang dari KUA, rencananya mereka akan mengadakan pesta resepsi pernikahan di hotel mewah itu untuk merayakan hari bahagia Kinan dan Andra setelah mereka menjadi sah.
Karena kata 'sah' itu belum terucap, maka untuk sementara, kamar Kinan dan Andra sengaja dipisah. Mereka tidak diperbolehkan bertemu dulu sampai acara besok. Mau tidak mau, Kinan dan Andra harus menuruti aturan adat istiadat orang tua mereka. Yaitu, dipingit semalam sebelum menikah.
Malam semakin larut, tapi Kinan tidak bisa tidur. Hatinya was-was dan berdegup kencang karena besok ia akan menyandang gelar sebagai istri Andra. Rasa gugup dan grogi, tiba-tiba saja menyelimuti Kinan dan ia jadi gelisah entah kenapa. Ia mencoba menghubungi Andra berharap bisa mendapatkan ketenangan hati dari calon suami.
Sayangnya, panggilan telepon dan chat Kinan tidak direspon sama sekali sama Andra. Kinan jadi penasaran apa yang dilakukan calon suaminya dimalam selarut ini. Sebab, ponselnya tertera tulisan online tapi wa dan telepon dari Kinan tak digubris. Panggilannya selalu saja ditolak.
"Kok pesanku nggak dibales sama Andra sih? Emang dia ngapain? Daritadi ditelepon sibuk terus," gumam Kinan sambil terus menatap layar ponselnya. Karena sudah tidak sabar, akhirnya Kinan nekat datang menemui Andra secara diam-diam.
Begitu keluar dari kamar hotel, Kinan langsung menuju ke kamar calon suaminya untuk mencari tahu apa yang dilakukan Andra ditengah malam begini. Andra sedang online, tapi wa dan panggilan dari Kinan sama sekali tak dihiraukan. Namun, betapa terkejutnya ia saat tahu, Andra sedang berdiri di depan kamar hotelnya sendiri sambil bertelepon ria dengan seseorang. Kinan sangat senang karena mengira Andra sedang menghubunginya, iapun mengendap-endap berniat mengagetkan pria yang besok akan menjadi suaminya.
Tapi ternyata dugaan Kinan salah besar, bukan Kinan yang ditelepon Andra, melainkan orang lain. Niatnya memeluk Andrapun ia urungkan dan Kinan berdiri dibalik dinding tepat ditikungan koridor ruang hotel. Ada rasa kecewa saat menyadari Andra tidak meneleponnya dan betapa terkejutnya Kinan saat dari kejauhan, ia melihat ada seorang wanita datang sambil menelepon, berjalan cepat mendekat ke arah Andra. Kedua orang itu saling menutup panggilan telepon masing-masing dan langsung berpelukan mesra.
Bagai disambar petir yang mahadahsyat, mata Kinan terbelalak seolah hampir melompat keluar melihat pemandangan tak terduga yang ada dihadapannya. Sontak Kinan kembali menyandarkan tubuhnya di balik dinding tempat ia bersembunyi berharap bahwa ini hanya mimpi. Faktanya, ini memang bukan mimpi, melainkan kenyataan yang amat sangat menyakitkan. Kinan sangatlah shock dan tidak bisa memercayai ini semua.
Wanita itu, wanita yang dipeluk Andra dengan erat adalah sahabatnya sendiri, Riri. Tidak salah lagi, wanita itu benar-benar Riri. Untuk meyakinkan dirinya, Kinan mengintip dari balik dinding dan semakin terlukalah hatinya ketika melihat kedua orang itu saling berciuman tepat di depan mata kepala Kinan sendiri.
"I-ini ... tidak mungkin ... Riri ... kau ... dan Andra ... kalian berdua ...." Napas Kinan serasa sesak memikirkan hubungan terlarang mereka yang baru ia tahu sekarang.
Hati Kinan serasa teriris-iris melihat adegan yang harusnya hal itu hanya ia lakukan dengan Andra, tapi ternyata ... Riripun juga menikmati ciuman mesra dari pria yang bakal menjadi suami Kinan. Tangis wanita gendut itu pecah dalam diam dan refleks, tubuhnya merosot di lantai.
Hancur lebur hati Kinan saat ini, ia sungguh masih belum bisa percaya bahwa orang yang ia kira sangat mencintainya ternyata mengkhianati cintanya dengan sangat kejam. Dan sahabat yang Kinan kira adalah teman baiknya, ternyata wanita itu tak lebih dari wanita rendahan yang suka menikung teman dari belakang.
Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata seperti apa perasaan Kinan saat ini. Runtuh sudah impiannya membangun mahligai pernikahan yang bahagia bersama Andra ketika ia tahu, calon suaminya berselingkuh dengan sahabat karibnya sendiri tepat dimalam pernikahan mereka akan dilangsungkan besok.
Kinan sungguh tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Melabrak mereka berdua dan membatalkan pernikahan yang sudah ia impikan sejak lama? Ataukah memilih diam dan pura-pura tidak tahu hubungan gelap pacar dan sahabatnya? Kinan sangat bingung dan tidak bisa berpikir lagi. Ia terlalu shock untuk menerima semua kenyataan pahit ini.
Wanita bertubuh gendut itu serasa putus asa dan ingin mati saja, tapi jelas hanya dia sendirilah yang merasakan sakit sesakit-sakitnya. Sementara Andra dan Riri, tetap bisa enak-enakan menikmati cinta terlarang mereka. Kinan tidak akan membiarkan perselingkuhan ini begitu saja. Ia harus melakukan sesuatu.
Yah, Kinan tidak boleh tinggal diam dan melihat perselingkuhan mereka. Iapun memutuskan bangkit berdiri saat ada pelayan hotel datang membawa keranjang makanan. Buru-buru Kinan mencegah langkah pelayan hotel tersebut.
"Mbak mau antar makanan ini ke mana?" tanya Kinan dengan nada suara sengak karena kebanyakan menangis.
"Mau ke kamar 103 Mbak," jawab pelayan itu heran melihat Kinan berlinang air mata.
Deg!
Itu kan kamar Andra! batin Kinan dan buru-buru mengusap sisa bulir air matanya.
Tiba-tiba sekelebat ide terlintas di kepala Kinan. Kalaupun hubungan ini harus hancur, maka yang merasakan sakit bukan hanya Kinan sendiri, Andra dan Riri juga harus merasakan akibatnya karena telah menyakiti hati Kinan.
"Mbak, bisa bantu saya nggak?" tanya Kinan dengan wajah melas sehingga orang yang melihat Kinan, jadi tak tega.
"Apa yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya pelayan hotel itu ikut sedih juga melihat kondisi miris Kinan yang mengenaskan walau ia tidak tahu apa yang terjadi pada wanita gendut itu sebenarnya.
Tanpa ragu, Kinan akhirnya menceritakan permasalahan yang sedang ia hadapi sekarang. Kebetulan pelayan ini postur tubuhnya juga lumayan besar sehingga Kinan bisa bertukar pakaian dengan sang pelayan agar bisa masuk ke dalam kamar Andra. Ia ingin tahu sejauh mana mereka berselingkuh selama ini tanpa sepengetahuan Kinan.
Pelayan hotel itupun langsung paham dan mengerti. Sebagai sesama wanita, ia merasa iba dan bisa merasakan apa yang dirasakan Kinan. Akhirnya, pelayan tersebut setuju membantu Kinan.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Hasanah Purwokerto
pagar makan tanaman yaa...
2022-07-04
0
ᴋᴀɪᴢᴇʀ⸙ᵍᵏ
Kinan oh Kinan
2022-06-25
2
Aminah Adam
nyesek banget Thor
2022-06-19
0