Terjebak Pernikahan Rahasia Di Hari Wisuda

Bab 09 Terkunci

“Aduh ngapain sih pakek kekunci segala”. Naya mulai panik. Beberapa menit yang lalu saat pintu kamarnya di ketuk Dia langsung terbirit-birit lari ke kamar mandi. Jantungnya berdetak lebih kencang seakan mau copot saat Dia menguping pembicaraan Mamanya mau masuk kamar mandi. Seandaikan tadi Mamanya masuk Dia akan berpura-pura pinsan di dalam kamar mandi. Lantas bilang ke Mamanya kalau Dia di kurung di situ oleh Alfath. Kemudian Mamanya akan memarahi Alhfath habis-habisan sehingga cepat atau lebih cepat Alfath akan menceraikan dirinya akibat tidak kuat mental menghadapi dirinya.

Tapi kondisi berbalik arah. Alfath mencegah Mamanya agar tidak masuk. Kemudian suara Mamanya sudah tidak terdengar lagi. Pertanda jika Mamanya sudah tidak ada di kamar itu lagi. Saat Dia ingin keluar ternyata pintu kamar mandi terkunci. pintunya tidak bisa di buka. Naya panik, berusaha berteriak sekencang mungkin memanggil Alfath ingin meminta tolong agar pintunya di buka dari luar. Tapi Alfath tak kunjung membukakan pintu itu. Dia menggedor-gedor pintu kamar mandinya, tapi tidak ada respon dari Alfath sama sekali.

“Dasar nyebelin banget sih Bodong ini. Bodong... bodong...bukain pintunya dari luar dong...! ”

Naya mencoba menggebrak pintunya sekuat tenaga tapi juga tidak bisa. Mencoba membuka dengan berbagai macam cara, dengan alat-alat yang ada di dalam kamar mandi. Tetap saja Dia tidak bisa.

“Yah_, gimana dong? ”. Naya semakin panik. Menggedor-gedor pin lagi. Tapi percuma. sepertinya tidak ada siapapun yang mendengar.

Kruk... kruk... perutnya sudah berteriak dari tadi.. Apalagi berteriak yang cukup keras tidak hanga perutnya yang semakin keroncongan, kerongkongan nya juga mengering. Dia mulai putus asa. Menunggu kepastian Alfath untuk datang juga tidak bisa. Kepalanya mulai agak pusing. Pandangan nya berkunang-kunang. Samar. Lidahnya juga terasa pahit. Dan_

Bug..

Naya jatuh di lantai kamar mandi. Malang sekali nasibnya. Seperti anak tiri yang di televisi-televisi.

...****************...

Setelah mengantarkan Mama mertuanya bertemu dengan teman, Alfath pergi ke kantornya. Hari dimana Dia sebenarnya tidak ingin pergi ke kantor itu ternyata justru malah banyak hal yang harus dikerjakan. Dia lupa harus memanipulasi informasi mengenai Naya kepada mertuanya. Papa Firman telepon berkali-kali tapi tidak terjawab. Mama mertuanya juga hampir tiap jam menanyakan perkembangan informasi mengenai Naya berkali-kali. Tidak ada respon dari Alfath sama sekali. Mungkin mereka sekarang sama-sama paniknya juga.

“Selamat siang Pak Bos, ini sudah ku siapkan barang-barang Anda yang akan dibawa kerumah mertua. Selamat bercocok tanam, jangan lupa kalau unboxing di video ya. Lumayan loh kalau followers nya bertambah. Cuan jadi bertambah juga kan”. Herdi tertawa tebahak-bahak.

Herdi, sekretaris pribadi Alfath yang umurnya tepat di bawahnya Dia itu memang sudah seperti saudaranya sendiri. Alfath memang tipe orang yang tidak suka membeda-bedakan orang lain. Dia menganggap semua karyawan bahkan sekretaris pribadinya sama. Alfath tidak pernah menganggap dirinya sebagai bos. Sehingga seluruh karyawan di perusahaannya sangat respect kepada dirinya.