Flashback On
Tidak biasanya Albar pulang cepat. Hari ini karena permintaan orangtuanya untuk segera pulang sehingga Albar pulang cepat. Walau enggan melangkahkan kaki, tapi Albar tetap memenuhinya. Albar adalah sosok laki-laki yang sangat di takuti dan disegani di luaran tapi sangat patuh dan taat kepada orangtuanya. Apapun yang dikatakan orangtuanya tidak bisa di tolaknya, walau dihatinya memberontak. Seperti obrolan malam ini, yang membahas tentang perjodohannya. Dia tidak bisa menolaknya walau sebenarnya dia sudah punya kekasih yang sangat di cintainya.
Al.... Masih ingatkah engkau dengan om Hendra. Papa sepakat menjodohkanmu dengan putri om Hendra sejak kamu masih kecil. Mungkjn kamu masih ingat dengan gadis kecil itu namanya Raysa. "Ucap Papa Andre
Pa... Bisakah untuk masalah ini Albar bisa memutuskan sendiri dengan siapa Albar menikah. Albar cinta sama Melisa pa. Albar tidak bisa menikahi anak om Hendra apalagi tidak ada cinta diantara kami.
Al... Keputusan papa tidak bisa di rubah. Cinta bisa muncul seiring kalian mengatungi mahligai rumah tangga kalian.
Pa... Albar mohon pa...
Tidak bisa Al... Minggu besok kita pergi ke Bandung ke rumah om Hendra, kamu harus ikut. Untuk lamaran dan tunangan. Setelah Raysa pulang dari Dubai baru kalian menikah.
Pa... Albar mohon pa! Ma... Tolong ma...
Nak... Untuk masalah ini mama hanya bisa menurut dengan papa. In sya Allaah Raysa gadis yang baik, mama sudah pernah bertemu dengannya. Dia gadis yang sholehah, engkau tidak akan menyesal menikah dengannya nak... Percayalah dengan mama ...
Terserah mama papa, Albar mau keluar...
Albar langsung keluar dan pergi begitu saja. Dia kecewa tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Drett... Drett... Drett
Ar... Lo di mana?
Gue di rumah bos, kenapa bos bukannya bis ada acara di rumah bos?
Oke gue ke tempat lo sekarang....
Tak berapa lama mobil Albar sudah hampir sampai rumah Arya, tidak sengaja dia melihat gadis di halte deket rumah Arya sedang di ganggu sama preman..
Ayo cantik... Jangan sok jual mahal... Pasti dibalik jilbabmu menyimpan mutiara yang indah....
Ja..Ja.. Jangan.... Ganggu saya pergi... Pergi...
Ayo neng ikut abang neng... Kita bersenang senang... Pasti neng ketagihan....
Ti... Tidak... Jangan dekati saya... Lepaskan saya...
Ketiga preman itu sudah hampir membawa Raysa pergi, dia tidak mampu memberontak. Tenaganya tidak cukup melawan tenaga ketiga pria tersebut.
Hei... Lepaskan dia... "Teriak Albar
Ketiga preman itu langsung melihat kearah suara, Albar sudah siap menghabisi mereka. Albar adalah pria yang paling ditakuti dengan kekejamannya.
Lepaskan gadis itu ba****an,
Lo berani lawan kita....
Bugh.... Bugh.... Bugh...
Salah satu preman membawa kayu, mencoba memukul Albar dari belakang...
Awassss.... Bughhhh......
Pukulan itu mengenai Raysa, iya raysa melindungi Albar.... Dan tidak disadari itulah awal Raysa melindungi Albar walau harus mengorbankan dirinya, walau harus membahayakan dirinya....
Hei.... Bangun.... Bangun...
Albar seketika membopong Raysa, memasukkan ke mobil dan membawanya ke rumah sakit. Tak membutuhkan waktu lama, 15 menit sudah sampai di rumah sakit.
Tolong... Tolong... Cepat... Cepat...
Seketika petugas yang berada di UGD menidurkan Raysa di brangkar dan segera di tindak....
Maaf... Apakah anda keluarga pasien... " Tanya suster kepada Albar
Ee... Saya temannya suster...
Kami izin membuka cadarnya, karena kami membutuhkan izin keluarga atau mahromnya. Atau anda bisa menunggu didalam ikut kami kedalam karena kami mau membuka hijab dan cadarnya untuk memudahkan pemeriksaan. "Ucap salah satu dokter
Baik saya akan menemaninya didalam... "Kenapa tiba-tiba hatiku berdebar, ahh perasaanku saja.
Maaf pak... Kami buka ya....
Srettt... Srettt... Srettt...
Cadar dan hijab Raysa terbuka, Albar terpana dengan kecantikan gadis itu. Kecantikan sangat indah, belum pernah dia melihat kecantikan seorang gadis yang natural tanpa make up dengan wajah yang bersinar. Dalam tidurnya gadis itu tetao tersenyum, rambutnya panjang hitam legam. Albar tidak menyia-nyiakan momen ini. Sampai Raysa selesai ditangani dan di obati. Barulah tersadar ketika salah satu suster memangilnya.
Maaf pak, pasien sudah siap di pindah ke ruang rawat.
Baik suster.... Hijab dan cadarnya biar saya yang bawa sus... Dan pindahkan ke ruang VVIP saja suster...."Ucap Albar
Baik pak... "Ucap suster
Pak maaf... Pasien sementara masih belum sadar... Karena ada pukulan di kepalanya yang cukup keras. Untuk selebihnya tidak ada masalah, tidak ada yang perlu di khawatirkan. "Kata Dokter
Baik Dok... Terima kasih.... "Ucap Albar
Sesampainya di ruang rawat Raysa, Albar masih saja tertegun melihat kecantikan gadis itu. Melisa tak secantik gadis ini... "Batin Albar. Sungguh aku terpesona dengannya. Karena kelelahan Albarpun tertidur di sebalah ranjang Raysa.
Hampir 3 jam Raysa tidak sadarkan diri...
Eughhhh.... Raysa mulai tersadar, "tak sengaja tangannya menyentuh tangan laki-laki yang sedang tertidur di sebelah ranjangnya." A.. Aku dimana... Ahhhh kepalaku sakit..... "Rintih Raysa
Ah... Kau sudah sadar... Kita sedang di rumah sakit... Aku yang menolongmu tadi...
A... Anda... Saya pernah bertemu anda di rumah Syifa. (Raysa baru tersadar jika dia tidak memakai hijab dan cadarnya seketika dia menarik selimut menutupi badan sampai kepalanya....
Maaf hijab saya dimana...?
Oh sebentar saya ambilkan.... "Aroma ini sangat menenangkan
Ini hijabmu.... "Ucap Albar
Apakah anda bisa keluar sebentar.... atau menutup tirainya, saya mau memakai hijab saya
Ba... Baik... Silahkan...
Raysa segera memakai kembali hijab dan cadarnya, dia merasa sangat malu dengan yang dialaminya kali ini. Kenapa aku bisa seceroboh ini, ya Allaah ampuni hamba ya Allaah....
Alhamdulillaah saya sudah selesai, apakah anda tau dimana tas saya?
Sebentar saya ambilkan... Ini tasmu... Apakah saya bisa membuka tirainya...
Iya silakan...
Srettttttttt.... Tirai terbuka.... Seketika pandangan kedua mata mereka saling bertatapan. Raysa seketika menunduk....
Terima kasih anda sudah menolong saya....
Drett... Drett... Drett...
Assalamualaikum kak....
Waalaikummussalam, kamu dimana dek?
Ray di rumah sakit kak
Hah... Di rumah sakit mana? Kamu kenapa dek? Kamu ga pa pa kan dek?
Sebentar kak....
Maaf ini di rumah sakit mana ya?
Rumah Sakit DM, ruang VVIP Goldfiew.
Kak, Ray di rumah sakit DM, ruang VVIP Goldfiew.
Baik kakak sekarang kesana....
Seketika hening, Raysa masih berkutat dengan rasa malunya, dan Albar binggung mau berbuat apa...
Ehh.... "Ucap Raysa dan Albar secara bersamaan
Kamu duluan... " Ucap Albar
A.. Anda saja duluan... " ucap Raysa
Ehh... Kamu yang mengajar Syifa? Kami ngapain tadi disana?
Kakak saya sedang ada udzhur belum bisa menjemput saya. Jadi saya berniat pulang sendiri dengan memakai angkot. Tapi lama saya menunggu angkot belum juga ada, saya mencoba memesan GOCAR juga belum" dapat.
Kamu harus hati-hati, lebih baik kamu menunggu saja di rumah Syifa.... "Ucap Albar
Saya segan....
Oh iya bukankah namamu Ustadzah Hanifa?
Iya benar itu nama saya....
Tapi tadi saya mendengar kamu menyebut namamu Raysa?
Oh itu... Saya dengan kakak saya sepakat jika di luar tumah memakai nama belakang kami. Hanifa adalah nama belakang saya. Nama saya adalah Raysa Kamila Al Hanifa.
Oh.... "Albar hanya ber OH ria
Tok... Tok... Tok....
Ceklek
Assalamualaikum....
Waalaikumsalam.... "Jawab bersamaan Raysa dan Albar
Deg... Raysa di ruangan berdua saja, siapa laki-laki ini?"batin Fahrezi
Dek... Kenapa kamu bisa seperti ini...
Kak... Oh iya... Eh beliau yang menolong Ray kak....
Azzam kakak kandungnya Hanifa... "Sambil mengulurkan tangannya. Terima kasih anda sudah menolong adik saya... Kalau boleh tau anda dengan siapa?
Oh... Saya Albar, Albar Dallat Mujasworo, sama - sama sudah kewajiban kita untuk saling tolong menolong. Oh iya apakah saya bisa bicara dengan Mas Azzam sebentar....
Baik.... "Fahrezi mengikuti Albar keluar Ruangan.
Mas Azzam... Maaf sebelumnya, saya tidak bermaksud lancang. Karena tidak ada keluarga sehingga saya menyetujui dokter melepas cadar dan hijabnya ketika akan ditanggani tadi. Saya diminta dokter untuk menemani Hanifa di ruangan ketika sedang ditanggani tadi....
Emmm,.. Qadarullaah wa syafa'al, adikku sangat menjaga pandangannya dari laki-laki yang bukan mahromnya. Tidak mengapa.... Apakah anda bisa menceritakan kenapa adik saya bisa sampai di rumah sakit.
Kebetulan, saya sedang lewat mau kerumah teman saya. Dan yang kebetulan trman saya adalah om dari Syifa muridnya Hanifa. Saya melihat Hanifa di ganggu preman ketika sedang menunggu kendaraan di halte, dan bahkan Hanifa sudah hampir dibawa mereka. Saya menolongnya dan semoat terjadi perkelahian antara saya dengan para preman tersebut. Karena melindungi saya Hanifa jadi demikian. Saya hampir di pukul salah satu preman dari belakang, dan Raysa tetiba melindungi saya...
Tidak mengapa terima kasih sudah menolong adik saya... " Ucap Fahrezi
Maaf mas karena sudah larut saya izin pulang karena besok saya harus kerja, Assalamualaikum.... "Pamit Albar
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments