Di wilayah bagian timur Silver Moon Pack.
"Menyerahlah! Kau tidak akan bisa menentangku!"
Terdengar teriakan seseorang, dia adalah Sean yang saat ini harus menangani seseorang yang memaksa masuk ke wilayahnya.
"Hah~, tentu saja aku bisa menentangmu…aku lebih kuat darimu!" seseorang berbicara dengan nada yang sangat dingin.
"Gabriel Laksan! Ini adalah wilayah bangsa werewolf, kau tidak bisa memasuki wilayah ini lebih dalam!" Sean terus berusaha agar Gabriel tidak bisa memasuki wilayah Silver Moon Pack.
Gabriel menghela napasnya karena saat ini dia di kelilingi oleh para werewolf, bahkan di antara mereka adalah Alpha dan juga Beta.
"Aku hanya ingin menemui adikku!" -Gabriel.
"Kenapa kau terus memaksa!" -Sean.
"Aku tahu adikku ada disini, aku bisa merasakan aura adikku" -Gabriel.
"Kenapa kau ingin menemui Alex?" -Sent (Ayah Fero dan Yuna).
"Di mana dia sekarang?" -Gabriel.
"Itu bukan urusanmu, Dia bagian dari kami sekarang!" -Sean.
"Haha…benarkah? Serigala seperti kalian menerima seorang Vampire ke dalam Pack kalian?" -Gabriel.
"Itu bukan urusanmu!" -Sean.
"Aku hanya ingin menemui Alex!"
Gabriel menekan setiap katanya, dia sangat ingin menemui Alex, karena Ayahnya, Roland Laksan hampir membunuh Alex.
Roland Laksan memiliki dua jiwa dalam satu tubuh, dan itu menurun kepada Alex.
Gabriel takut jika Alex kehilangan kendali dengan kepribadiannya yang lain.
"Kau ingin apa jika bertemu dengan Alex?" -Sean.
"Aku harus memberitahu Alex, jika dia mempunyai dua jiwa di dalam tubuhnya, dan itu diturunkan dari Ayah" -Gabriel.
Sean dan Sent terkejut mendengar perkataan Gabriel.
"Apa yang kau katakan?" -Sent.
"Aku akan menjelaskan semuanya jika aku bertemu dengan Alex" -Gabriel.
"Tsk! Baiklah aku akan membiarkanmu menemui Alex, ikuti aku!" -Sean.
Mereka semua yang ada disana melesat pergi menuju kadiaman keluarga Valcon.
~•~
Di kediaman keluarga Valcon, di ruang latihan bawah tanah.
"Alex! Ayunkan pedangnya lebih cepat!" teriak Fero.
"Sedikit kekanan!" -Fero.
"Alex kau harus memegangnya tepat di tengah pegangannya! Jangan terlalu bawah dan jangan terlalu atas!" -Fero.
Yuna hanya terdiam melihat Alex dan Fero.
"Alex! Gunakan ototmu! Jangan hanya mengayun!" -Fero
"Alex! Bukan begitu!" -Fero.
"Alex……"
"Alex……"
"Alex……"
Alex kesal, dan…
Swoossh! Stab!
Alex melempar pedangnya, dan pedang itu menancap di dinding kayu.
Fero terkejut dan telinga kirinya tergores karena lemparan dari Alex.
"Bisakah kau langsung menjelaskan cara memegangnya dan tidak terus berteriak begitu!" Alex menekan setiap perkataannya.
"Oke… aku yang salah, aku minta maaf" -Fero.
Fero masih takut, bagaimana jika pedang itu menembus tubuhnya? Mungkin dia akan langsung mati!
Krieeett!
Terdengar suara pintu terbuka.
Fero yang mendengar suara pintu terbuka langsung menoleh kearah pintu, dan mencium bau Vampire.
Fero yang mencium bau itu langsung memasang kuda-kuda, Yuna yang melihat Fero seperti itu langsung mengikuti Fero.
Alex yang melihat Fero dan Yuna memasang kuda-kuda langsung menarik kembali pedang yang tertancap di dinding kayu dan memasang kuda-kuda.
"Kalian tenanglah" ucap Sent kepada mereka bertiga.
"Siapa dia?" Fero menunjuk kearah belakang Sent dan Sean.
Mereka tidak menjawab, dan Gabriel langsung mendekati Alex.
"Kenapa Kakak ada disini?" ucap Alex kebingungan.
"Aku ingin menemuimu, ada sesuatu yang harus aku katakan" Gabriel berhenti tepat didepan Alex.
"Ah-baiklah, di mana kita harus bicara?" -Alex.
"Ikuti saja aku"
Gabriel langsung berlalu keluar dari ruangan latihan.
Tapi saat akan melewati pintu.
Tap!
Sean memegangi pundak Gabriel.
"Tidak ada yang boleh keluar dari ruangan ini!" ucap Sean tegas.
"Jika kalian ingin bicara, bicarakan saja disini. Kami akan menunggu di dalam rumah" lanjut Sean sambil mendorong tubuh Gabriel kembali ke dalam ruangan.
"Tsk! Baiklah" ucap Gabriel kesal.
"Baiklah, kami akan menunggu di dalam rumah, baik-baiklah disini" -Sent.
"Ya" jawab Alex.
Mereka semua yang ada di ruangan latihan keluar kecuali Gabriel dan Alex.
Saat ini di ruangan latihan hanya Ada Alex dan Gabriel, pintu ruangan latihan tertutup sangat rapat.
"Alex-" Gabriel memanggil Alex.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan Kak?" ucap Alex dia ingin langsung keintinya.
"Apa kita tidak bisa mengobrol terlebih dahulu sebelum masuk keintinya?" -Gabriel.
"Tidak, Langsung saja!" -Alex.
"Baiklah" -Gabriel.
"Jadi?" -Alex.
"Apa kau tahu tentang Lord Regmus?" -Gabriel.
"Lord Vampire? Dan sekarang dia sedang mencari kandidat penggantinya" -Alex.
"Kau sudah tahu ternyata" -Gabriel.
"Alex… Dad ingin salah satu dari kita menjadi kandidat pengganti Lord Regmus, tapi dengan nama Falez-" -Gabriel.
"Kenapa? Bukankah Dad selalu meng-Agungkan nama keluarganya!" -Alex.
"Ya, tapi ada suatu masalah antara Dad dan Lord Regmus, jadi Dad ingin jika kita mencalonkan diri kita harus memakai keluarga Falez" -Gabriel.
"Permasalahan?" -Alex.
"Ya, itu terjadi sebelum kau lahir Alex" -Gabriel.
"Memangnya permasalahan tentang apa?" tanya Alex penasaran.
"Pedang Suci milik keluarga Laksan" -Gabriel.
"Tunggu! Pedang Suci?" -Alex.
"Ya, Pedang Suci itu memiliki energi alam yang kuat, bahkan Pedang itu memiliki rahasia yang belum terpecahkan, bahkan keluarga Laksan tidak bisa memecahkannya" -Gabriel.
"Rahasia apa?" Alex semakin penasaran.
"Kekuatan terbesar yang dimiliki Pedang Suci, dan kekuatan Pedang itu pernah di kuasai oleh leluhur keluarga Laksan" -Gabriel.
"Begitu ya" -Alex.
"Kak! Apa kau bisa memanggil Pedang Suci itu?" -Alex.
"Bisa saja, tapi jika ketahuan oleh Dad, kita dalam masalah besar!" -Gabriel.
"Nggak peduli! Itu jadi urusan Kakak, karena Kakak yang memanggil Pedang itu"
Alex meledek Kakaknya dan menjulurkan lidahnya.
Duaakhh!
Gabriel menendang perut Alex dan membuat Alex mundur beberapa langkah.
"Kau kuat juga, Alex" -Gabriel menyeringai.
"Kau gila! Kakak macam apa kau sampai menendang adiknya sekeras itu?!" -Alex.
"Tsk! Ternyata itu tidak bisa memancing jiwamu yang lain ya…" -Gabriel.
"Apa, jiwa lain? Apa maksudmu?" -Alex.
"Ya, kau memiliki jiwa lain ditubuhmu Alex, dan itu diturunkan dari Dad" -Gabriel.
"Jadi… yang waktu itu…" -Alex.
"Ya, yang terjadi di halaman belakang sekolah, itu adalah ulah dari jiwa Dad yang lain" -Gabriel.
"Kenapa Kakak ingin memancing jiwaku yang lain?" -Alex.
"Karena aku ingin tahu, apa jiwamu yang lain itu lebih kuat darimu atau lebih lemah darimu" -Gabriel.
"Eh?!" -Alex.
"Tapi sekarang aku tahu, jiwamu yang lain lebih kuat darimu" -Gabriel.
"BAGAIMANA BISA KAU MENYIMPULKANNYA SEPERTI ITU!!!" Alex berteriak.
"Karena jiwamu yang lain itu sangat sulit untuk dipancing, karena dia memiliki pikiran sendiri"
Hening beberapa saat.
"Jiwamu yang lain hanya akan mengendalikan dirimu ketika kau dalam keadaan yang sekarat" lanjut Gabriel.
"Apa? Jadi dia hanya akan keluar jika aku dalam keadaan sekarat?" -Alex.
"Ya…"
"Mungkin saja" lanjut Gabriel.
Alex hanya memasang muka masam karena perkataan Gabriel.
'Kakak sialan, kenapa dari dulu kata-katanya selalu berakhir dengan 'mungkin saja'?' batin Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
💞Adinda Tya💞
hehehhee riel akhir nya menemui adik Alex
2021-02-04
0
Tassya Syairi
seru abis deh
aku pada mu alexander hhhhh
2020-11-12
0
Weni Julistry
lanjut thor
2020-09-23
2