Saat ini, Alex berada di sebuah ruangan.
Ruangan itu gelap, di sana hanya dicahayakan oleh beberapa lilin yang ditaruh di sekeliling dinding.
Ruangan itu adalah ruang latihan keluarga Valcon, ruangan itu berada di ruang bawah tanah kediaman keluarga Valcon.
Alex di sana sedang melihat-lihat kelengkapan senjata yang dimiliki keluarga Valcon.
Ada 37 perisai yang terlihat tertempel di tembok ketika memasuki ruangan itu.
Dari pisau sampai pedang, semuanya ditempel di tembok ruangan itu, totalnya 76.
Bermacam-macam senjata api berjajar rapi di atas meja, totalnya 49 senjata api, senjata api itu bukan senjata api biasa, itu tidak menggunakan peluru tetapi energi.
Ada total 29 jirah yang terpajang disisi tembok.
"Ini beneran?" Alex masih melihat sekeliling dengan tatapan takjub.
"Ya, total semua yang ada disini 191" Fero mendudukkan diri di samping Yuna yang sedari tadi terduduk, kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Yuna.
"Benarkah?" Alex masih takjub dengan ruangan itu.
"Alex…" panggil Fero.
"Ya"
"Pilih satu senjata yang kau sukai!"
"Eh? Kenapa?"
"Kita akan duel… hanya untuk mengetahui kemampuanmu saja"
"Mm-baiklah" Alex melihat sekeliling, dan mendekati senjata yang menarik perhatiannya.
Senjata itu adalah sebuah pedang dengan panjang sekitar 140 cm.
Ada sebuah rantai tipis yang terpasang di pegangan pedang itu, dengan ukuran yang lebih panjang dari pedang itu.
Alex mengambil pedang itu.
"Hei, Fero!" Alex memanggil Fero.
"Apa?"
"Pedang apa ini? Ini berbeda dari yang lain!" Alex bertanya kepada Fero, karena itu satu-satunya pedang yang memiliki rantai di pegangannya.
"Ah…pedang itu sudah cukup lama, sekitar 3700 tahun"
"Apa?! 3700 tahun!" Alex terkejut dengan usia pedang yang saat ini dia pegang.
"Ya, dan kau satu-satunya yang berhasil memegang pedang itu" Fero masih terdiam dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Yuna.
"Tu-tunggu! Kau memegang pedang itu?" Fero langsung berdiri dan berlari mendekati Alex
Alex hanya mengangguk.
Fero memegang kedua bahu Alex dan mengguncang tubuh Alex.
"Kau benar-benar bisa memegang pedang itu?" Fero terus meguncang tubuh Alex, dan…
Plaaak!
Yuna memukul kepala Fero.
"Kau bodoh apa idiot? Tentu saja dia bisa memegang pedang itu, karena dia garis keturunan keluarga Laksan dan juga Falez!" jelas Yuna dan kembali memukul kepala Fero, bahkan lebih keras dari sebelumnya.
PLAAK!
Fero berhenti mengguncang tubuh Alex, dan tangannya di alihkan ke kepalanya untuk memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Kau ini adik macam apa?"
Tak! Fero menjitak kepala Yuna.
Yuna meringis kesakitan, "Anjing lu Kak!"
"Heh! Gue emang anjing! Lebih tepatnya gue itu serigala!"
"Serah lu, ah!" -Yuna.
Alex hanya terdiam melihat Kakak Beradik ini bertengkar.
1 menit…
20 menit…
40 menit…
1 jam…
2 jam…
Alex hanya memasang muka datar, dan…
Srett! Alex membuka pelindung pedang, dan terlihat kilauan di pedang itu.
Alex menatap Fero dan Yuna.
Wuuush!
Alex mengayunkan pedang yang ada di tangannya, dan mengarahkannya kepada Fero dan Yuna.
Dengan cepat pedang itu berada tepat di depan mata Fero dan Yuna yang sedang berhadapan.
"He-hei Alex, APA KAU BERNIAT MEMBUNUH KAMI BERDUA HAH!" Fero melihat Alex, dan berteriak kepada Alex.
"Aku lelah melihat kalian berdua bertengkar, jika kalian tidak berhenti…"
Alex memotong kata-katanya.
"Jika kalian tidak berhenti, maka aku akan memutilasi kalian berdua"
Alex berbicara dengan nada datar, dan memancarkan aura yang tajam.
Fero dan Yuna seketika terdiam, dan menundukkan kepala.
Krieet!
Terdengar suara pintu ruangan itu terbuka.
Sean masuk ke ruangan dan melihat Alex mengayunkan pedang dan pedang itu berada tepat dihadapan Fero dan Yuna.
Alex melihat kearah pintu, wajahnya masih datar.
"Ah, sepertinya Aku datang di waktu yang tidak tepat, Aku akan keluar" Sean membalikkan tubuhnya untuk keluar.
Saat melihat Sean akan keluar, dengan cepat Alex melempar pedang yang ada di tangannya.
Stab!
Pedang itu tertancap di pintu.
Sean terkejut, pedang itu berhasil menggores telinganya.
Sean mengurungkan niatnya untuk keluar dari ruangan itu dan berjalan mendekati mereka bertiga.
Sean melihat rantai yang terbentang di sisi kirinya dan berakhir di tangan Alex.
Rantai itu mengikat tangan kanan Alex.
Alex menarik rantai itu dan seketika pedang yang menancap di pintu sekarang berada di tangannya, dan rantai yang mengikat pergelangan tangan Alex terlepas.
Alex terkejut sekaligus takjub dengan pedang yang ada di tangannya. Karena ketika dilempar, rantai seketika membelit dan juga memanjang dengan sendirinya.
"Alex…" Sean mendekati Alex.
Bugh!
Sean memukul perut Alex.
Alex langsung terduduk, dia memegangi perutnya yang sakit, dia membungkukkan tubuhnya dan dahinya menyentuh lantai itu.
"Jika sekali lagi kau mebahayakan orang lain seperti itu! Bersiaplah untuk resiko yang akan kau tanggung!" Sean berbicara dengan tegas.
"Apa kau mengerti?!" -Sean.
"Y-ya…" Alex menjawab lirih.
"Sean… Aku minta maaf, aku hanya refleks melempar pedang itu" rasa sakit akibat pukulan Sean mulai menghilang, dan Alex berdiri perlahan.
"Sigh… kau lebih mengerikan dari yang Aku kira"
"Eh? Ma-maaf-"
"Terserahlah, kita lanjutkan latihan besok saja, hari ini Aku sangat sibuk"
"Kau akan kemana?" tanya Fero kepada Sean.
"Wilayah Timur, ada penyusup masuk dan melukai beberapa warrior"
"Oh…"
Mereka berempat akhirnya keluar dari ruangan latihan itu dan masuk ke dalam kediaman keluarga Valcon.
Saat ini mereka berempat berada di kamar Fero.
"Alex, apa kau sudah siap jadi bagian dari kami?" tanya Yuna.
"Siap tidak siap, Aku harus tetap siap, karena kalian yang menawarkan jadi Aku tidak bisa menolak. Itu juga demi keamananku"
"Kau tahu Alex? Saat ini Lord Regmus. Raja dari para Vampir sedang mencari kandidat penggantinya, dan dia ingin Vampir yang kuat. Mungkin kau bisa mendaftarkan diri!" ucap Fero.
"Kalian tahu-kan Aku tidak ingin terlibat dengan mereka lagi…"
"Tapi, jika Aku menjadi Lord, mungkin tidak ada yang bisa menentangku!" lanjut Alex.
"Mungkin saja" -Sean.
"Apa Aku coba saja?"
"Jika kau ingin mencoba untuk mendaftarkan diri menjadi pengganti Lord, kita bisa menunda penyambutan-mu, dan jika kau tidak terpilih kau bisa kembali kemari" -Sean.
"Baik, Alpha… itu juga jika aku kembali dengan selamat" Alex sedikit terkekeh karena dia tidak terbiasa menyebut Sean dengan sebutan Alpha.
"Jadi? Kau akan langsung pergi atau melatih kekuatanmu terlebih dahulu?" -Fero.
"Tentu saja…"
"Tentu saja?" -Fero dan Yuna.
"Melatih kekuatan"
"Baiklah! Persiapkan dirimu besok!" -Fero.
"Baiklah" -Alex.
Setelah itu, Sean berdiri dan pergi begitu saja karena dia harus pergi.
Alex, Fero, dan Yuna terus mengobrol sampai latut malam, terdengar candaan, ejekan dan tawaan di kamar Fero.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
💞Adinda Tya💞
kemana keluarga Alex kok gak mencari wkwkwkwk
2021-02-04
3
pacarnya sugar
lanjut Thor
2020-12-25
2
Rini Pramudjiati
ini bagus lho.. ko sepi pembaca y, apa mereka ga suka?!
2020-12-17
1