Menepuk tangan di kursi taman mempersilahkan sahabatnya duduk
Lea
Huft..
Membuang nafas kesal
Venti memperhatikan dan mengamati
Lea
Aku kemari di pukul sama nyokap
Venti
Apa!
Terkejut dan melebarkan mata
Lea
Iya..
Murung dan menundukan kepala
Venti
Ada masalah apa sampai kamu di pukul Le..
Cemas dan mengeratkan pegangan tangan ke Lea.
Lea
Bokap aku nikah i wanita yang dia suka, lantas aku mendukung bokap aku
Menjelaskan
Venti
Ooooh
Terkejut dan menutup mulut dengan telapak tangannya.
KRING... KRING
Bel berbunyi, waktu belajar telah tiba
Venti
Ah.. kita masuk dulu, sambung nanti pas kita pulang sekolah ya
Mengajak dan bergegas
Mereka berdua belum banyak cerita, karena bel masuk sudah berbunyi
Romi
Eit..
Romi menghalangi Venti yang hendak masuk ke kelas dengan kaki dan tangannya di depan pintu kelas
Lea
Rom, jangan bikin masalah deh.. aku lagi pengen makan orang!
Lea mengeraskan suaranya
Venti
Biarkan kami lewat Rom, guru akan segera tiba
Masih biasa saja dan menghempaskan tangan dan kaki Romi dengan santai
Guru datang semua murid berlarian dan duduk dengan rapi.
Romi memandang Venti dengan senyum sinisnya.
Guru fisika
Anak-anak tolong buka buku paket halaman 107
Semua murid mendengarkan, terkecuali Romi yang sibuk dengan ponselnya.
Jonas
Bro loe gak denger Bu Sinta
Bisik Jonas karena duduk di belakang romi
Singkat cerita Romi adalah anak polisi dan ibunya seorang dosen, Romi adalah anak tunggal yang pintar di sekolah tapi sifatnya jahil dan dingin.
Beda dengan Venti, dia juga pintar tapi baik hati dan bijaksana karena ibunya seorang psikolog dan ayahnya psikiater
Lanjut ya gaes..
Guru fisika
Romi, tolong kamu matikan handpone kamu dulu kita sedang belajar
Tegas Bu sinta
Romi
Maaf Bu
Tetap dengan padangan dinginnya
Lea
Sukurin
Bisik Lea kepada Venti
Venti
Sut!
Venti menyuruh diam temanya itu karena mereka duduk sebangku
Kelas hampir usai dan kondisi kondusif
Waktu menunjukan pukul 10.00 dan mereka menuju jam istirahat
Semua murid keluar terkecuali Romi, yang memang sedang merencanakan sesuatu
Venti sudah mulai khuwatir karena dia di tinggalkan Lea yang sudah lebih dulu keluar kelas karena ingin segera ke toilet
Romi memandang Venti dengan serius
Venti
Kamu ada masalah denganku?
Venti mencoba berinteraksi dengan santai
Romi
Heh
Romi hanya menjawab kecut
Venti masih mencoba tenang dan mulai melangkahkan kaki untuk keluar kelas
Romi dengan sigap menarik tangan venti
Romi
Ikut aku..
Venti
Kemana?
Romi memilih tidak menjawab dan masih erat menggenggam tangan venti menuju gedung paling atas.
Venti merasa lelah karena Romi mengajaknya naik tangga ke lantai 5 gedung sekolah.
Venti
Rom.. aku lelah, kita bisa bicara di kantin kan
Romi tidak merespon, tetap saja menyeret Venti dengan sedikit memaksa
Mereka sampai di atap gedung
Romi menghempaskan tangan venti
Venti
Ah..
Venti terduduk di lantai atap
Romi lantas mengambil kursi yang memang tidak terpakai dan duduk di hadapan Venti yang mengibaskan tangannya yang kotor karena memegang lantai atap saat terduduk jatuh.
Romi
Eh.. kamu! seperti manusia rubah sudah bermain licik di belakang ku dan membuat aku ngerasa tertipu dengan wajah polosmu itu!
Venti
Maksud kamu apa?
Venti mencoba berdiri, tapi Romi menariknya hingga terduduk di pangkuan romi
Venti
Lepasin aku rom
Menolak
Romi
Sut!
Membungkam mulut Venti, dan berbisik di telinga venti
Romi
Dibayar berapa kamu, sampai-sampai orang tuaku tau kalau aku kemarin tidak sekolah!
Venti terkejut dan mencoba lepas dari pelukan erat Romi
Venti
Lepas!!
Venti berhasil lepas dan menampar Romi dengan keras
Comments