Romi & Venti
BAB 1
Seru Venti kepada sahabatnya yang bernama Lea
Menoleh dengan muka masam
Lea menunjukan wajah datarnya
Venti
Kamu kenapa? masam banget muka kamu
Lea
Lagi bete nih, nyokap marah-marah Mulu..
Muka masam berubah menjadi sendu
Mereka lantas duduk di taman sekolah
Menepuk tangan di kursi taman mempersilahkan sahabatnya duduk
Venti memperhatikan dan mengamati
Lea
Aku kemari di pukul sama nyokap
Terkejut dan melebarkan mata
Murung dan menundukan kepala
Venti
Ada masalah apa sampai kamu di pukul Le..
Cemas dan mengeratkan pegangan tangan ke Lea.
Lea
Bokap aku nikah i wanita yang dia suka, lantas aku mendukung bokap aku
Terkejut dan menutup mulut dengan telapak tangannya.
Bel berbunyi, waktu belajar telah tiba
Venti
Ah.. kita masuk dulu, sambung nanti pas kita pulang sekolah ya
Mereka berdua belum banyak cerita, karena bel masuk sudah berbunyi
Romi menghalangi Venti yang hendak masuk ke kelas dengan kaki dan tangannya di depan pintu kelas
Lea
Rom, jangan bikin masalah deh.. aku lagi pengen makan orang!
Venti
Biarkan kami lewat Rom, guru akan segera tiba
Masih biasa saja dan menghempaskan tangan dan kaki Romi dengan santai
Guru datang semua murid berlarian dan duduk dengan rapi.
Romi memandang Venti dengan senyum sinisnya.
Guru fisika
Anak-anak tolong buka buku paket halaman 107
Semua murid mendengarkan, terkecuali Romi yang sibuk dengan ponselnya.
Jonas
Bro loe gak denger Bu Sinta
Bisik Jonas karena duduk di belakang romi
Singkat cerita Romi adalah anak polisi dan ibunya seorang dosen, Romi adalah anak tunggal yang pintar di sekolah tapi sifatnya jahil dan dingin.
Beda dengan Venti, dia juga pintar tapi baik hati dan bijaksana karena ibunya seorang psikolog dan ayahnya psikiater
Guru fisika
Romi, tolong kamu matikan handpone kamu dulu kita sedang belajar
Tetap dengan padangan dinginnya
Venti menyuruh diam temanya itu karena mereka duduk sebangku
Kelas hampir usai dan kondisi kondusif
Waktu menunjukan pukul 10.00 dan mereka menuju jam istirahat
Semua murid keluar terkecuali Romi, yang memang sedang merencanakan sesuatu
Venti sudah mulai khuwatir karena dia di tinggalkan Lea yang sudah lebih dulu keluar kelas karena ingin segera ke toilet
Romi memandang Venti dengan serius
Venti
Kamu ada masalah denganku?
Venti mencoba berinteraksi dengan santai
Romi hanya menjawab kecut
Venti masih mencoba tenang dan mulai melangkahkan kaki untuk keluar kelas
Romi dengan sigap menarik tangan venti
Romi memilih tidak menjawab dan masih erat menggenggam tangan venti menuju gedung paling atas.
Venti merasa lelah karena Romi mengajaknya naik tangga ke lantai 5 gedung sekolah.
Venti
Rom.. aku lelah, kita bisa bicara di kantin kan
Romi tidak merespon, tetap saja menyeret Venti dengan sedikit memaksa
Mereka sampai di atap gedung
Romi menghempaskan tangan venti
Venti terduduk di lantai atap
Romi lantas mengambil kursi yang memang tidak terpakai dan duduk di hadapan Venti yang mengibaskan tangannya yang kotor karena memegang lantai atap saat terduduk jatuh.
Romi
Eh.. kamu! seperti manusia rubah sudah bermain licik di belakang ku dan membuat aku ngerasa tertipu dengan wajah polosmu itu!
Venti mencoba berdiri, tapi Romi menariknya hingga terduduk di pangkuan romi
Membungkam mulut Venti, dan berbisik di telinga venti
Romi
Dibayar berapa kamu, sampai-sampai orang tuaku tau kalau aku kemarin tidak sekolah!
Venti terkejut dan mencoba lepas dari pelukan erat Romi
Venti berhasil lepas dan menampar Romi dengan keras
BAB 2
Romi masih tenang dengan sikap dinginnya, dia lantas bangkit dan mengusap pipinya
Venti
Kamu keterlaluan Rom!
Venti
Siapa yang bilang ke orang tua kamu, aku juga tidak tau kamu kemarin masuk apa tidak
Venti marah dan mencoba masih bicara dengan baik
Romi
Jonas bilang kamu kemarin keruang kepala sekolah karena di tanya tentang aku
Venti
Ya aku kemarin memang ke ruang kepala sekolah karena aku di suruh kerumah kamu untuk mengantarkan surat undangan kepala sekolah buat kamu ikut olimpiade
Venti
Tanyakan itu sama orang tua kamu, dan tanyakan siapa yang sudah mengadu kepada mereka soal kamu tidak sekolah
Venti lantas pergi dengan wajahnya yang sudah sangat merah padam karena ingin sekali menangis
Perlakuan Romi kepadanya merasa dirinya di rendahkan.
Romi masih terkejut dan terdiam
Sepanjang pelajaran, Venti hanya diam dan menundukan wajahnya
Romi melihat Venti terus menerus dengan perasaan bersalah, tapi dia gengsi untuk meminta maaf
Jonas
Bro.. kita nongkrong pas pulang sekolah ya
Romi
Sut! dengerin gurunya menjelaskan jangan terlalu kepo
Kelas telah usai semua murid beranjak dari kelas, Venti masih merapikan bukunya sedangkan Romi sedang menunggu Venti di depan kelas
Refan
Rom kamu ngapain masih disini?
Tanya Refan anak IPS yang juga pernah satu SMP dengan Romi,Venti dan hera
Cerita singkat ya gaes
venti,Hera,Romi,dan Refan adalah teman 1 sekolah di SMP dulu walaupun Venti bukan 1 kelompok dengan Romi,Refan dan hera
Venti keluar dan hanya menyapa refan
Refan
Hai ven, mau pulang bareng?
menawarkan dengan senyum yang di penuhi lesung pipi
Venti
Gak usah, aku sudah di jemput ibu di depan
Romi sudah mulai bosan, lantas memegang tangan venti
Romi
Fan, aku duluan ya.. Venti di tunggu ibunya, aku mau nebeng Tante Irma karena kamu tau sendiri kan rumah kami satu kompleks
Venti memandang sengit dan mencoba melepaskan genggaman tangan Romi tapi tidak bisa.
Refan
Kalian mau barengan ya
Refan sedikit terkejut karena Romi memegang tangan venti
Tanpa basa basi Romi lantas menyeret sedikit Venti dan mereka pergi dari pandangan Refan
Romi membawa Venti ke lapangan basket
Venti
Apaan sih kamu Rom! belum puas aku tampar
Melepaskan tangannya dari genggaman romi
Venti sudah sangat kesal, Romi hanya membuang waktunya
Romi
Aku mau kamu temui orang tuaku
Romi
Bilang kalau aku kemarin gak sekolah karena tertidur di rumah kamu
Venti
Kamu yang bener Rom!
Venti
Kamu sudah gak waras?
Venti menggelengkan kepala karena yang di katakan Romi tidak masuk akal
Romi
Kakak kamu kemarin yang maksa aku gak sekolah, aku memang ketiduran di rumah kamu
Venti
Kamu main game dengan Kak Radit?
Venti
Wah benar-benar ya kalian yang buat masalah kenapa aku yang nyelesaiin!
Romi
Kakak kamu udah berangkat ke luar kota lantas siapa lagi yang bisa bicara, harusnya dia kan yang tanggungjawab
Venti
kamu benar-benar meras aku atas kesalahan kakak aku, ini gak adil!
Venti mengerutkan dahinya
Romi
Ayo sekarang kamu ikut aku, kalau kamu gak mau.. jangan harap kamu akan tenang di sekolah
Venti
Bodoh.., aku gak akan mau bicara sama orang tua kamu!
Venti lantas melarikan diri, Romi mengejarnya tapi venti adalah pelari yang handal
Venti masih sempat mengejek Romi yang sudah hampir lelah mengejar
Romi
Dia Cepet banget larinya
Venti telah menghilang dari pintu gerbang sekolah, Romi tidak berhasil mengejarnya
Romi
Gadis itu sungguh-sungguh menyebalkan
Romi menendang tong sampah karena kesal
BAB 3
Venti
Bisa-bisanya aku tetangga satu kompleks sama Romi..
Ibu Irma
Kamu bicara apa, ibu tidak dengar
Venti
Oh gak apa-apa Bu, Venti cuma lagi ngomong sendiri aja
Selang 30 menit Venti sampai rumah
Handpone bergetar, Terlihat nama Lion tom
Venti
Dia benar-benar membuatku emosi, tidak ada hentinya Telpon aku
Venti memegang handphone dan mengerutu
Venti mengabaikan panggilan telpon dari Romi
Venti keluar, betapa terkejutnya karena di meja makan ada Romi
Ibu Irma
Sayang, Romi datang kesini katanya mau belajar bersama kamu
Venti terkejut, salah tingkah mau menjawab tidak
Venti
Nekat banget nih orang, gak tau malu
Ibu Irma
Nak Romi ayo makan dulu
Selesai makan, Venti mengajak Romi ke halaman belakang
Venti
Kamu ini orang yang gak mau nyerah ya!
Romi
Kamu kalau teriak-teriak ibu kamu pasti akan datang kesini
Venti
Jangan buat aku tensin terus..
Romi
Bukankah aku sudah bilang, jelaskan kepada orang tua aku.. kalau kamu gak mau juga, aku akan tetap di sini sampai kamu mau ke rumah aku
Melipat kedua tangan dan duduk bersila
Venti
Ayo sekarang kerumah kamu, tapi bukan salah aku jika aku sudah jujur tapi orang tua kamu tetap nyalahin
Venti lantas bergegas ke rumah Romi berpamitan ke pada ibu untuk membeli buku
Sepanjang perjalanan Venti terus mengomel, sampai Romi tak tahan
Terkejut dengan perlakuan Romi venti mencubitnya
Venti
Berani sekali nyium pipi aku hah!
Romi
Kamu sih gak diem-diem ngomelnya
Venti
Dengar ya Rom, sekali lagi jangan bersentuhan fisik!
Venti
Kamu bukan siapa-siapa aku
Venti lantas menghadap kaca mobil
Romi
Kamu berharap agar hubungan kita lebih..
Romi
Siapa juga yang mau sama gadis kutu buku
Tertawa mengejek, Romi benar-benar keterlaluan
Venti marah dan mencubit Romi hingga sampai di rumah romi
Venti keluar mobil dan lari kecil segera mungkin masuk rumah Romi.
Sedikit cerita ya gaes..
Keluarga Romi dan Venti memang dekat karena ayah Romi adalah teman satu angkatan di SMP,SMA hingga kuliah
Ibu Merisa
Hai sayang apa kabar
Ibu Merisa
Lama kamu gak pernah main kesini
Venti
Saya kesini mau menyelesaikan masalah Romi kemarin tidak sekolah tante
Ibu Merisa
Iya Tante sudah tau, hanya kesalah fahaman saja
Romi
Mama tau kenapa aku gak kesekolah?
Ibu Merisa
Irma bilang kamu ketiduran di rumahnya karena main game sama Radit
Ibu Merisa
Tau, papa minta maaf kemarin sudah kasar sama kamu sayang
Romi
Sudah mukul bukan minta maaf sendiri
Suasana menjadi tegang Lantara Romi bersikap dingin dan pergi
Ibu Merisa
Sayang maaf ya Romi kalau marah menakutkan
Venti
Gak apa-apa Tante, saya harap tidak ada masalah lagi
Venti
Kalau gitu saya permisi pulang saja ya tante
Ibu Merisa
Jangan pulang dulu, Tante mau minta tolong bujuk Romi supaya tidak marah lagi
Ibu Merisa
Iya sayang, Romi seumuran sama kamu
Ibu Merisa
Mungkin saja dia bisa menghilangkan amarahnya dan tidak lagi tidak pulang
Venti pasrah, lantas ibu Merisa mengajak Venti masuk kamar romi
Terdengar Romi sedang mandi, ibu Merisa meninggalkan Venti di kamar Romi dengan pintu terbuka
Venti
Duh ngapain juga aku masih disini
Venti terkejut Romi hanya memakai boxer tanpa baju
Venti
Kamu pakai baju kamu dong, ada aku di sini
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!