" Rumahku di gang sebrang jalan tempat kamu jatuh semalam yah..!" Safia memberitahu letak rumahnya dimana. setelah sampai di mana motor Arkha di parkirkan.
Setelah kurang lebih dua puluh lima menit mereka sampai di rumah bercat biru,rumah dengan gerbang tinggi dua meter, walaupun rumah sederhana yang memang seperti perumahan biasa namun terlihat nyaman dan rapih.
banyak pot pot yang di gunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman sayur yang di tata rapih. memang Safia sengaja memanfaatkan lahan kosong di halaman depan dan belakang yang lumayan luas untuk menanam sayuran dan buah,ya selain memang hoby juga agar bisa menghemat pengeluaran.
Rumah tersebut adalah peninggalan orang tuanya dulu yang dibeli ayah dan ibunya dengan cara kredit namun setelah orangtuanya meninggal Safia lah yang meneruskan sisa cicilanya.dengan bekerja sambilan apa saja karena saat itu Safia masih sekolah di bangku SMA.walaupun dengan susah payah akhirnya Safia dapat melunasinya beberapa tahun lalu.
Safia dengan menenteng hasil belanjaannya membuka gerbang untuk Arkha memasukan motornya untuk di parkirkan di dalam. setelahnya Arkha turun dia melihat rumah Safia yang walaupun kecil dan sederhana namun terlihat nyaman rapih dan sejuk karena banyak tanaman sayurnya.di teras ada meja bundar kecil dan dua kursi disisi kiri dan kananya. tenang kesan itu yang pertama di rasakan Arkha saat memasuki rumah Safia.
sedangkan Safia membuka pintu rumah dengan kunci yang dia simpan didalam dompetnya.
" Ayo masuk Arkha..maaf yah rumahku kaya gini.." ucapnya seraya melangkah masuk kedalam rumah dengan Arkha mengekor di belakangnya.
"duduk dulu...mau minum apa?" tawar Safia kepada Arkha.
"terserah...!!" jawabnya Arkha singkat.
Segera Safia masuk ke dapur untuk membuatkan minuman dingin untuk Arkha karena cuaca hari ini begitu panas pikirnya.
" nih minumnya...!!" menaruh minuman yang dia bikin di meja depan sofa yang di duduki oleh Arkha.
" ya udah aku tinggal dulu buat masak makan siang kita sebagai ganti kamu yang udah bayarin belanjaan aku tadi..!" kata Safia dan keluar ke halaman belakang untuk memetik sayuran yang rencananya akan di masak.Safia berniat akan memasak cah kangkung, ikan goreng dan membuat mendoan untuk cemilannya.Safia pikir biarlah sekali kali Arkha merasakan masakan orang biasa sepertinya. Sedangkan Arkha menunggunya di ruang tamu sambil sibuk dengan handphonenya.
Setelah semua menu sudah selesai dan tertata rapih di meja makan di ruang tengah.dan peralatan masak sudah Safia rapihkan dan dapurpun sudah bersih.memang sudah kebiasaan Safia setelah selesai memasak dia selalu membersihkan peralatan yang digunakan dan merapihkan dapurnya.karena Safia termasuk orang sangat suka melihat rumahnya rapih dan bersih.
" Arkha ayo makan udah aku siapin semoga kamu suka...!"katanya Safia sedikit sangsi Arkha mau makan masakanya.
"mmm...." Arkha mematikan handphone nya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Safia menuju meja makan. disana di meja makan Arkha melihat menu makan siang yang Safia siapkan untuknya.entah mengapa ada rasa yang begitu menyeruak begitu senang.
Mereka makan dengan tenang hanya terdengar suara deting sendok yang beradu dengan piring. Safia melihat Arkha makan dengan lahap begitu senang ternyata makanan yang dia buat di terima baik oleh Arkha.sedangkan Arkha begitu menikmati masakan Safia yang sangat lezat di lidahnya padahal ini hanya masakan biasa tidak seperti menu yang selalu ada di meja makannya.
Tak terasa hari semakin sore jam dinding sudah menunjukan pukul 15.00 sore.Arkha sudah pulang sekitar sejam lalu. Safia baru pulang dari warung tempat dia menitipkan gorengan jualan untuk mengambil hasilnya. setelahnya dia berniat memasak untuk makan malam dan mandi.
Dua hari kemudian
seperti biasa Safia melakukan kegiatan sehari hari bangun pagi membuat gorengan bekerja di rumah Bu Retno dan bekerja di toko kue.
Dua hari itu pula Safia tidak bertemu dan melihat Arkha lagi. Safia fikir memang urusan di antara mereka sudah selesai untuk apa ketemu kalau memang tidak ada keperluan Safia merasa tidak sedekat itu dengan Arkha.
Sedangkan disisi lain Disebuah bangunan rumah yang cukup besar dengan gaya minimalis. yang memang di bangun dan di desain khusus untuk menjadi ruang kendali bagi INMAX sebuah perusahaan yang mengendalikan perusahan,properti,dan mall besar di seluruh dunia yang pastinya di bawah naungannya di ruangan yang terlihat luas tersebut terdapat beberapa kursi dan meja serta komputer diatas masing masingnya jika dilihat dari ruangan itu seperti ruangan kantor.itu adalah ruang rahasia di dalam rumah itu. karena Arkha memang sengaja membuat kantornya seperti rumah pada umumnya agar para pesaing bisnisnya tidak bisa menemukanya.
Arkha duduk di salah satu meja yang cukup besar dan sebuah kursi yang terbuat dari kulit yang sangat nyaman untuk diduduki dan pastinya terlihat mahal dan mewah sedang fokus didepan layar laptopnya banyak berkas di atas mejanya yang menumpuk menunggu untuk di kerjakanya.
" Sepertinya tidak hanya PT. Angkasa saja yang ingin menyerahkan semua asetnya untuk INMAX.." Ujar Arkha sambil menyeringai.
" ambil alih REXA mall...!" katanya saat sambungan terhubung kepada asistennya tanpa basa-basi.
Setelah sambungan telpon terputus helaan nafas lelah terdengar dari mulutnya,Arkha lelah melihat kerjaan yang masih menumpuk sedangkan dia sungguh merindukan wanitanya.
Arkha sangat merindukan Safia setelah pertemuannya dua hari yang lalu dia menganggap bahwa Safia miliknya hanya miliknya..entahlah apa yang Safia berikan kepadanya sehingga dia hanya terpaku dengan satu wanita yaitu Safia cukup dua hari saja Arkha sudah terobsesi dengan wanita itu dan selalu mengawasinya melalui orang yang dia utus khusus untuk Safia.dia tidak ingin miliknya di sentuh apalagi di miliki orang lain.
" I Miss U..!!" katanya saat melihat potret Safia yang tersenyum di toko kue tempatnya bekerja yang dikirim oleh orang suruhannya. melihat jam yang Arkha kenakan menujukan pukul 20.00 malam sebentar lagi Safia pulang dari toko kue pikirnya.Arkha sudah tidak bisa menahan kerinduannya kepada Safia dan berniat untuk menemui sekaligus menjemputnya.tanpa menunggu lama dia meraih kunci motor dan jaket kulit yang biasa dia gunakan.
Setelah seharian berkutat dengan mesin kasir akhirnya tiba waktunya Safia pulang.namun sebelumnya dia harus merapihkan meja dan kursi serta membersihkan toko bersama Resta.setelah semua selesai mereka berjalan keluar toko saat sampai di tepi jalan terlihat Riko pacarnya Resta sudah menunggu di atas motornya.
"Saf kita duluan yah..!" kata Resta saat sudah menaiki motor Riko.
"ya ok.."jawab Safia sambil mengacungkan jempol. sedangkan Riko hanya menganggukkan kepalanya untuk menyapa Safia.memang Safia tidak pernah ngobrol dengan lelaki itu hanya sebatas menyapa saja itupun sapaan singkat.
Saat sedang menunggu angkot ada sebuah motor berhenti di depanya.membuat dia penasaran siapa gerangan yang berhenti di depannya karena seluruh wajahnya tertutup oleh helm,tapi melihat motornya dan jaket yang di pakainya Safia seperti pernah melihat tapi entahlah dia tidak terlalu ingat.
"lohh Arkha...!!" serunya kaget saat melihat helm yang di kenakanya di buka sepenuhnya.
"naik..!!" katanya singkat sesaat melihat wajah terkejut Safia.
"eeh..!!" tanpa menunggu Lama Arkha langsung menarik tangan Safia agar cepat menaiki motornya dan agar segera pulang karena sudah semakin malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments