Gemetar tangan Tri saat melihat sesuatu di tangannya. Keringat bercucuran, padahal cuaca pagi ini masih sangat dingin.
Tri
Semoga saja apa yang aku takutkan tidak terjadi.
Tri terus saja berdoa dalam hati tanpa melepas pandangannya dari benda pipih yang sedari tadi ia genggam.
Hatinya sungguh sangat menciut,tangannya bergetar, tulang-tulang di tubuhnya seakan dilolosi saat ia melihat dua garis merah terpampang di benda tersebut.
Tri
Gak mungkin, ini gak mungkin terjadi. Aku harus bagaimana?
Gelisah seketika melanda Tri. Langit seakan runtuh. Bayangan kemarahan orang tuanya kini menari-nari dalam benaknya.
Sebuah kesalahan yang ia perbuat bersama kekasihnya -Alan- kini berbuah nyawa yang bersarang dalam rahimnya.
Tri
Aku harus segera kasih tahu Alan
Tri segera meraih ponselnya dan menelpon Alan
Nada dering ketiga, akhirnya telpon dijawab
Alan
Halo,yang!
Ada apa? kangen ya sama aku?
Tri
Hiks...hiks... (Menangis sesenggukan)
Alan
Yang.... kenapa? kok kamu nangis? ( khawatir tingkat dewa)
Tri
Lan...Lan kita harus ketemu, ada hal penting yang harus aku..aku bicarakan (masih terisak)
Alan
Ada apa?
mmm ..oke aku ke kosan kamu sekarang
Tut...sambungan telpon ditutup. Tri masih saja duduk di lantai sambil menyenderkan punggungnya ke dinding. Air matanya semakin deras mengalir tanpa bisa ia cegah.
Tok...Tok...Tok....
Pintu kamar Tri di ketuk dari luar. Ia pun segera bangkit dan membuka pintu.
Alan
Yang, are you oke? kenapa kamu nagis kayak gini? (menghambur ke arah Tri, kemudian merengkuh kedua bahu Tri)
Tri
(Memberikan testpack, benda yang sedari tadi ia tangisi)
Comments
fabdul
mampir kak.. aku yang dari ini yang tadi 😁...
2022-09-04
1