NovelToon NovelToon

Depresi

Awal

Gemetar tangan Tri saat melihat sesuatu di tangannya. Keringat bercucuran, padahal cuaca pagi ini masih sangat dingin.
Tri
Tri
Semoga saja apa yang aku takutkan tidak terjadi.
Tri terus saja berdoa dalam hati tanpa melepas pandangannya dari benda pipih yang sedari tadi ia genggam. Hatinya sungguh sangat menciut,tangannya bergetar, tulang-tulang di tubuhnya seakan dilolosi saat ia melihat dua garis merah terpampang di benda tersebut.
Tri
Tri
Gak mungkin, ini gak mungkin terjadi. Aku harus bagaimana?
Gelisah seketika melanda Tri. Langit seakan runtuh. Bayangan kemarahan orang tuanya kini menari-nari dalam benaknya. Sebuah kesalahan yang ia perbuat bersama kekasihnya -Alan- kini berbuah nyawa yang bersarang dalam rahimnya.
Tri
Tri
Aku harus segera kasih tahu Alan
Tri segera meraih ponselnya dan menelpon Alan Nada dering ketiga, akhirnya telpon dijawab
Alan
Alan
Halo,yang! Ada apa? kangen ya sama aku?
Tri
Tri
Hiks...hiks... (Menangis sesenggukan)
Alan
Alan
Yang.... kenapa? kok kamu nangis? ( khawatir tingkat dewa)
Tri
Tri
Lan...Lan kita harus ketemu, ada hal penting yang harus aku..aku bicarakan (masih terisak)
Alan
Alan
Ada apa? mmm ..oke aku ke kosan kamu sekarang
Tut...sambungan telpon ditutup. Tri masih saja duduk di lantai sambil menyenderkan punggungnya ke dinding. Air matanya semakin deras mengalir tanpa bisa ia cegah.
Tok...Tok...Tok....
Pintu kamar Tri di ketuk dari luar. Ia pun segera bangkit dan membuka pintu.
Alan
Alan
Yang, are you oke? kenapa kamu nagis kayak gini? (menghambur ke arah Tri, kemudian merengkuh kedua bahu Tri)
Tri
Tri
(Memberikan testpack, benda yang sedari tadi ia tangisi)
Alan
Alan
Apa ini? (meraih testpack dari tangan Tri)
Tri
Tri
Aku hamil,Lan! (kembali terisak)
Alan
Alan
(Melongo kaget mendengar ucapan sang kekasih)

Yang Kedua

Semua berawal dari 3 bulan yang lalu. Ketika itu Tri yang baru 3 bulan menerima Alan sebagai kekasihnya,secara tidak sengaja melihat hp Alan bergetar tanpa nada dering diatas meja tempatnya duduk bersama Alan di kantin pabrik tempat mereka kerja. Sedangkan Alan kini tengah ke toilet.
Tri
Tri
Halo (mengangkat telpon)
Nadira
Nadira
Halo...ini siapa? (ketus)
Tri
Tri
(melihat ID caller yang tanpa nama)
Tri
Tri
Saya Tri, pacarnya Alan. Maaf ini sama siapa ya? (keningnya berkerut curiga)
Nadira
Nadira
Pacar Alan? jangan ngadi-ngadi deh (ketus) Alannya mana? (setengah membentak)
Tri
Tri
Ish...santai dong, Alan lagi ke toilet. Ini siapa?
Nadira
Nadira
Bilang aja, Nadira kekasihnya nelpon. dan tolong suruh dia telpon balik!!!
Tut...telpon dimatikan. Tri melongo bingung
Tri
Tri
Kekasih? apa maksudnya? siapa dia? (batin)
Alan datang kembali ke meja tempatnya duduk bersama Tri.
Alan
Alan
Maaf ya lama! (duduk di depan Tri)
Tri
Tri
Nih hp kamu, tadi ada yang nelpon (menyerahkan hp)
Alan
Alan
(mengerutkan kening) Siapa?
Tri
Tri
pacar kamu, Nadira (ketus)
Alan ketar ketir. Wajahnya pucat pasi saat mendengar Nadira menghubunginya di waktu yang tidak tepat.
Alan
Alan
Pa...pacar? kamu jangan ngaco deh. Pacarku ya kamu.(gugup)
Tri
Tri
Yakin?
Alan
Alan
I-iya, percaya sama aku (memohon)
Tri
Tri
Kebetulan tadi dia nyuruh kamu nelpon balik, coba kamu telpon sekarang, trus load speaker supaya aku bisa dengar, dan percaya kalo dia bukan pacar kamu
Alan gelagapan.
Alan
Alan
Nadira siapa? di hp aku gak ada yang namanya Nadira.
Tri
Tri
Emang gak ada, orang tadi aja nomor telponnya gak kamu kasih nama,kok, tapi aku yakin kamu pasti hafal.
Tri
Tri
ooo...kalo enggak, sini aku telpon aja. aku masih inget kok nomornya (merebut hp Alan dan mendial nomor terakhir menelpon)
Alan
Alan
(Terperangah,pasrah)
Tak menunggu lama telpon pun tersambung.
Nadira
Nadira
Halo,sayang.... Kok lama banget nelponnya?
Alan
Alan
(Membelalakkan mata, salah tingkah)
Tri
Tri
(Mimik wajah ketus,memberi kode pada Alan agar menjawab telponnya)
Alan
Alan
Ha-halo,Dir! ma-maaf, tadi abis dari toilet (menatap Tri dengan tatapan memelas)
Nadira
Nadira
Trus tadi siapa yang jawab telpon? pake ngaku pacar kamu,lagi. Kamu selingkuh ya?
Tri
Tri
(menatap Alan menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut kekasihnya itu)

Lepasin aku

Alan
Alan
mmm...tadi...tadi itu temen aku (mengusap tengkuknya, pandangannya tak lepas dari Tri)
Tri
Tri
(Tersenyum miris) Hah..cuma teman, ternyata ini aslinya kamu!!(menyenderkan punggung di senderan kursi, sambil berpangku tangan)
Alan
Alan
(Menggelengkan kepala tanpa bicara)
Nadira
Nadira
Bener,ya, cuma teman kamu....awas aja kalo sampe kamu selingkuh.
Tri
Tri
(Menggelengkan kepala, bangkit dan beranjak pergi dari hadapan Alan)
Alan
Alan
Shiitt!!!! (meninju meja) Dir, nanti aku telpon lagi
Tut...telpon Alan tutup tanpa persetujuan Nadira. Ia pun berlari mengejar Tri yang sudah pasti tengah marah besar padanya.
Alan
Alan
(Mencengkram lengan Tri) Tunggu aku bisa jelasin!
Tri
Tri
Gak perlu, semua sudah jelas. (mendengus kesal) aku merasa bodoh selama ini, mau aja dikibulin selama 3 bulan ini sama kamu.
Tri
Tri
Dan...apa tadi kamu bilang? mmm...ya, kita cuma teman. jadi mulai sekarang bersikaplah seperti teman biasa.
Alan
Alan
(Meraih tangan Tri yang hendak menjauh) maafin aku
Tri
Tri
LEPASIN!!(menghempaskan tangannya dari Alan) jangan coba deketin aku lagi. Aku gak sudi jadi orang bodoh hanya karena bersamamu.
Tri pergi menjauh. Alan hanya bisa memandangi punggung Tri dengan perasaan sesal.
Seminggu kemudian,
Tri
Tri
(Duduk di depan gerbang pabrik menunggu ojek langganan menjemputnya.)
Rian
Rian
Masih belum dijemput,mbak? (berdiri disamping Tri yang tengah memainkan hp)
Tri
Tri
Astaghfirullah (kaget, menoleh kesamping) Eh, pak Rian, iya pak, gak tahu nih kayaknya kejebak macet.
Rian
Rian
Boleh saya duduk disini?
Tri
Tri
Boleh...boleh...pak Rian udah bebas tugas,ya?
Rian
Rian
Iya,nih (tersenyum)
Tri
Tri
Kok belum pulang?
Rian
Rian
Lagi nunggu angkot.
Tri
Tri
oooo (manggut-manggut)
Rian adalah sekuriti pabrik yang usianya 1 tahun diatas Tri. Dari semua karyawan pria yang ada, dia adalah satu-satunya karyawan yang tak membawa kendaraan pribadi. Ia beralasan jika uang yang ia punya belum cukup untuk membeli kendaraan. Padahal selama 3 tahun bekerja dengan gaji yang lumayan, bukan mustahil ia bisa mengkredit motor seperti teman-temannya.
Selama setengah jam mereka ngobrol sambil menunggu jemputan masing-masing. Pembawaan Tri yang ceria membuat keduanya cepat akrab.
Tanpa mereka sadari, Alan sedari tadi memperhatikan mereka dari jauh dengan hati panas karena cemburu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!