Bagaimana rasanya?
Jangan ditanya.
Aku nggak bisa jelasin.
Aku agak deg degan, entah apa sebabnya. Aku belum bisa menjelaskannya sekarang. Pokoknya nggak jelas banget deh. Satu hal yang pasti, saat kejadian itu, bang Andi ternyata menyalakan kameranya sehingga ada barang bukti yang dapat dijadikannya bahan gosipan untuk sekantor.
Dan itu benar-benar terjadi. Ia mengirimkan foto lengkap dengan video singkat tersebut ke group kantor dengan hastag #Lamaran di Divisi Perencanaan, mohon do'a restu.
Inilah kesialan terbesarku hari ini.
Aku langsung saja marah ke Bang Andi karena mengirim foto tersebut ke group kantor, kan malu. Amarahku udah di ubun-ubun rasanya. Udah belum jadi makan siang, tambah emosi dong.
“Bang, hapus nggak fotonya, malu ih. Abang ngapain sih pakai kiriim di group. Apa kata yang lain nanti? Disangka beneran lagi nanti.. Hadeuuh” kataku sambil meninggikan sedikit volume suaraku.
Yang dimarahi malah Cuma cengengesan nggak jelas. Memang ini orang ada gesrek-gesreknya. Tak lama setelah itu, bang Andi menepuk jidatnya dan berkata
“Eh maaf Nin, rupanya daku salah pencet group, mau dikirim ke group kita-kita untuk jadi bahan becandaan sebulan kedepan, eeh kekirim kegroup sebelah. Sorry ye.. ini eike hapus dulu” katanya agak jijay.
Mau rasanya kuteriak “PERCUMA” pasti udah banyak yang liat tuh.
Sekarang itu jam istrirahat, HP pada stanby di tangan masing-masinglah. Orang sekarangkan mana bisa lepas dari HP nya..Aku yang merasa bête tingkat dewa, aku yakin dia sengaja dan punya dendam padaku.
Huh akhirnya memutuskan untuk keluar ruangan sekaligus mencari udara segar, makan entar ajalah. Udah kenyang makan hati gegara Bang Andi. Coba kalau dia perempuan udah aku jambakin rambutnya.
Baru saja keluar dari ruangan, aku berselisih jalan dengan Santi yang merupakan karyawan bagian recepsionis. Ia dengan senyum manisnya menyapaku “Hai Nindi, mau ke kantin ya?”.
Aku yang dalam mood kurang bagus hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia kemudian tiba-tiba mengulurkan tangannya seolah ingin berjabat tangan dengan ku sambil berkata “Oh iya, selamat ya… Akhirnya kamu tidak jomblo lagi, hehe”.
Apa-apaan ini? Mereka semua menganggab serius hal ini? Mati aku.
Apa yang harus aku jelaskan pada semua orang kantor?
Aku harus segera mengklarifikasi hal ini di group.
Kalau tidak, pamor aku yang tak seberapa ini akan turun hingga tidak bisa ngecengin abang-abang diruangan manajement.
Dengan tekad segera mengklarifikasi hal ini, tangan kananku otomatis meraih kantong celana panjangku untuk mengambil ponsel. Sialnya ponsel itu tidak berada ditempat yang seharusnya.
Ponselku tinggal diatas meja.
Aku lansung berlari keruangan dengan mengabaikan Santi yang diam menatapku dengan tangan yang masih terulur kearahku. Aku tidak begitu menghiraukannya, karena pada dasarnya juga tidak akrab dengannya. Kami baru mengenal sebatas rekan sekantor. Bukan teman akrab maupun sahabat.
Saat aku masuk ruangan, kelima rekanku lansung memanggilku untuk duduk kembali dan makan bersama. Aku yang memang sensian dan moodian ini hanya diam, berjalan mengambil ponsel yang terletak sebelah Bang Arya dan kembali keluar ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Untuk saat ini aku tidak memperdulikan siapapun.
Samar-samar kudengar bang Agus sedang berbicara “Hayooo lo, ngambek anak orang. Entar kalau dia nangis gimana? Pergi minta maaf baik-baik gih”.
Tapi aku tidak memperdulikan lagi apa yang mereka katakan.
Masalah ini kelihatannya sepele, tapi seperti yang kukatakan tadi, aku itu Moodian dan kadang sensian. Jadi ini termasuk masalah besar bagiku.
Kalau tidak ada orang yang mau mendekati ku lantaran video ini kan, aku yang rugi. Kapan aku nikahnya? Emang Bang Arya mau tanggung jawab?. Huh buat pusing aja.
☺☺☺☺
Haiii
Masih pada stay tune kan?
Makan nasi pakai daun papaya
Terima kasih readerku tercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
yg sabar ngi.. klo jodohny sama arya kykny oke jg 🤣🤣🤣
2022-04-26
2
Apit Latif
haduh
2022-03-04
1
Sidieq Kamarga
Masih Thor , aku bacanya marathon gini
2022-03-02
1