Lela dan Klub Spesialnya

Semua orang yang ada di ruangan langsung menoleh ke arah sumber suara. Itu adalah Bakti Prawira, pangeran sekolah dari kelas 10E juga.

“Uuuh so sweet,” celetuk Candra. “Sepasang sahabat yang bertengkar karena cinta, sekarang kembali bersama,” ledek Candra.

“Ayo masuk,” titah pak Bayu pada Bakti.

Bakti menggelengkan kepalanya pelan. “Saya berubah pikiran,” ujar Bakti pada pak Bayu. Setelah mengatakan itu, Bakti pun berbalik untuk pergi dari sana.

“Orang yang pergi adalah orang yang kalah,” ujar pak Bayu tiba-tiba.

Bakti langsung menghentikan langkahnya. Tanpa ba bi bu lagi, ia pun langsung masuk ke dalam sana. Ia tidak mau dikatai sebagai orang yang kalah dari mantan sahabatnya itu. Tidak. Bakti tidak akan penah membiarkan hal itu terjadi.

Bakti menatap satu persatu anggota klub di sana. ‘Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka semua ada di sana?’ pikir Bakti.

Pak Bayu tersenyum penuh arti setelah melihat Bakti yang langsung terpancing dengan gertakannya. Ia tahu betul bagaimana sifat anak muda. Sangat mudah memprovokasi mereka.

Di depan pintu sana terdengar sebuah keributan kecil. Semua orang yang ada di dalam ruangan itu hanya diam dan mendengarkan dengan seksama.

“Lo ngapain ke sini?” tanya salah satu pria.

“Lo sendiri?”

Pak Bayu tersenyum mendengar percakapan diantara keduanya. Pak Bayu sudah bisa menebak, itu adalah orang yang akan bergabung ke klub ini juga.

“Kalian yang di luar sana!” seru pak Bayu dari dalam. “Cepat masuk! Teman-teman kalian sudah menunggu lama.”

Kedua orang itu pun akhirnya masuk ke dalam sana. Dua orang itu ternyata adalah Fahdil dan juga Restu.

Fahdil dan Restu terkejut melihat orang yang ada di dalam sana. Begitu pula sebaliknya.

Fahdil adalah pangeran dari kelas 10 A. Satu kelas dengan Leilani juga. Dia menempati ranking pertama di angkatannya. Tampan, kaya, pintar, benar-benar idaman para wanita. Ah, sampai lupa. Fahdil juga merupakan ketua kelas di kelasnya.

Kemudian Restu. Siapa yang tidak mengenalnya? Dia menggunakan paras tampannya untuk memikat para wanita. Restu terkennal sebagai playboy. Akan tetapi, tetap saja. Banyak gadis yang menyukainya. Terkecuali Leilani tentu saja.

“Tinggal satu lagi,” ucap pak Bayu.

Mereka semua lansung menerka-nerka, kira-kira siapa yang akan masuk ke dalam sana. Lima menit berlalu dan orang terakhir itu belum muncul juga.

“Halo semua,” ucap seseorang dari ambang pintu sambil tersenyum ceria.

Mereka semua kembali terkejut ketika mengetahui siapa orang terakhir yang akan bergabung ke klub mereka. Dia adalah Hadyan, si pria tampan idaman. Dia adalah seorang model professional. Akan tetapi, gerak tubuhnya dan juga cara bicaranya yang sedikit kemayu membuat dia kurang disukai para pria.

Berbeda lagi dengan para wanita, mereka tetap menyukainya. Bagi para wanita itu, Hadyan justru terlihat tambah imut di mata mereka.

Candra bertepuk tangan pelan. “Si banci sekolah gabung juga. Amazing!!”

Setelah mendengar perkataan Candra, air muka Hadyan berubah seketika. “Jaga mulut lo, bego!” ucap Hadyan dengan suara maskulinnya.

Semua orang yang ada di sana langsung terdiam, terutama Candra. Hadyan yang mereka lihat sekarang benar-benar berbeda 180 derajat dari Hadyan biasanya.

Lihat saja cara berjalan dan cara duduknya, Hadyan jauh lebih manly daripada mereka semua.

Mereka semua terpukau dengan apa yang mereka lihat barusan. Ini semakin menarik bagi mereka. Entah kenapa mereka bisa masuk ke sini semua.

Benar-benar tidak terduga. Awalnya mereka mengira klub ini akan membosankan. Tapi sepertinya akan sedikit menarik juga.

Berbeda dengan para pria, Leilani justru menjadi ragu untuk tetap berada di klub ini. Ia tidak mau bersama dengan mereka semua. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana para pria itu akan membullynya.

Pak Bayu berdiri dari duduknya. Sementara anak-anak itu tetap duduk di tempatnya. “Oke. Semuanya sudah berkumpul. Siapa yang ingin pergi dari klub ini? Silakan angkat tangan,”ucap pak Bayu.

Tidak ada satu pun dari para bujang itu yang mengangkat tangannya. Akan tetapi, tiba-tiba saja Leilani mengangkat tangannya. Semua mata kini tertuju padanya. Leilani pun langsung beranjak dari duduknya untuk pergi dari sana.

Pak Bayu seketika panik. “Hey! Bapak cuma bercanda. Tidak ada yang boleh meninggalkan klub ini seorang pun juga,” ujar pak Bayu dengan suara sedikit keras karena Leilani tidak menggubris perkatannya.

“Hey! Mau ke mana, cantik?” cegat seorang guru wanita menghalangi jalan Leilani untuk pergi dari sana.

Guru wanita itu bernama Rika. Dia adalah guru yang aneh juga.

“Dengar! Pendaftaran klub sudah ditutup. Kalau kamu keluar dari klub ini, maka kamu tidak akan masuk ke klub manapun. Itu artinya … nilaimu ….” Bu Rika menakut-nakuti Leilani untuk mengancamannya.

‘Ah! Benar juga,’ batin Leilani.

Leilani menghela nafas lelah. Ia sudah pasrah. Bagaimana bisa nasibnya semalang ini? Kenapa mereka semua harus masuk ke klub ini?

Bu Rika dan pak Bayu menghela nafas lega setelah melihat ekspresi pasrah Leilani. Hampir saja mereka kehilangan satu anggota.

Bu Rika pun menggiring Leilani agar duduk kembali ke tempat semula. Bu Rika juga ikut duduk di sebelahnya.

“Konyol,” celetuk Hadyan dengan ekspresi dinginnya.

Bu Rika menatap satu persatu orang yang ada di sana. “Wow!” ucap Bu Rika saat ia baru menyadari siapa saja anggotanya.

Pak Bayu tersenyum bangga. Ia merasa menjadi orang paling hebat di dunia. Bagaimana tidak? Anak-anak popular angkatan tahun ini bergabung ke dalam klubnya semua. Semua orang pasti akan merasa iri padanya.

“Ba-bagaimana bisa kalian bergabung dengan klub bodoh ini?” tanya Bu Rika sambil terbata-bata.

Tadi pak Bayu hanya memberi tahu bahwa ada tujuh anggota yang bergabung ke klub ini, tapi pak Bayu tidak menyebutkan siapa saja orangnya. Mendengar ada yang mau masuk klub ini saja sudah membuat bu Rika bahagia. Apalagi ternyata, anggotanya anak popular semua.

Bu Rika menoleh pada Leilani yang hanya menunduk lesu di sebelahnya. “Lela!” panggil Bu Rika.

Semua orang mengerutkan keningnya. “Lela? Lela siapa?” tanya pak Bayu mewakili semuanya.

Bu Rika tertawa bahagia. “Ahaha … Lela. Dia Lela. Lebih mudah menyebut dia dengan panggilan Lela daripada Leilani,” ujar Bu Rika sambil tertawa geli.

“Hahaha.” Pak Bayu tidak sengaja tertawa kencang setelah mendengarnya. Namun, pak Bayu segera menutup mulutnya. Ia takut Leilani merasa tersinggung dan mencoba keluar lagi dari klub ini.

Sementara itu, ketujuh pemuda yang ada di sana mati-matian menjaga image cool mereka. Mereka berusaha sekuat mungkin untuk meanahan tawa. Ada yang pura-pura batuk, ada juga yang pura-pura menguap untuk meanahan tawa.

Sedangkan Leilani sendiri, ia hanya diam sambil memperhatikan wajah senang Bu Rika. ‘Klub ini benar-benar aneh,’ kata Leilani dalam hati.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!