..."Teman terbaik sangat sulit untuk ditemukan, sulit untuk ditinggalkan dan sulit untuk dilupakan."...
Zara duduk ditaman Alun Alun Bandung dan memandangi foto dengan sahabatnya seperti tidak bisa pergi tanpa mereka. Tapi ia tidak mau membebankan sahabatnya itu. Ia juga harus kerja untuk memenuhi kebutuhan nya dan membebaskan dirinya dari kejadian tadi malam.
Datang sebuah motor scoppy dari arah kanan dan itu ternyata sahabatnya nanda. Nanda memarkirkan motornya dan langsung menghampiri zara. Zara langsung bergegas memasukan foto dengan sahabat nya itu kedalam tas.
"Zaraa.." panggil nanda sambil setengah berlari.
"Ihhh gilaa Zaraa lo beneran mau pergi aaaaahhhh zara.." ujar nanda dan langsung memeluk erat zara.
"Yaa bener lah nan.. Gue sedih deh kalo lo peluk gue gini.."
"Raa jangan lupain gue yaa.." ujar nanda sambil melepaskan pelukan nya dan menatap zara.
"Loh Raa muka lo ko.." potong zara dan menutupi memar yang ada di pipinya. "Gapapa nan.. Biasalah bokap gue kan ringan tangan."
"Yaampun Raa.. Ada masalah apa sih lo sampe dipukulin gini."
"Biasa hal kecil dibesar besarkan.. Udah gapapa gak usah khawatir gue baik baik aja ko.. Nih buktinya gue masih bisa berdiri.."
Nanda tersenyum dan menatap zara seperti ingin ikut menemani zara di Bali.
"Raa gue ikut yaa ke bali."
"Huss ngaco kamu mah.. Jangan nan lo harus fokus sekolah.. Inget cita cita lo kan mau jadi dokter biar bisa ngerawat gue kalo gue sakit."
"aaaaa Zaraa.. Kan nangis gue jadinya.. Oke Raa gue bakal kerja keras belajar biar bisa lulus dan nilai gue bagus.. Biar bisa banggain lo.."
Zara tersenyum, "Iyaa lo harus inget kata kata ini yaa.. Gue tunggu lo dibali oke.."
Nanda menganggukan kepala, "Nih uang nya Raa jangan dihemat hemat pakai yang lo mau.. Kalo habis bilang gue.."
"Hah banyak banget nan gue gak bisa terima sebanyak ini.."
"Syuttt bawa aja atau gue marah"
Zara bingung dan akhirnya memutuskan untuk mengambil uang tujuh juta itu.
"Yaudah gue ambil yaa.. Dan sebagai ganti nya nanti selama lo dibali gue yang bayarin oke.."
"Ko selama gue di Bali? Pokoknya kemanapun lo pergi gue ikut."
Zara pun terharu dan langsung memeluk nanda, "Nan makasih banyak yaa lo udah nemenin gue, lo udah sayang sama gue, makasih banyak lo udah jadi sahabat gue."
"Sama sama Raa..lo juga sahabat terbaik gue.. Ohh iyaa lo keberangkatan jam berapa ke bali" sembari melepaskan pelukannya
"Gue pilih tiket berangkat jam 12.30 mungkin nyampe sana sekitar 15.30."
"Ohh oke.. Pokoknya nanti lo kabarin gue yaa kalo udah nyampe."
"Oke siap.."
"Hati hati yaa Raa.. Jaga diri lo baik baik.."
"Iyaa pasti.. Lo juga.."
"Yaa udah gue pamit balik kerumah yaa gue mau siap siap sekolah udah jam 06.00 soalnya."
"Oke dahh hati hati."
***
"Neng zara..." Panggil nenek dengan lembut sembari mengetuk pintu kamar yang ditiduri zara. Tetapi tidak ada respon dari zara, kemudian nenek mencoba membuka pintu kamar dan ternyata sudah tidak ada zara dikamar.
Nenek panik dan bergegas keluar kamar mencari zara dan memanggil manggil namanya. Sontak teriakan nenek membangunkan rian.
"Nek ada apa? Ko teriak teriak panggil zara."
"Eta si neng zara teh gak ada dikamarnya."
"Hah gak ada dikamarnya?" sontak rian terkejut dan berlari kearah kamar dan ternyata gak ada zara. Ia keluar kamar dan menoleh selimut yang ia pakai pasti ulah zara.
Rian mulai lesu ketika menemukan surat yang ia taruh diatas meja, surat yang zara buat untuk rian dan neneknya sebelum zara pergi.
Rian.. Nenek..
Makasih banyak yaa udah nolongin zara dan merawat zara.. Maaf zara pamit tanpa nunggu kalian bangun.. Zara gak mau ganggu tidur kalian.. Maaf zara harus pergi karna zara gak mau ngerepotin kalian lagi.. Kalian sehat sehat yaa.
...Zara...
Rian langsung menoleh arah jam 06.00 pagi. Ia langsung bergegas siap siap pergi untuk mencari zara.
"Yan, itu teh apa isi suratnya?" tanya nenek. Rian setengah berlari ke kamar mandi, menoleh "Nenek baca aja sendiri.. Aku buru buru."
"Euleuh.. Euleuh.. Eta budak teh kunaon buru buru."
Nenek mengambil isi surat zara dan membacanya.
"Aduhh.. Neng zara teh kenapa gak bangunin nenek aja.. Padahal mah teu nanaon atuh neng tinggal disini siapa tau bisa nikah sama si rian.. Eleuh.. Euleuh... Ehh Eta budak teh pegang uang henteunya.. Meni khawatir gini.."
***
"Nanda.." panggil rian yang setengah berlari kearah Nanda yang akan masuk kelas.
"Iya ada apa?"
"Lo liat zara gak atau lo tau zara dimana?". Raut wajah rian sangat mencemaskan zara.
"Eeerrgghhh.." dipotong mia.
"Hah zara.. Emang kenapa sama zara? Kok lo nyari zara kayak mau nagih utang aja.." sahut mia.
"kalian beneran gak tau zara dimana?"
Ujar rian.
"Engga.. Gue gak tau.. Emang kenapa lo nyari zara?"
Rian langsung pergi tanpa menjawab omongan Nanda.
"Rian kenapa sih nan? Ko dia nyari zara seolah olah zara pergi dari rumah." sahut mia.
"Mi.. Zara pergi ke Bali dan gakan balik.." ujar Nanda dengan pelan pelan.
"WHATTT Bali?"
"Syutt jangan teriak teriak nanti didengar orang."
"Ohh iyaa gue lupa.. Tapi kenapa dia kebali? Trus sekolah nya gimana..?" ujar mia.
"Kan lo tau zara punya harapan tinggal dibali biar bisa menikmati pantai.. Lagian bagus juga dia disana biar dia jauh jauh dari keluarganya yang resek."
"Iyaa sih.. Tapi kan bentar lagi kita mau lulus sayang banget.."
"Yaa mau gimana lagi itu udah keputusan zara.. Dan dia juga mau cari kerja disana."
"Hah kerja? Wah wah wah bener bener si zara bikin gue makin fans aja sama dia."
"Pasti berat banget jadi dia punya keluarga yang toxid banget.. Gue aja yang punya nyokap super sibuk gue udah patah hati apalagi zara yang punya ayah tempramental."
"Zara pasti habis dipukulin lagi yaa.. Zara tungguin gue disana.. Gue pasti nyusul lo.. Walau gak diizinin nanti sama orang tua gue.. Gue mau kabur aja.."
"Yehhh eloo.. Elo tuh harusnya bersyukur punya orang tua yang sayang banget sama lo.. Gak kayak gue dan zara.. Lo kalo gak diizinin mending diem dirumah hahaha."
"Yehhh elu juga enak punya uang banyak bisa beli apapun.. Lahh gue harus puasa dulu untuk bisa beli yang gue inginkan.."
"Sama sama bersyukur aja yahh... Percuma punya uang banyak kalo waktu bersama keluarga gak ada.."
Mia memandangi kursi duduk zara, "raaa gue kangen.. Lo kalo mau minggat ngajak ngajak gue napa.."
"Syuttt udahan sedihnya jangan lebay.." sembari mengusap air matanya..
"Yehh lo juga lebay pake nangis segala.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments