Pagi-Pagi Sekali Chu Feng sudah terbangun dari tidur malamnya yang singkat, ia menghasilkan waktunya untuk berlatih kekuatan fisiknya untuk mempersiapkan ujian seleksi hari ini. Hampir semalam Chu Feng berlari turun naik gunung sambil membawa batu puluhan kilogram bersamanya, ia memukul sebuah batu raksasa berkali-kali sampai hancur lebur hanya dengan tangan kosong.
"Kekuatan fisik yang mengerikan" batin Chu Feng yang masih tidak percaya pada fisiknya yang sekarang.
Aktivitas Chu Feng kembali berjalan normal seperti seperti biasanya, dan tidak lupa omelan kedua orang tua angkatnya yang selalu memaki, atau menyuruh Chu Feng melakukan sesuatu dengan kasar. Chu Feng tidak ingin memberitahukan kepada kedua orang tua angkatnya, bahwa ia hari ini akan mengikuti seleksi penerimaan murid baru sekte Pedang Sejati.
Lagipula kedua orang tua angkatnya tidak akan peduli apa pun yang Chu Feng lakukan, yang mereka tau asalkan Chu Feng menyelesaikan tugasnya dengan baik, mereka tidak peduli Chu Feng mau melakukan apapun itu atau pergi kemana pun, mau itu Chu Feng hidup atau mati keduanya tidak peduli sama sekali, asalkan tidak merugikan kedua pasangan suami istri ini.
"Ayah Ibu Chu'er izin keluar hari ini" pamit Chu Feng kepada kedua orang tua angkatnya, yang berada di dalam kamar setelah selesai sarapan pagi.
"Terserah kau saja, tapi ingat jangan lupa siang nanti sediakan kami makan siang" jawab ibu angkatnya sinis.
"Baik bu Chu'er pasti mengingatnya" janji Chu Feng seraya keluar dari rumah, ia tidak sabar bertemu kakek Li dan mengikuti seleksi hari ini.
"Sekte Pedang Sejati aku datang" Ujar Chu Feng sambil mempercepat langkahnya ke rumah kepala desa Gunung Yan yaitu kakek Li.
**
Selama di perjalanan menuju rumah kakek Li, Chu Feng berpapasan dengan beberapa orang desa Gunung Yan dan menyapanya, senyum tulus serta tatap penuh kasih sayang keluar dari mata generasi tua desa Gunung Yan.
Tetapi itu berbanding terbalik dengan para generasi muda desa Gunung Yan, mereka menganggap Chu Feng adalah aib desa dan juga pembawa sial, mereka mengganggap Chu Feng adalah sampah lemah yang kurus dan tidak berguna, Mereka selalu menindas Chu Feng selama ini karena Chu Feng yang sangat lemah. Beruntunglah Chu Feng mempunyai kakek Li yang selalu melindunginya, Chu Feng tidak peduli dengan tatap generasi muda yang menatapnya penuh benci sepanjang perjalanannya.
"Lihatlah si sampah Chu Feng itu, kemana ia buru-buru sekali".
"Dasar aib desa Gunung Yan, kenapa kakek Li mau memelihara anak sampah sepertinya".
" Cih sampah tetap sampah".
"Hussh jangan berkata seperti itu" tegur para generasi tua desa Gunung Yan.
"......................."
***
"Chu Feng kau datang cepat sekali" Sambut kakek Li.
"Tentu kek aku sangat bersemangat untuk mengikuti seleksi kali ini" jawab Chu Feng bersemangat.
"Apakah kau siap?"
"Tentu kek aku pasti akan menjadi juara"
"Bagus-bagus kakek sangat menantikannya".
"Cih dasar sampah... bermimpi lah terus" Sanggah anak-anak generasi muda Gunung Yan yang baru saja datang, mereka kebetulan mendengar pembicaraan Chu Feng dan kakek Li.
"Senior Xu Wan apa kau lihat itu kakek Li terlalu pilih kasih terhadap sampah itu". bisik seorang anak kepada anak laki-laki satunya yang bersedekap dada.
"Cih sampah itu hanya bisa berlindung di belakang kakek Li, hari ini akan ku buktikan siapa yang terkuat untuk membuka mata kakek Li". Jawab Xu Wan sinis.
Xu Wan adalah salah satu generasi muda desa Gunung Yan yang berbakat, ia digadang-gadang akan menjadi juara di seleksi kali ini. Usianya selisih 3 tahun dari Chu Feng, dan Xu Wan adalah orang yang paling menindas Chu Feng selama ini, ia selalu memperlakukan Chu Feng seolah-olah binatang yang bisa ia perlakuan sesukanya kapan pun.
Swuussshhhhh...
Booouuuummmm...
Duarrkkkkkk....
Tanah bergerak hebat disertai gelombang kejut yang membawa angin kencang hingga menimbulkan debu tebal, semua orang yang hadir hari itu di rumah kepada desa Li terkejut bukan main karena suara ledakan itu.
"Salam dan selamat datang Tetua Luar Duan Mu" Sambut kepala desa sambil memberikan penghormatan.
"Salam dan selamat datang tetua Luar Duan Mu" Seluruh orang yang hadir pun mengikuti apa yang dilakukan oleh kepala desa Li.
Debu yang tadinya tebal mengelilingi sosok yang menggetarkan tanah tadi berangsur-angsur hilang, terlihat di tengah-tengah tanah yang retak berdiri sosok pria paruh baya yang memberikan tekanan yang kuat kepada semua orang.
"Inikah tetua luar Sekte Pedang Sejati ranah Heaven Realm (Ranah Alam Surga), Aura yang begitu luar biasa bagaimana lagi tetua dalam dan ketua sekte nya pasti lebih mengerikan" batin semua orang sembari menelan ludah merasakan tekanan dari aura tetua Duan Mu.
"Huuuuh... tidak perlu berbasa-basi lagi, langsung saja mulai seleksinya" perintah Tetua Duan Mu.
"Baik tetua" ujar kepala desa Li sembari mengangkat tangan memberi hormat.
"Dengan ini seleksi dimulai, peraturannya cukup mudah kalian harus mengalahkan lawan kalian dalam duel, tidak boleh menggunakan senjata hanya mengandalkan kekuatan fisik, tidak boleh membunuh atau membuat cacat lawan, yang terakhir apabila lawan menyerah tidak boleh menyerang lagi atau langsung dikeluarkan dari seleks!!!i" Umum tetua Duan Mu bergema.
"Baik tetua paham!!!" jawab seluruh generasi muda Gunung Yan yang mengikuti seleksi hari ini.
"Baiklah ini dimulai berdasarkan no urut yang kalian ambil secara acak ini, silakan setiap peserta mengambil no urut masing-masing. setiap no yang sama akan berduel" tambah tetua Duan Mu.
Satu per satu seluruh peserta seleksi mengambil kartu no urut dan membukanya, Setelah melihat no urut masing-masing semuanya pun bersiap untuk bertarung.
"Chu Feng aku harap kau tidak kalah dengan mudah di awal" ejek Xu Wan yang sengaja mendekati Chu Feng.
"Senior Xu tidak perlu kuatir aku akan melakukan yang terbaik" jawab Chu Feng dingin.
"Cih sampah".
"Senior Xu Wan ingatlah ini baik-baik aku Chu Feng akan membalas perlakuan mu selama ini kepadaku" Tekan Chu Feng di setiap kata-katanya, Xu Wan merinding sekaligus merasakan aura yang berbeda dari Chu Feng yang ia kenal.
"Anak ini kenapa begitu berbeda dengan yang dulu aku kenal, anak sampah yang bahkan tidak berani menatapku dulu ini, bahkan memberikan aku rasa takut yang tidak terlukis, sialan mari lihat aku akan membuatmu membayarnya nanti" batin Xu Wan.
"Cih aku sangat menantikannya" balas Xu Wan sembari menjauhi Chu Feng.
"Peserta yang sama mendapatkan No urut 7 silakan maju ke arena!!".
"Oh giliran ku ya? akan ku tunjukkan kekuatan ku pada sampah itu" gumam Xu Wan sembari berjalan ke arena dengan percaya diri.
"Sial lawan ku di awal-awal kenapa harus senior Xu Wan, kenapa tidak si sampah Chu Feng itu saja. aiiissshh keberuntunganku sungguh buruk" batin lawan duel Xu Wan yang nyalinya sudah ciut melihat Xu Wan memasuki arena juga.
"Mulai!!!!".
"Saya menyerah" Tiba-tiba lawan duel Xu Wan mengangkat tangan tanda menyerah.
"Cih bagus bocah kau sadar diri untuk tidak mencari penyakit" ujar Xu Wan bangga.
"Oh rupanya dia ditakuti dan lawannya adalah sampah dunia bela diri" ujar Tetua Duan Mu yang duduk ditemani oleh Kepala Desa Li di tempat khusus.
"Yang dikatakan oleh tetua sangat benar" jawab kakek Li.
"Aiiiihhhh bakat seperti apa yang bisa muncul dari desa kecil dan merosot seperti ini, aku sungguh sial diberikan tugas menyeleksi di desa sialan ini. Dan kau kepala desa mana anak yang sangat kau rekomendasi itu, aku sangat menantikan bakat hingga membuat kau begitu merekomendasikannya padaku" ucap tetua Duan Mu tajam.
"Mohon tetua bersabar seharusnya sebentar lagi" jawab kakek Li keringat dingin.
"No urut 8 silahkan maju ke arena!!!".
Chu Feng pun berjalan dengan tenang ke arena sembari melihat kakek Li dan tetua Duan Mu, Chu Feng berjanji akan memenangkan pertandingan ini apa pun yang terjadi.
"Aku harus membatasi kekuatan fisikku atau akan ada yang meninggal" batin Chu Feng mengingat kekuatan fisiknya yang luar biasa mengerikan untuk anak seusianya.
"Lihatlah ini giliran sampah itu, aku harap ia tidak kalah terlalu mengenaskan haha!!".
"Fu Dan tunjuk pada sampah itu apa namanya perbedaan sampah dengan kita!!!"
"Beri sampah itu pelajaran!!".
"Hahaha sepertinya surga berpihak padaku sampai kau menjadi lawan ku Chu Feng, sebaiknya kau menyerah daripada terluka" ejek Fu Dan.
"Cukup 1 gerakan untuk mengalahkan mu" jawab Chu Feng dingin.
"Apa aku tidak salah dengar?!! hahaha hei kalian dengar sampah ini mau mengalahkan aku dengan 1 gerakan hahaha!!!".
"Hahaha dasar sampah apa otaknya sudah tidak berfungsi dengan baik!!!".
"Mengalahkan Fu Dan dengan 1 gerakan aku pun tidak berani berkata seperti itu, apalagi sampah itu dasar tidak tau malu" ujar Xu Wan mengejek Chu Feng
"Sampah turun lah jangan membuat malu lagi!!!".
"Mulai".
"Karena kau menolak kebaikanku maka jangan salahkan aku bertindak kasar" ujar Fu Dan ia lalu berlari ke arah Chu Feng sambil mengepal tinju tepat ke arah wajah Chu Feng.
"Aaaaaaaa dasar sampah!!!" Tinju Fu Dan dengan cepat mengarah ke wajah Chu Feng yang masih diam di tempat, Chu Feng dengan cepat mengambil ancang-ancang melancarkan tinju ke arah tinju Fu Dan, Alhasil tinju keduanya saling bertabrakan hingga menimbulkan bunyi tulang yang patah.
Traakkkkkkk....
Kreaakkkkkkk...
"Aaaaaaarrkkkkk, lenganku... Tul... ang ku patah semua ukkkhhh sialan kau sampah uuuuhhhkk".
Fu Dan lalu ambruk dengan kondisi tangan yang berdarah karna tulang nya mencuat keluar, ia langsung tidak sadarkan diri begitu menerima serangan 30% Chu Feng. Semua mata melotot menyaksikan hal yang sangat mustahil bagi mereka ini, Chu Feng sampah yang mereka tindas selama ini memiliki fisik yang luar biasa. Xu Wan tidak percaya dan semakin murka ia tidak sabar untuk melawan Chu Feng.
"Sampah itu... apa itu masih Chu Feng si sampah?!".
"Itu tidak benar kan? aku pasti bermimpi".
"Kekuatan fisik yang mengerikan".
"Hoooh... menarik anak yang sangat kau rekomendasi itu cukup menarik, fisiknya seharusnya sudah setara dengan pendekar Ranah Spirit Realm (Ranah Alam Roh) tingkat 5 tidak sia-sia juga aku datang ke tempat terpencil ini" gumam tetua Duan Mu tersenyum sembari mengelus jenggotnya.
"Tetua terlalu memuji" jawab kakek Li sambil tersenyum, ia terkejut sekaligus senang karena Chu Feng sangat kuat.
"Chu'er sejak kapan kau menjadi sangat kuat?" batin kakek Li.
"Sampah ini sampai mengambil perhatian yang seharusnya tertuju padaku, sial awas saja kau akan ku pastikan kau menderita" batin Xu Wan geram.
"Hebat sejak kapan Chu Feng sekuat itu?".
"Entahlah tapi itu sangat keren".
"Cih sampah tetap sampah, sekali ia berhadapan dengan senior Xu Wan aku yakin ia akan terkapar".
"Benar juga yang dikatakannya".
"Selanjutnya no urut..... "
_
_
_
***
True Sword Sect (Sekte Pedang Sejati).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
lanjut
2024-07-10
0
Harman LokeST
menangkan terus Chu Feng
2023-02-01
0
Helmi Nuroddin
apa hanya aku sendiri yah yg ngk tau ada nya tahap alam surga🗿
2022-08-16
0