Mobil yang dikendarai oleh Rooney bergerak memasuki pekarangan rumah yang begitu besar nan megah. Simon yang melihat mobil milik majikannya datang langsung menggonggong dengan sangat keras kemudian berlari mendekat.
"Pelankan mobilnya, Ron. Kepalamu tidak akan bisa digunakan untuk mengganti kepala Simon kalau sampai terlindas!" ucap Gerald khawatir.
"Baik, Bos!" sahut Rooney santai.
Guukk guukkk
"Hmm, sepertinya ada seseorang yang sudah menungguku di dalam."
"Nyonya Barbara dan Tuan Arion sudah berada di sini sejak sore tadi, Bos. Mereka bilang ingin menagih janji kepada anda."
Gerald menarik nafas. Dia segera keluar begitu mobil terparkir rapi. Sambil menggendong Simon, Gerald melangkah cepat ke dalam rumah untuk menemui kedua orangtuanya.
Mungkin di luar sana Gerald sangat disegani oleh orang-orang karena sikapnya yang acuh dan tidak banyak bicara. Gerald juga dikenal sebagai seorang pembisnis yang tidak takut pada bahaya apapun. Namun, jika sudah berhadapan dengan ibu dan neneknya, sikap beku di diri Gerald seperti menghilang begitu saja. Ya, Gerald Andrian Thampson sangat takut akan kemurkaan dari kedua wanita tersebut. Dia tidak akan berani untuk bicara macam-macam jika kedua wanita ini sudah memperlihatkan taring mereka. Ibarat kata, Gerald hanyalah macan ompong yang tidak memiliki kekuatan apapun di hadapan kedua pawang tersebut.
"Nah, akhirnya perjaka tua ini pulang juga ke rumah!"
Begitu Gerald masuk, dia langsung disambut oleh ucapan ibunya yang begitu tajam hingga menembus jantung. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Gerald duduk di samping ayahnya yang hanya diam tak ikut meneriakinya.
"Rald, kapan kau akan membawakan calon menantu untuk Ayah dan Ibu?" cecar Barbara tak sabaran. Dia menatap sengit ke arah putranya yang malah sibuk mengelus bulu-bulu di tubuh Simon.
"Nanti."
"Nanti kapan? Ini sudah keseribu kali kau berkata nanti pada Ibu. Tolonglah yang serius."
"Bu, mencari istri tidak semudah seperti mencari daun kering. Lagipula sekarang aku sedang sangat sibuk mengurus perusahaan. Jadi aku mana sempat mencari perempuan untuk dibawa pulang. Tolong mengertilah, ya?" bujuk Gerald dengan tatapan putus asa.
"Pokoknya Ibu tidak mau tahu. Akhir bulan ini kau harus pulang dengan membawa calon menantu untuk Ibu. Kalau tidak, maka kau harus mau Ibu jodohkan dengan anak dari teman nenekmu. Namanya Cristina, anaknya cantik dan juga baik hati. Bagaimana?" paksa Barbara.
Sebagai orangtua, wajar bukan kalau Barbara mengkhawatirkan masa depan putra semata wayangnya? Selama ini yang Barbara tahu, Gerald itu hanya dekat dengan satu wanita saja. Yaitu Jesslyn, sekertaris yang selalu bersama putranya di kantor. Namun, diantara mereka sama sekali tidak terjalin hubungan apapun selain mutlak hanya hubungan antara bos dengan bawahan. Hal inilah yang membuat Barbara gencar memaksa Gerald untuk mencari seorang pendamping. Bukannya apa, di luaran sana mulai tersebar rumor kalau putranya adalah penyuka sesama jenis. Hal ini disebabkan karena putranya tak pernah sekali pun terlihat datang ke sebuah acara bersama seorang wanita, kecuali sekertaris Jessy. Jadi sangat normal sekali bukan kalau Barbara bersikap seperti ini?
"Jika aku bersedia dijodohkan dengan Cristina apakah Ibu tidak akan menggangguku lagi?" tanya Gerald.
"Tentu saja tidak," jawab Barbara.
"Lalu apa wanita itu bisa menganggap Simon seperti anaknya sendiri?"
Barbara meringis. Dia kemudian melihat ke arah suaminya, mencoba meminta bantuan membujuk putranya agar tidak menggunakan Simon untuk menggagalkan rencana perjodohan.
"Rald, hanya orang-orang tertentu saja yang sanggup berhadapan dengan Simon. Jangankan orang luar, Ayah dan Ibu saja masih harus hati-hati pada anak angkatmu itu. Simon hanya menurut padamu, jadi Ayah rasa akan sedikit tidak mungkin kalau Cristina sanggup menganggap Simon seperti anaknya sendiri. Jangan gilalah!" ucap Arion sambil memijat tulang hidungnya. Dia sudah lelah terus menjadi saksi perdebatan antara anak dan juga istrinya.
"Lalu?"
"Lalu? Ya Tuhan Gerald, apa kau tidak bisa menerima saja perjodohan yang di ingin dilakukan oleh Ibu dan nenekmu? Kepala Ayah hampir pecah karena setiap hari harus mendengar keluhan mereka. Tolong mengalahlah."
"Kalau begitu akhir bulan nanti aku akan membawakan calon menantu untuk kalian berdua!" ucap Gerald menjanjikan.
Ariona dan Barbara langsung terperangah kaget. Yang benar saja Gerald akan membawa pulang calon istrinya. Anak ini tidak sedang mengigau 'kan?
"Rald, yang akan aku bawa pulang itu wanita atau bukan?" tanya Barbara penasaran.
"Apa Ibu berharap kalau aku akan membawa pulang anak iblis untuk menjadi menantu kalian?" sahut Gerald balik bertanya.
"Bukan, maksud Ibu bukan begitu. Astaga!"
Barbara frustasi.
"Dengar. Selama ini hanya ada tiga mahluk yang bisa berdekatan denganmu. Pertama, sekertaris Jessy. Tapi di antara kalian tidak ada hubungan apapun. Kedua, Rooney. Kalian tidak mungkin jeruk makan jeruk 'kan? Dan ketiga Simon. Ibu rasa kau tidak mungkin menikahi makhluk sejenis anjing. Lalu siapa yang ingin kau bawa pulang untuk bertemu Ayah dan Ibu? Ayo cepat jelaskan!"
"Hmmm," ....
Sebaiknya besok aku pergi ke rumah Rolland saja. Aku butuh nasehatnya sebelum mengajak Jessy untuk kawin kontrak.
"Rald, jangan diam saja. Ayo cepat beritahu Ibu siapa yang akan kau bawa pulang ke rumah nanti!" desak Barbara semakin tak sabar.
"Yang jelas orang itu adalah manusia yang masih bisa bernafas, Bu. Untuk sekarang hanya ini yang bisa aku katakan. Selebihnya tunggu nanti saja," sahut Gerald santai.
Melihat sikap santai di diri putranya membuat Barbara menjadi curiga. Dia kemudian berpindah duduk di sebelah Gerald sambil memicingkan mata ke arahnya.
"Apalagi, Bu?"
"Jangan bilang kau ingin menyewa wanita penghibur untuk membatalkan perjodohan ini, Rald. Awas ya, kalau sampai tebakan Ibu benar, Ibu akan langsung mencoret namamu dari daftar nama kartu keluarga. Ibu tidak sudi mempunyai anak yang suka jajan di luaran sana!"
"Bahkan burungku masih original sampai sekarang, Bu. Jadi bagaimana bisa Ibu terfikir ke arah sana, hm?" tanya Gerald sedikit syok mendengar tuduhan sang ibu.
Arion menahan tertawa saat mendengar pengakuan putranya yang ternyata masih belum menjebol gawang milik perempuan mana pun. Bangga, itu sudah sewajarnya. Orangtua mana yang tidak senang jika mengetahui kalau putra mereka berhasil menjaga hawa n*fsu dari godaan sesaat yang bisa membuat jiwa terbuai.
"Haihh, lama-lama Ibu bisa gila bicara dengan batu es sepertimu, Rald. Sudahlah, lebih baik Ibu pulang saja. Akhir bulan nanti Ibu dan nenekmu akan menunggumu di rumah utama. Pastikan kau pulang dengan membawa wanita yang benar-benar seorang wanita. Ingat ya, harus yang benar-benar wanita!"
Setelah berkata seperti itu Barbara mengajak Arion untuk pergi dari rumah putra mereka. Sementara Gerald, pria itu hanya duduk diam sambil mengelus kepala Simon yang masih betah berada di pangkuannya.
"Rooney!"
"Ya, Bos!" sahut Rooney sambil berjalan mendekat.
"Buat surat perjanjian kawin kontrak dengan Jessy. Pastikan wanita itu menerima lamaran dariku!" perintah Gerald tanpa ragu.
Rooney terdiam sejenak.
"Aku menyukainya kalau kau mau tahu."
"Kenapa tidak langsung menikah resmi saja, Bos? Dengan begitu kan tidak perlu ada perjanjian kontrak," tanya Rooney.
"Menikah resmi dengan menikah kontrak memang apa bedanya? Kan ujung-ujungnya tetap menikah," jawab Gerald acuh.
"Baiklah kalau begitu. Saya pamit untuk mengurus semuanya dulu."
Gerald mengangguk.
"Hmmm, Simon ... sebentar lagi kau akan segera memiliki ibu. Tolong jangan galak padanya ya?"
Terdengar gonggongan pelan dari mulut Simon saat dia di beritahu akan segera mempunyai ibu. Gerald yang melihatnya pun merasa senang. Senang karena dia akhirnya mempunyai alasan untuk mengikat wanita jelek itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nyai💔
🤣🤣🤣🤣🤣wanita jelek
2023-02-08
0
Unyil_unyu
Mak , nenek Cleo tu adik kembar Gabriel kah....kok gw lupa ya ...🤔🤔🤔
2022-12-22
1
Gustia Tia
ngomongin jelek tapi kok cinta
2022-12-18
0