"Iya sayang. Aku kan sudah janji sama kamu kalau minggu depan akan menjemputmu. Kamu gak perlu khawatir. Aku akan menepati janjiku."
Hana mendengar semua kata - kata yang di ucapkan Rendra pada orang yang sedang di teleponnya. Tak lama kemudian, Hana melihat Rendra sudah tidak menelepon lagi. Diapun keluar dari persembunyiannya dan pergi ke dapur.
"Eh, Hana?" Rendra tampak terkejut melihat Hana yang sudah berada disana.
"Kenapa kak? Kok kaget gitu?" tanya Hana berpura - pura tidak tahu.
"Kamu sudah lama disini?"
"Baru saja kak. Aku lapar makanya ke dapur lihat - lihat ada yang bisa langsung dimakan apa tidak." Tangan Hana mulai membuka kulkas dan mengambil beberapa kue yang dia beli.
"Kakak mau?" Hana menawarkan kue pada Rendra yang duduk di hadapannya.
Rendra menoleh sekilas lalu menggeleng. Kemudian dia kembali fokus melihat ponselnya.
Setelah selesai makan Hana pamit pada Rendra untuk kembali ke kamar. Tak lupa dia mengisi air ke dalam botol dan membawa beberapa cemilan seandainya nanti malam dia lapar.
Sesampainya di kamar....
Hana menghempaskan tubuhnya ke kasur. Dia bingung apa yang harus dia lakukan bila pacar Rendra datang ke rumah mereka. Bukannya dia cemburu tapi dia takut Rendra akan mengizinkan pacarnya tinggal di rumah mereka. Entahlah sejak menikah dengan Rendra, banyak ketakutan yang Hana rasakan.
"Aku tidak mungkin jatuh cinta pada kakak ku sendiri. Bahkan sampai detik ini aku masih mencintai Andra dan hatiku di penuhi oleh dia."
\=\=\=\=\=\=\=
Sudah seminggu sejak hari pernikahan Hana yang membuat statusnya berubah menjadi istri dari Rendra Panca Armansyah.
Tadi pagi Rendra mengatakan pada Hana bahwa pacarnya akan datang ke rumah. Sesuai kesepakatan, bila di tanya maka Hana harus menjawab bahwa dia tinggal di rumah Rendra karena ingin mandiri dan juga rumah Rendra dekat dengan kampusnya. Tak tinggal diam Hana juga menyiapkan berbagai macam makanan dan kue untuk menyambut pacar Rendra.
Suara deru mobil terdengar di halaman. Terlihat Rendra turun lalu membukakan pintu mobil untuk seseorang yang tak lain adalah pacarnya. Dia membuka pintu rumah yang ternyata tidak di kunci.
"Kamu duduk dulu ya sayang, aku panggil Hana dulu." Rendra tersenyum lalu pergi menuju dapur karena dia yakin Hana pasti berada disana.
"Hana." panggil Rendra.
Hana menoleh lalu menghentikan aktivitasnya. "Kakak sudah pulang? Pacar kakak dimana?"
"Aku suruh tunggu di ruang tamu."
"Ya sudah kakak temani saja dia. Aku akan menyiapkan minum." Hana bergerak menuju lemari lalu mengambil gelas dan piring kecil kemudian diletakkan di atas nampan.
"Emm, begini... Kalau kamu tidak keberatan apa bisa pacarku menginap disini untuk beberapa hari?"
Hana kembali menghentikan aktivitasnya. Kali ini dia terdiam sejenak. "Kenapa harus menginap? Memangnya dia tidak punya rumah?"
"Bukan begitu tapi dia hanya beberapa hari saja di kota ini. Minggu depan dia sudah kembali ke luar negeri."
"Kalau Ayah dan Bunda datang kesini bagaimana?"
"Aku akan menyuruhnya sembunyi dulu. Pokoknya kamu tenang saja. Aku yang akan mengurus semuanya. Dia juga tidak akan mengganggu kamu kok." Rendra terlihat memelas berharap Hana mengizinkannya.
Sebenarnya Rendra tidak perlu meminta izin pada Hana karena rumah yang mereka tempati adalah rumah yang dibeli oleh Rendra. Namun dia menghargai perasaan Hana sebagai istrinya walaupun hanya status.
"Terserah kakak saja. Tapi pastikan dia tidak akan menggangguku."
"Kakak akan pastikan itu. Terimakasih atas izinnya adik sayang." Rendra sangat senang dan berlari kecil menemui kekasihnya di ruang tamu.
"Bagaimana sayang? Apa adikmu mengizinkan?" tanya kekasih Rendra.
"Tentu saja dia mengizinkan tapi kamu tidak boleh mengganggu dia. Kalau butuh apa - apa katakan padaku. Oke?"
Kekasih Rendra mengangguk senang.
Sementara di dapur....
"Minuman sudah, cemilan sudah. Oke siap." Hana membawa nampan itu ke ruang tamu.
"Loh? Pacar kakak dimana?" tanya Hana karena melihat pacar Rendra tidak ada disana. Dia juga meletakkan nampan itu di atas meja.
"Lagi ke toilet. Kamu duduk dulu disini ya biar kakak kenalkan sama calon kakak ipar kamu." Rendra tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Itu adik kamu ya sayang?" tanya kekasih Rendra sambil berjalan menghampiri mereka.
"Iya sini - sini biar aku kenalkan," kata Rendra dengan riang.
"Ella!"
"Hana!"
Mereka berdua terkejut ketika melihat satu sama lain.
"Jadi dia pacarnya Kak Ren?"
"Dia adiknya Rendra?"
"Kalian kenal?" tanya Rendra.
"Enggak!" jawab Ella dan Hana dengan kompak.
"Tapi kayaknya kalian sudah saling kenal deh."
"Aku masuk ke kamar dulu kak." Hana berdiri dari duduknya.
"Mau kabur ya? Kenapa? Kamu takut kalah lagi?" Ella menatap Hana dengan sinis.
"Aku kabur karena aku mau mengalah dengan perempuan curang dan pengadu seperti kamu. Aku bingung apa yang kamu lakukan sampai kakak ku mau sama perempuan seperti kamu." Hana membalas dengan tatapan yang lebih sinis.
Hana dan Ella saling menatap sampai rasanya biji mata mereka ingin keluar.
"Sudah - sudah. Kalian apa - apaan sih? Kalian sudah saling kenal kan?" Rendra berusaha menengahi antara adiknya -istrinya- dengan kekasihnya.
Bukannya menjawab, kedua perempuan itu saling membuang muka. Karena malas berurusan dengan Ella, Hana pun memilih pergi ke kamarnya.
"Kalian ada masalah apa sih?" tanya Rendra setelah Hana pergi. "Coba cerita."
"Adik kamu tuh, curang!"
"Heh, lo yang curang!" teriak Hana dari kamarnya yang ternyata dia masih mendengar perkataan Ella.
"Nyambung aja lo kayak listrik," teriak Ella.
"Sudah - sudah jangan berantem lagi. Ayo cerita ada apa?"
Ella terdiam sejenak. "Aku sama Hana itu teman sekelas waktu SMP."
"Hah? Kok aku gak tau?" Rendra terkejut ketika mengetahui adiknya dan kekasihnya adalah teman sekelas. Jujur saja usia Hana dan Ella itu sama.
"Karena kami bukan teman dekat bahkan setiap hari kami berdua selalu saja bertengkar, apalagi semenjak Galang pindah ke sekolah kami dan dia masuk di kelas kami."
"Siapa Galang?"
"Murid pindahan dari luar kota. Kami berdua sama - sama menyukainya tapi Galang memilih Hana daripada aku."
"Lalu?"
"Aku memfitnah Hana sampai Galang membencinya bahkan Hana dibenci seluruh murid di kelas kami."
Rendra terkejut. "Jadi orang yang membuat Hana depresi dulu adalah kekasihnya sendiri?"
#bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Fatma Kodja
ko bisa" hana mau menerima pacar rendra nginap d rmh, betapa polosx hati hana ya!!!
2020-08-21
3
Suria Khanza
hana trlalu polos smpek andra cpt di putusin .
klw tau gthu gk usah buru" mutusin si andra.
2020-08-15
5
Nna Rina 💖
cowok sih emg egois ya... hana sih udh putusin andra, giliran rendra ga putusin pacarnya 😄
tp sprt nya kongliknya disini. lanjut....
2020-08-07
9