Dona teringat akan pekerjaannya yang masih menumpuk. Karena tidak ingin pekerjaan banyak yang tertunda akhirnya Dona berlari menuju ruangannya. Saat Dona berlari ia tidak melihat ada meja didepannya..
Bruukk..
Dona akhirnya terjatuh, karena kakinya tidak sengaja menyandung meja. Dona berdiri dan berjalan tertatih tatih menuju kursi kerjanya.
Dona memijit pergelangan kakinya yang hampir membengkak.
" Awww..sakit.." Seru Dona.
Frans yang kebetulan lewat di depan ruangan Dona mendengar Dona tengah merintih kesakitan. Frans membuka pintu ruang kerja Dona dan masuk ke dalam ruangan Dona.
" Kaki kamu kenapa sayang?" Tanya Frans sambil berdiri di depan Dona.
" Kaki saya nggak apa-apa kok pak, tadi cuma nggak sengaja kesandung meja." Ucap Dona sembari menahan sakit dikakinya.
Frans berjongkok di depan Dona dan menarik kaki Dona lalu meletakkannya diatas pahanya. Karena kaget Dona sontak menarik kakinya tapi dengan cepat ditahan oleh Frans. Frans memijit pergelangan kaki Dona.
" Ahh sakit, pelan-pelan aja." Teriak Dona.
Franspun menghentikan pijatannya sebentar lalu melanjutkan pijatannya tapi dengan lebih hati-hati.
" Gimana sayang, sudah enakan." Tanya frans sambil meletakan kaki Dona ke lantai.
" Sudah pak, terima kasih." Ucap Dona.
" Ya sudah lanjutkan, aku tinggal dulu." Ucap Frans sambil meninggalkan ruangan Dona.
Dona kembali memijit kakinya secara perlahan. Setelah merasa lebih enakan Dona melanjutkan pekerjaannya.
Setelah setengah jam Frans kembali masuk ke dalam ruangan Dona dengan membawa kantong plastik yang berisi salep.
Frans kembali berjongkok dihadapan Dona dan meletakan kaki Dona diatas pahanya. Frans mengoleskan salep dipergelangan kaki Dona yang hampir membengkak.
" Terimakasih pak." Ucap Dona.
Dona melihat ketulusan dari sikap Frans, hati Dona mulai luluh.
" Kenapa kamu malah bekerja!" Tanya Frans marah.
" Itu karena banyak yang harus saya teliti lagi Pak, saya nggak mau pekerjaan saya jadi terbengkalai hanya gara-gara kaki saya sakit." Ucap Dona.
" Tapi kamu harus istirahat, pergelangan kaki kamu aja bengkak gitu kok." Ucap Frans.
" Nggak apa-apa kok pak, tangan saya kan nggak sakit. Saya masih bisa mengerjakan pekerjaan saya.." Ucap Dona.
" Tangan kamu memang nggak sakit tapi kalau terjadi sesuatu sama kaki kamu gimana. Aku nggak mau kamu sampai kenapa-kenapa!" Teriak Frans sambil meluapkan kekesalannya.
" Tapi pak--"
" Sayang, kenapa kamu selalu membantah kata-kata ku. Sekali aja kamu turuti ucapan aku." Ucap Frans.
" Bukan begitu maksud saya pak." Ucap Dona.
" Sayang, aku itu khawatir sama kamu, aku nggak mau sampai kaki kamu kenapa napa, aku sayang sama kamu Don. Aku perduli sama kamu, apa kamu nggak tau itu?" Tanya Frans sambil memeluk Dona.
" Iya pak, saya minta maaf." Ucap Dona sambil melepaskan pelukan Frans.
" Sekarang aku anterin kamu pulang." Ucap Frans.
" Tapi pak gimana dengan pekerjaan saya?" Tanya Dona.
" Sudah tidak usah mikirin pekerjaan kamu, biar nanti aku suruh Tari untuk mengurusnya sementara waktu, yang penting sekarang kamu sehat dulu." Ucap Frans sambil membopong tubuh Dona.
" Pak lepasin saya, turunin nggak!" Ucap Dona marah. Frans menghela nafas panjang dan menurunkan Dona
" Terus gimana sayang, kamu bisa jalan sendiri. Kaki kamu aja bengkak kayak gitu kok, kamu mau jalan sampai loby?" Tanya Frans kesal.
" Ya nggak harus digedong juga, 'kan malu dilihat karyawan lain." Ucap Dona dengan muka mulai memerah.
" Ya sudah sini aku bantu jalan." Ucap Frans sambil memapah tubuh Dona.
Mereka keluar dari ruangan dan berjalan menuju lif, mereka masuk ke dalam lif. Dona merasa sedikit tidak nyaman dengan posisinya sekarang karena tubuh Frans terlalu lekat dengan tubuhnya.
Tak berselang lama lifpun terbuka, Frans dan Dona keluar dari lif dan berjalan menuju loby.
Didepan loby supir Frans sudah menunggu.
Frans dan Dona masuk ke dalam mobil, mobil melaju menuju rumah Dona. Dalam perjalanan Frans terus memeluk Dona.
" Emmm..Pak, bisa lepaskan tangan Pak Frans dari pinggang saya nggak. Saya merasa sedikit tidak nyaman." Ucap Dona sambil menatap Frans. Bukannya melepaskan tangannya tapi Frans malah semakin mempererat pelukannya.
Dona hanya bisa pasrah. Ia menatap keluar jendela. Sesampainya di rumah Dona. Frans membantu Dona untuk turun dari mobil. Frans memapah tubuh Dona sampai di depan pintu rumahnya.
Dona membuka pintu rumahnya, Franspun masuk ke dalam rumah sambil masih memapah tubuh Dona. Frans merebahkan tubuh Dona di ranjang.
" Terimakasih pak, sudah mengantar saya pulang dan membantu saya jalan, maaf saya sudah merepotkan Pak Frans." Ucap Dona.
" Sekarang kamu istirahat, nggak usah mikir yang macam-macam, aku tidak merasa direpotkan. Aku melakukan ini karena aku perduli sama kamu.." Ucap Frans.
" Sekali lagi terimakasih, sekarang Pak Frans boleh pulang, saya nggak apa-apa kok pak." Ucap Dona pelan.
" Aku akan temani kamu, aku nggak akan meninggalkan kamu dengan kondisi kayak gini, kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu siapa yang akan disalahkan, aku juga kan karena aku atasan kamu." Ucap Frans.
" Tapi pak--"
" Nggak usah takut, aku nggak akan ngapa-ngapain kamu, aku akan tidur di sofa." Ucap Frans.
" Apa nggak apa-apa bapak tidur di sofa?" Tanya Dona.
" Maksud kamu apa sayang, apa kamu menyuruh aku tidur diranjang sama kamu?" Goda Frans.
" Bu...bukan itu maksud saya pak." Ucap Dona gugup. Frans senang melihat expreksi Dona saat ini.
" Tenang sayang, aku nggak apa-apa kok tidur di sofa, semua demi kamu, asal aku bisa disini menjaga kamu." Ucap Frans sambil mencium kening Dona.
" Aku keluar dulu ya sayang, kamu istirahat saja." Sambung Frans lagi lalu berjalan keluar dari kamar Dona.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
Ampe part ini Dona msh resmi aja manggil Frans bapak😀sementara Frans ude lumer manggil sayang😀😀
2021-08-19
0
Febri Ana
aduh sweet banget frans lanjuut thor j
2021-04-30
0
Rahmawaty❣️
aaaaaaa mau donk di cium kening nya😁😁
2021-02-10
0