Hati Dona terasa amat sakit, dia sudah tidak tau harus bagaimana menghadapi sikap Frans.
" Saya mohon Pak, kalau Pak Frans memang sayang sama saya, tolong tinggalin saya sendiri." Ucap Dona.
" Tapi Don, aku--"
" Saya bilang keluaaaaarr!" Teriak Dona keras. Dona sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Sudah cukup untuk Dona menahan diri, walau Frans adalah atasannya tapi sikap Frans sudah kelewat batas.
" Baiklah aku akan keluar, sekali lagi maafin aku Don." Ucap Frans.
Frans keluar dari kamar Dona dan meninggalkan Dona yang masih menangis. Frans keluar dari rumah Dona dan berjalan menuju mobilnya. Ia masuk ke dalam mobil.
" Apa yang telah aku lakukan? kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri? Arrrghhh." Teriak Frans sambil memukul mukul stir mobilnya.
Frans melajukan mobilnya meninggalkan rumah Dona.
Dona menghapus air matanya. Dia berdiri dan kembali menggenakan pakaiannya.
" Aku harus kuat, aku tidak boleh lemah, aku harus tetap bertahan demi keluarga aku. Aku satu-satunya harapan mereka." Ucap Dona menyemangati dirinya sendiri.
Dona bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Dona memesan taksi online. Ia mengambil tas diatas meja dan keluar dari kamarnya.
Tinnnnn....
Tak berselang lama taksi datang. Dona keluar dari rumah dan masuk ke dalam taksi. Dona meminta supir taksi untuk megantarnya ketempat ia bekerja.
Taksipun melaju menuju perusahaan Frans. Dalam perjalanan Dona menyiapkan mentalnya untuk bertemu Frans. Siap tidak siap, mau tidak mau mereka pasti akan bertemu.
Taksi berhenti di depan perusahaan. Dona keluar dari taksi. Ia berjalan menuju loby. Didepan loby Dona bertemu dengan Tari.
" Hai Don." Sapa Tari.
" Hai Tar, tumben baru berangkat." Ucap Dona. Tari biasanya berangkat lebih awal dari pada Dona.
" Aku bangun kesiangan." Ucap Tari. Tari menatap kedua mata Dona yang terlihat merah dan sembab.
" Don, kenapa mata kamu merah? kamu habis menangis ya." Sambung Tari lagi.
" Ahh..ini..aku nggak apa-apa kok Tar." Ucap Dona. Dona mencoba untuk memalingkan wajahnya.
" Ayo kita masuk." Sambung Dona lagi. Dona berjalan menuju lif. Di dalam lif Tari terus memperhatikan Dona. Tari merasa ada yang sedang Dona sembunyikan darinya.
" Kalau ada masalah cerita sama aku Don." Ucap Tari. Tari menepuk bahu Dona. Dona menatap Tari sambil tersenyum. Pintu lif terbuka dan mereka keluar dari lif.
" Don--"
" Beneran aku nggak apa-apa Tar, aku keruangan aku dulu ya." Ucap Dona sambil berjalan menuju ruangannya.
Dona membuka pintu ruangannya dan masuk ke dalam ruangannya. Dona terkejut saat melihat ada sebuket bunga mawar diatas meja kerjanya.
" Bunga mawar! Dari siapa bunga mawar itu? atau jangan-jangan salah kirim." Gumannya dalam hati.
Dona berjalan menuju meja kerjanya. Dona mengambil kartu yang tertempel dalam buket bunga itu dan membacanya.
" Don, maafin aku ya, aku sungguh sangat menyesal. Aku tau kesalahan aku nggak bisa dimaafkan, tapi aku sungguh-sungguh minta maaf sama kamu. Dari yang mencintaimu 💓 Frans."
Dona menatap bunga mawar itu lalu mengambil buket bunga itu.
" Jadi ini dari Pak Frans, dia mengirim bunga mawar ini sebagai tanda permintaan maaf gitu." Gumannya dalam hati.
" Pak frans, kenapa kamu selalu seperti ini, aku tidak tau harus bagaimana menghadapi sikap kamu yang sering berubah-ubah." Ucap Dona.
Dona menaruh buket mawar itu di atas meja kerjanya. Ia lalu duduk di kursi meja kerjanya. Dona memeriksa kembali berkas-berkas dan file-file yang perlu ditanda tangani oleh Frans.
" Aku harus mengantar berkas-berkas ini keruangan Pak Frans, tapi aku belum siap untuk bertatap muka dengan Pak Frans. Aduh gimana ini." Gumannya dalam hati.
" Mana berkas-berkas ini harus ditanda tangani sekarang juga. Aku harus siap, aku harus kuat, aku harus membuang jauh-jauh ego aku demi kelangsungan hidup keluarga aku." Ucap Dona menyemagati diri sendiri.
Dona membuka pintu dan keluar dari ruangannya. Dona berjalan menuju ruangan Frans lalu mengetuk pintu.
Tok..tok..tok..
" Masuk." Sahut Frans. Ia tau kalau yang datang itu Dona. Frans berpura-pura sedang memeriksa berkas-berkas diatas meja kerjanya.
Dona membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Frans. Dona berjalan menuju meja kerja Frans.
" Pak ini ada berkas-berkas yang perlu bapak tandatangani." Ucap Dona. Dona meletakkan berkas-berkas itu diatas meja kerja Frans.
Dona tidak berani menatap wajah Frans. Saat ini yang sedang Dona rasakan adalah rasa gugup, takut dan juga was-was. Dona takut Frans akan melakukan hal yang pernah dilakukan padanya.
" Kalau sudah tidak ada apa-apa lagi saya permisi dulu." Ucap Dona. Dona berbalik dan berjalan menuju pintu.
" Don tunggu!" Seru Frans. Dona menghentikan langkahnya. Ia memberanikan diri untuk menatap Frans.
" Ada yang bisa saya bantu Pak." Tanya Dona.
Dona bersikap tenang walau sebenarnya saat ini jantungnya berdetak lebih cepat. Entah karena apa Dona juga tidak tau.
" Don, kamu sudah terima bunga dari saya." Tanya Frans.
" Buat apa Pak Frans memberi saya bunga itu?" Ucap Dona. Dona memberanikan dirinya untuk bertanya apa maksud dari Fans memberinya bunga.
" Aku ingin minta maaf sama kamu Don, please maafin aku." Ucap Frans. Frans berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Dona.
" Saya sudah memaafkan Pak Frans, jadi Pak Frans tidak usah melakukan hal-hal yang tidak ada gunanya seperti itu." Ucap Dona. Dona sedikit melangkahkan kakinya kebelakang karena saat ini posisi Frans sangat dekat dengannya.
" Makasih ya Don." Ucap Frans. Frans terus mendekati Dona dan langsung memegang tangan Dona.
" Emmm..maaf Pak, saya mohon Pak Frans bisa profesional dalam bekerja. Saya tidak mau mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Kalau tidak ada yang hal yang lain saya permisi dulu." Ucap Dona. Dona melepaskan tangannya dari gengaman Frans.
Dona sedikit membungkukan tubuhnya dan berjalan menuju pintu. Dona membuka pintu dan keluar dari ruangan Frans.
" Astaga! hampir saja jantung aku copot. Kenapa jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya? kalau aku tidak segera keluar dari ruangan Pak Frans lama-lama aku bisa pingsan. Saat jarak Pak Frans sangat dekat tadi seakan udara disekitarku menipis. Aku seakan kehabisan nafas. Dadaku terasa sesak, ada apa denganku." Gumannya dalam hati.
Dona mengusap dadanya naik turun. Jantungnya masih berdetak dengan sangat cepat.
🌟🌟🌟🌟
Selamat membaca.,..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Ning Kantie
yg ngantar kan temannya ngikutin dibelakangnya.pemilik bar itu
2021-09-29
0
Mmh Novia
maka nya baca yg bener...rudy kan yg antar mobilnya😂
2021-05-08
0
IMHA IMHA
gitu donk dona... spy pak frans tau walaupun dia CEO tp dia harus tepatkan d mana urusan kantor dgn pribadi.. ciaah jatuh cinta
2021-04-01
0