Sandy merasa ia dan Dona sudah mengobrol cukup lama.
" Sudah malam Don, acara juga sudah selesai. Kamu mau aku anterin pulang nggak?" Tanya Sandy. Dona mengambil ponsel dari dalam tasnya dan melihat jam dilayar ponselnya ternyata sudah pukul 23.00 WIB.
" Boleh, tapi aku harus bilang dulu sama bos aku, takutnya nanti bos aku menacariku." Ucap Dona. Dona melihat kesekeliling tapi tidak menemukan Marcel dan Frans.
" Ya sudah ayo aku bantuin mencari bos kamu itu." Ucap Sandy. Sandy dan Dona berdiri dan berjalan mencari Frans dan Marcel.
Mereka sudah mencari kemana-mana tapi tidak juga menemukan Marcel dan Frans.
" Kemana sih mereka? kenapa mereka tega meninggalkan aku sendirian disini? tau gini aku menolak saat Pak Frans mengajak aku kesini." Guman Dona dalam hati.
Dona melihat Marcel berjalan kerarahnya. Dona juga berjalan mendekati Marcel.
" Kamu lagi mencari siapa Don? kok kayak orang binggung gitu?" Tanya Marcel.
" Saya lagi mencari Pak Frans pak." Ucap Dona. Sandy menatap Marcel begitu juga dengan Marcel.
" Dia siapa kamu Don?" Tanya Marcel penasaran.
" Dia teman kuliah saya Pak, tadi nggak sengaja ketemu disini, kalau bukan karena dia mungkin saya sudah bosen berada disini." Ucap Dona. Dona teringat dengan Frans.
" Oya Pak, apa Pak Marcel tau dimana Pak Frans?" Tanya Dona.
" Ooo Frans, dia ada luar. Kayaknya suasana hatinya lagi jelek." Ucap Marcel. Marcel bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari Sandy. Sandy tidak begitu memperdulikan tatapan mata Marcel.
" Saya keluar dulu ya pak, terimakasih atas infonya." Ucap Dona. Dona berjalan meninggalkan Marcel dan Sandy mengikuti Dona dari belakang.
" Bakalan akan ada perang dunia ini diluar, aku nggak mau ikut campur, mendingan aku pulang." Guman Marcel dalam hati.
Sedangkan diluar restoran Frans sedang meluapkan emosinya. Frans sedang berdiri dan menatap langit yang malam ini tampak begitu indah tapi tidak dengan suasana hati Frans yang serasa mendung.
" Dasar wanita ******, aku akan bikin perhitungan sama kamu, dasar Dona brengsek wanita penggoda, aku membencimu Don." Teriak Frans keras.
Frans tidak tau kalau Dona sekarang berada dibelakangnya. Hati Dona sangat sakit mendengar ucapan Frans. Dona tidak menyangka Frans akan berfikiran buruk tentangnya.
" Apa maksud Pak Frans tadi?" Tanya Dona.
Frans menengok kebelakang dan terkejut setengah mati melihat Dona berada dibelakangnya.
" Sejak kapan dia berdiri disitu? apa dia mendengar semua ucapan aku barusan ya!" Gumannya dalam hati.
" Kenapa bapak tega mengatakan itu semua?" Tanya Dona lagi.
" Sejak kapan kamu disitu Don dan apa maksud kamu Don? aku tidak mengerti." ucap Frans mencoba mengelak.
" Bapak nggak usah pura-pura! Kenapa bapak tega mengatai saya wanita ****** dan juga brengsek, kenapa pak?" Tanya Dona. Dona sudah tidak bisa lagi menahan air mata yang sudah memenuhi kedua matanya.
" Kenapa? apa kamu tidak terima aku mengatai kamu seperti itu?" Ucap Frans.
" Bapak nggak berhak menilai buruk tentang saya!" Seru Dona. Dona sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
" Kenapa aku nggak berhak? bukankah yang aku katakan itu semua benar! kamu memang wanita ****** yang dimana-mana selalu mengoda laki-laki, nggak Marcel dan juga laki-laki yang berada dibelakang kamu." Ucap Frans. Frans kini menatap tajam kearah Sandy.
Sandy merasa sangat geram. Ia tidak rela Dona dipandang buruk oleh atasannya. Sandy mengepalkan kedua tangannya dan berjalan mendekati Frans. Tapi Dona menarik tangan Sandy.
" Lihat sekarang, di depan bos kamu saja kamu dengan berani memegang tangan laki-laki itu." Sindir Frans. Frans melihat Dona memegang tangan Sandy.
" Apa alasan bapak menuduh saya seperti itu? padahal Pak Frans belum sepenuhnya kenal sama saya. Saya pikir Pak Frans sudah berubah dengan sikap bapak yang sudah baik sama saya, tapi ternyata saya salah..
...Pak Frans masih saja angkuh, asal Pak Frans tau, saya tidak suka dengan sikap Pak Frans kepada saya. Pak Frans tidak menghormati saya sebagai wanita, bahkan Pak Frans juga mencoba melecehkan saya..
...Pak Frans adalah laki-laki brengsek yang pernah saya kenal." Seru Dona emosi. Dona sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Dona akhirnya bisa melampiaskan semua kekesalannya kepada Frans selama ini.
Dona tidak menyangka Frans tega mengatakan semua kata-kata kasar itu padanya. Ia menghapus air matanya.
" Ayo San kita pergi." Ajak Dona. Dona berjalan meninggalkan Frans sendiri. Sandy menatap tajam kearah Frans dan berjalan mengikuti Dona.
" Kamu nggak apa-apa kan Don." Tanya Sandy. Sandy menarik tangan Dona dan memeluknya. Dona menangis dalam pelukan Sandy.
" Kenapa tadi kamu melarang aku untuk memberi pelajaran sama laki-laki brengsek itu." Ucap Sandy kesal. Dona melepaskan pelukan Sandy.
" Aku nggak apa-apa San. Kalau kamu melakukan itu maka Pak Frans akan semakin berfikiran kalau aku ini memang wanita seperti yang dia pikirkan. Sekarang aku mau pulang San." Ucap Dona sambil menghapus air matanya.
" Ya sudah ayo aku antar kamu pulang." Ucap Sandy. Sandy mengandeng tangan Dona dan berjalan menuju parkiran.
" Ayo masuk." Ucap Sandy sambil membukakan pintu mobil untuk Dona.
Dona masuk ke dalam mobil. Sandy melihat Dona masih terus menangis.
" Maafin aku Don, aku nggak bisa melindungi kamu, aku nggak tega jika harus melihatmu menangis seperti ini." Guman Sandy dalam hati.
Sandy masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah Dona. Dalam perjalanan Dona hanya diam dan menatap keluar jendela. Sesampainya di rumah Dona.
" Kamu beneran nggak apa-apa kan Don." Tanya Sandy. Sandy menggenggam tangan Dona.
Dona hanya diam dan tak mengubris ucapan Sandy.
" Don, kalau ada masalah kamu bisa cerita sama aku." Ucap Sandy. Dona melepaskan tangan Sandy dari tangannya.
" Makasih San, tapi aku beneran nggak apa-apa kok, aku turun dulu ya." Ucap Dona. Dona membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.
" Kalau gitu aku pulang dulu ya Don, nanti kalau ada apa-apa kamu hubungi aku, nomor aku masih yang dulu." Ucap Sandy.
" Makasih ya sudah mau mengantar aku pulang." Ucap Dona lalu menutup pintu mobil.
" Iya sama-sama, aku pulang dulu ya." Ucap Sandy sambil melambaikan tangannya.
Sandy melajukan mobilnya meninggalkan rumah Dona.
»»»»»
Frans masih mematung di depan restoran.
Dia masih memikirkan kata-kata yang telah diucapkan oleh Dona tadi. Frans mengacak-acak rambutnya karena frustasi.
" Aku sudah menyakiti hati Dona, aku sudah melukai perasaan Dona. Kenapa juga aku harus mengucapkan semua kata-kata itu kepada Dona? dasar ini mulut nggak bisa diatur!" Ucap Frans sambil memukul mulutnya sendiri.
" Aku harus minta maaf sama Dona, aku memang laki-laki brengsek." Gerutu Frans. Frans berjalan menuju mobilnya dan masuk ke dalam mobil. Ia melajukan mobilnya menuju rumah Dona.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Suminah
makanys punya mulut tu gembok
2022-02-12
0
Ida Lailamajenun
bawa kebengkel dulu babang Frans mulutnya kali baut remnya lepas tu ngomong asal nyeplos aja..
2021-08-18
0
Rahmawaty❣️
ett bos nya lebayy😂😂
2021-02-10
0