Dona berjalan menuju toilet. Di dalam toilet Dona meluapkan kesedihannya. Ia menumpahkan seluruh air matanya yang ia tahan sedari tadi.
" Apa salah ku? kenapa pak Frans memperlakukan aku seperti ini? apa salah jika aku hanya mengobrol dengan pak Marcel? kenapa sikapnya begitu berlebihan." Ucap Dona. Air mata Dona terus mengalir membasahi kedua pipinya.
Dona menangis sejadi-jadinya. Tari yang baru masuk ke dalam toilet terkejut saat mendengar suara tangisan dari dalam salah satu toilet. Tari mengetahui kalau itu suara Dona.
" Dona kamu di dalam, kenapa kamu menangis?" Tanya Tari penasaran. Tari terus mengetuk pintu toilet. Dona membuka pintu toilet dan langsung memeluk Tari.
" Ada apa Don? apa kamu lagi ada masalah?" Ucap Tari. Ia mengusap lembut punggung Dona.
" Apa salah aku Tar, hingga aku harus menerima semua ini. Apa dosaku hingga nasibku seperti ini?" Ucap Dona sambil menahan tangisannya agar tidak semakin pecah.
" Maksud kamu apa Don? aku tidak mengerti." Ucap Tari sambil mengeryitkan dahinya. Ia tidak mengerti akan ucapan Dona.
Dona melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Ia tidak bisa menceritakan apa yang dialaminya kepada Tari, ia takut Tari akan salah paham dan tidak percaya dengan apa yang diceritakannya.
" Ayo Don cerita sama aku." Imbuh Tari lagi. Tari sangat penasaran dengan apa yang terjadi sama sahabatnya ini. Tari tidak pernah melihat Dona sesedih ini.
" Emmm..nggak ada apa-apa kok Tar,,aku cuma merasa sudah capek saja dengan semua ini." Ucap Dona.
" Yang sabar ya Don, pak Frans memang keras sifatnya." Ucap Tari sambil menepuk bahu Dona pelan.
Tari mengira kalau Dona sudah tidak betah dengan sikap angkuh Bos nya. Semua karyawan tau kalau Frans itu orang yang sangat angkuh dan juga sombong.
" Makasih ya Tar, maaf sudah bikin kamu khawatir." Ucap Dona sembari memaksakan senyumannya.
" Ya sudah ayo kita ke kantin." Ajak Tari sambil menarik tangan Dona keluar dari toilet. Mereka berjalan menuju kantin.
" Kamu mau pesen apa Don?" Tanya Tari.
" Aku pesan es jeruk saja." Ucap Dona. Dona menjadi tidak selera makan. Hatinya masih meronta-ronta atas perlakuan Frans kepadanya.
" Ok..aku pesenin dulu ya." Ucap Tari. Tari berjalan meninggalkan Dona untuk memesan makanan.
Dona masih saja memikirkan apa yang akan ia lakukan saat bertemu dengan Frans..
" Aku jadi takut saat bertemu Pak Frans, aku tidak tau harus bersikap seperti apa nanti. Apa aku harus bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa?" Bathin Dona.
" Hai Dona.." Sapa Kevin yang kini sudah ada dibelakangnya.
" Hai Vin.." Sahut Dona.
" Kamu sendirian, boleh aku duduk disini?" Ucap Kevin sambil melihat kesekeliling kantin. Kevin mencari sosok Tari.
" Aku sama Tari, dia lagi memesan makanan dan minuman. Kalau mau duduk ya duduk aja." Ucap Dona. Kevin menarik kursi disebelah Dona dan duduk disamping Dona.
Tak berselang lama Tari datang dengan membawa makanan dan minuman.Tari meletakan makanan dan minuman yang ia bawa diatas meja.
" Eee..ada Kevin." Ucap Tari sambil duduk di depan Dona.
" Hai Tar." Sapa Kevin. Kevin tersenyum menatap Tari. Mereka bercanda tawa dan saling membicarakan tentang pekerjaan mereka.
Bahkan Tari juga sesekali membicarakan tentang sikap Frans yang tidak bersahabat terhadap karyawan-karyawannya.
" Aku kira cuma aku yang berfikiran kalau Pak Frans itu angkuh dan sombong. Atau bukan hanya aku saja ya yang diperlakukan seperti itu? Apa Pak Frans bersikap seperti itu kepada semua karyawannya?" Bathin Dona.
Frans merasa sangat lapar. Ia keluar dari ruangannya untuk makan siang. Ia berjalan melewati kantin dan tidak sengaja ia melihat Dona sedang bercanda tawa dengan Kevin. Entah mengapa ia merasa sangat marah dan cemburu.
Frans mengurungkan niatnya untuk keluar makan siang dan kembali lagi keruangannya. Di dalam ruangan Frans mondar-mandir tidak jelas.
Setelah selesai makan Dona, Tari dan Kevin kembali keruangan kerja masing-masing.
" Dona..kemari." Teriak Frans keras.
Dona yang mendengar terikan Frans mengurungkan niatnya untuk masuk keruangannya.
" Ada apa lagi ini, pasti aku akan kena marah lagi, sebenarnya apa sih salah aku." Gerutu Dona kesal. Dona berjalan menuju ruangan Frans lalu mengetuk pintu ruangan itu.
Tokk..tokk..tokk..
" Masuk.." Sahut Frans dengan nada keras.
Dona membuka pintu dan masuk ke ruangan Frans.
" Ada yang bisa saya bantu pak." Tanya Dona.,Dona memberanikan diri menatap wajah Frans.
" Saya lapar tolong pesankan makanan untuk saya." Ucap Frans dingin. Frans mencoba untuk tetap tenang. Ia mencoba mengendalikan emosinya.
" Baik Pak.." Ucap Dona. Dona membalikan tubuhnya dan berjalan menuju pintu.
" Mau kemana kamu?" Teriak Frans.,Dona menghentikan langkahnya dan menatap Frans.
" Mau memesankan makanan untuk bapak. Bukannya tadi bapak menyuruh saya untuk memesankan makanan." Ucap Dona. Frans berdiri dan mendekati Dona.
" Tidak usah memesan makanan, kamu temani saya makan diluar." Ucap Frans tanpa melihat kearah Dona.
" Tapi pak, saya--"
" Mau ikut atau mau saya pecat." Ancam Frans dengan tatapan dingin.
Frans berjalan keluar dari ruangannya.
Mau tidak mau Dona akhirnya mengikuti Frans. Dona tidak mau kehilangan pekerjaannya dan sebenarnya Dona juga merasa sangat lapar karena tadi dia cuma minum es jeruk saat di kantin.
Sesampainya di restoran Dona diam tidak bersuara. Dona hanya sekali-kali menatap Frans yang sedang sibuk melihat buku menu.
" Kamu mau pesan apa?" Tanya Frans.,Ia tidak mengalihkan pandangannya dari buku menu yang ada ditangannya.
" Terserah bapak saja." Ucap Dona.,Ia tidak berani memilih makanan saat sedang bersama Frans.
Frans memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman yang spesial di restoran itu. Frans dan Dona tidak saling bicara. Frans sibuk dengan ponselnya,,sedangkan Dona merasa sangat canggung duduk berdua dengan Bos nya di dalam restoran yang cukup mewah kalau menurut Dona.
Tak berselang lama pesanan mereka datang. Frans dan Dona memulai makan dengan tak bersuara, yang terdengar hanya dentingan dari sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring.
Frans melihat ada sisa makanan di bibir dona. Frans mencondongkan tubuhnya dan langsung mengusap lembut bibir Dona.
Dona yang terkejut dengan sikap Frans sontak langsung memundurkan kursinya kebelakang.
" Apa yang Pak Frans lakukan?" Tanya Dona terkejut.
" Tadi ada sisa makanan di mulut kamu, aku cuma membersihkannya." Sahut Frans cuek. Frans mengambil minuman dari atas meja lalu meneguknya.
" Kalau sudah selesai makan, sekarang kita bakik ke kantor." Ucap Frans. Ia berdiri dan berjalan keluar restoran.
Dona mematung sambil melihat Frans berjalan meninggalkanya. Ia masih binggung dengan sikap Frans yang tiba-tiba bersikap lembut padanya. Padahal baru tadi pagi dia bersikap kasar padanya.
" Ayo jalan, ngapain kamu benggong disitu!" Teriak Frans setelah mendapati Dona tidak ada dibelakangnya.
Dona pun tersadar dari lamunannya dan berjalan mengikuti Frans.
" Aissh..mikir apa sih aku ini." Gerutu Dona.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Sri Astuti
frans klo suka bilang jangan anak orang elo omelin terus
2022-04-12
0
Suminah
thor cepet x bucinnya
2022-02-12
0
Ida Lailamajenun
baca story nya Spt makan ice cream dingin" lumer Ama sikap Frans ke Dona😀😀
2021-08-18
0