PELAKOR GET MARRIED

PELAKOR GET MARRIED

Pengenalan Tokoh

Sore itu Sampara dan Sangkala sedang duduk santai di teras rumah Sampara. Salah satu tetangga datang untuk mengembalikan rantang makanan ke ibu sampara yang kemarin sempat di pinjamnya.
Tetangga
Tetangga
“Sampara, mama kamu ada di dalam?” Sambil memegang rantang
Sampara
Sampara
“Ada di kamar sama Papa.” Jawab Sampara dengan wajah sok cool.
Tetangga
Tetangga
“Maksud kamu nak?” Tanya tetangga itu dengan wajah heran.
Sangkala
Sangkala
“Jadi maksud teman aku itu mamanya sedang berada di dalam kamar membantu papanya Sampara untuk berkemas, karena sebentar sore papa Sampara akan keluar kota tante.” Sangkala menjelaskan sambil memegang hpnya.
Tetangga
Tetangga
“Oh begitu, tante fikir ngapain.” Jawab tetangga.
Sangkala
Sangkala
“Maaf nih tan, teman aku tuh memang seperti itu. Waktu kami masih kecil dulu, kami pernah bergoncengan naik sepeda dan aku jatuh pas di dekat got. Nah sampara ini terjatuh kedalam got dan kepalanya terbentur gundukan sampah yang ada di dalam got tersebut. Dan parahnya lagi tan, sepeda yang kami kendarai adalah sepeda sewaan.” Sangkala menjelaskan dengan ekspresi datar.
Tetangga
Tetangga
“Pantas saja Sampara terlihat sedikiiit...” jawab tetangga dan sangkala langsung memotongnya.
Sangkala
Sangkala
“Tidak gila tan, Sampara hanya sedikit sarap saja. Tapi kayaknya ini bukan gila, bukan sarap juga. Sepertinya jika di lihat Sampara adalah prodak gagal rukiyah tan.” Sangkala menjelaskan tetap dengan ekspresi datar menjelang iba.
Tetangga
Tetangga
“Iya sih nak, jika temanmu gila sudah pasti di tidak disini tapi di rumah sakit gila. tapi kalian tidak bercanda kan?” Tanya tetangga dan membenarkan dengan ekspresi heran.
Sangkala
Sangkala
“Tante tidak percaya? Saya ini adalah saksi hidup Sampara, jadi semua tentangnya aku tau dengan baik.” Sangkala membenarkan dengan ekspresi meyakinkan.
Ketika Sampara sudah mulai jengkel mendengar ocehan sangkala, akhirnya ia memutuskan memanggil mamanya yang sedang sibuk di dalam membantu papa Sampara untuk merkemas.
Sampara
Sampara
“Maaaa……” Teriak Sampara.
Mama sampara akhirnya keluar dengan heran dan melihat apa yang terjadi dengan Sampara, mengapa tiba- tiba Sampara teriak seperti melihat seorang begal yang hendak ingin membegalnya.
Mama Sampara
Mama Sampara
“Ini ada apa lagi Sampara? Sedikit- sedikit teriak, kamu terjepit lagi dengan resleting celana? Kan sudah mama bilang jangan pakai celana yang resletingnya suka menjepit.” Mama Sampara bertanya dengan nada tinggi.
Sangking kesalnya dengan Sangkala yang sejak tadi ngoceh mulu dengan tetangga, sehingga Sampara tidak mood untuk berbicara dan hanya memberi kode ke mamanya dengan bibir monyong kearah tetangga.
Mama Sampara
Mama Sampara
“Ada tetangganya rupanya, kenapa kalian tidak bilang- bilang dari tadi! Ada apa nih bu?, tumben sore- sore ke sini? Biasanya jugakan pagi kesininya sambil nunggu tukang sayur.” Tanya mama Sampara.
Tetangga
Tetangga
“Cuma mau balikin rantang yang kemarin sempat aku pinjam. Tapi maaf loh bu, rantangnya aku pulangin tanpa ada isinya.” Kata tetangga.
Mama Sampara
Mama Sampara
“Tidak apa kok bu, kan lain kali bisa.” Kata mama Sampara sambil bercanda.
*****
Disisi lain terlihat Erlin sedang sibuk menyiapkan sarapan buat Doni suami erlin. Meraka adalah sepasang suami istri yang baru menginjak usia pernikahan 2 tahun dan belum di karunia anak. Doni suami erlin sedang terburu- buru bersiap untuk kekantor, karena kali ini Doni bangun sedikit kesiangan. Sedangkan ia harus meeting dengan seorang client di kantornya.
Erlin
Erlin
“Sayang sarapannya sudah siap, sarapan dulu yuk.” Ajak Erlin.
Doni
Doni
“Maaf sayang aku sangat terburu- buru harus secepatnya kekantor dan kali aku tidak bisa sarapan di rumah denganmu, karena aku ada meeting sama client.” Jawab Doni sambil memakai sepatu kantornya.
Erlin
Erlin
“oh gitu, ya udah. Entar jangan sampai telat makan siangnya.” Kata Erlin dengan nada sedikit kecewa sambil mengantar Doni kedepan pintu.
Suami Erlin pun berangkat begitu saja tanpa menyodorkan tangannya untuk di salim oleh erlin. Tak seperti biasanya Doni melupakan kebiasaan yang sering ia lakukan sebelum berangkat ke kantor.”
Erlin
Erlin
Tumben suami aku tidak menyodorkan tangannya untuk ku salim. Bahkan mencium keningkupun tidak. Padahal itu adalah salah satu kebiasaan yang wajib di lakukan sebelum berangkat ke kantor. Apakah client suami aku itu adalah seorang artis! sehingga Ia tak menyempatkan diri untuk sarapan bahkan iapun melupakan kebiasaannya.” Gumam Erlin.
Saat Erlin hendak sarapan, tiba- tiba ponsel miliknya berdering. Tanda pesan grub masuk.
Grub wek-wek dumpret:
Siti
Siti
“Guys, jadi tidak nih entar siang?” Tanya Sitti.
Erlin
Erlin
“Jadi dong.” Jawab Erlin.
Sri
Sri
“Jadi kok, tapi setelah pekerjaan rumah aku beres yah.” Jawab Sri.
Tati
Tati
“ngikuttttttt….” Jawab Tati.
Sampara
Sampara
“Tapi ngomong- ngomong siapa ni yang mau nangkis kita nongkrong? Si pengantin baru yah?” Tanya Sampara.
Sangkala
Sangkala
“Dasar pengangguran.” Jawab sangkala.
Sampara
Sampara
“Kitakan sama pengangguran.” Kata Sampara.
Sangkala
Sangkala
“Aku kan kerja sama mama, kadang mama suruh aku pijitin kepalanya dan setelah itu mama bari aku gaji. Wkwkkwkwkwkwk.” Jawab Sangkala dengan ngejek.
Sampara
Sampara
Kalo begitu kita sama, aku juga kerja.” Kata Sampara
Sangkala
Sangkala
“Memangnya kamu kerja apa bro?” Tanya Sangkala.
Sampara
Sampara
“Aku sebagai pembicara (pengangguran bikin acara).” Jawab Sampara balik ngerjain.
Sangkala
Sangkala
“Astagfirullah, maafkan hambamu ya allah.” Jawab Sangkala sambil mengirim stiker tepuk jidat. 🤦
Sri
Sri
“Hufff… belum kelokasi sudah pada ribut.” Kata Sri
Tati
Tati
Benar- benar yah ni anak dua, tidak pernah berubah sejak dulu. Selalu saja seperti kucing dan tikus.” Kata Tati.
Erlin
Erlin
“Tenang guys, biar aku yang menangkisnya.” Kata Erlin.
Sampara
Sampara
“Cieeee…. Teman kita yang satu ini benar- benar sangat mengerti yah. Mudah- mudahan kita sesering mungkin di teraktir karena rejekinya makin berlimpah.” Kata Sampara dengan sedikit merayu.
Sangkala
Sangkala
“Terus kamu kapan teraktir kita- kita? @sampara.” Tanya Sangkala.
Siti
Siti
“Hussss…. Brisikkkk… Jam 11 siang kita ngumpul di tempat yang biasa yah guys.” Kata Siti yang mengakhiri percakapan grub wek- wek dumpret.
*****
Di sisi lain, seorang wanita tinggi, putih mulus dan berbadan semok (Sang Pelakor) sedang bersolek dan menuju kesebuah tempat.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!