"Hari ini sungguh melelahkan. Tapi aku seneng banget bisa ketemu kak Dimas. Udah lama banget rasanya aku gak ketemu kak Dimas. Apalagi kak Dimas bilang kayak gitu tadi. Kyaaa suka suka suka banget ( sembari senyum dengan muka merah ). Sudahlah ini waktunya tidur, besok kan harus ke kampus lagi".
"Lida kita telat ini, kita harus lari biar gak ketinggalan kelas profesor aklus. Dia kan killer banget, nanti poin kita di kurangin".
"Ah iya yen, kayaknya kita sial sekali hari ini. Entah bagaimana kita bisa kesiangan, ini sungguh gila".
Tap tap tap suara kaki Lida dan Yeni berlarian menuju kelas profesor aklus. Untung saja mereka memiliki takdir yang baik sehingga mereka sampai duluan dibandingkan Professor itu. Mereka mengikuti kelas itu sampai selsai jam makan siang.
"Kita ke kantin kampus yuk Lid. Aku lamper eh laper maksudnya haahaa".
"Dasar sinting, ayok kebetulan aku juga laper. Habisnya gak sempet makan tadi, Karana buru-buru".
Saat itu suasana kantin kampus yang di penuhi mahasiswa kampus itu. Tiba tiba suara teriakan para mahasiswa laki-laki dan perempuan terdengar dengan heboh.
"Ada apa ya ? kok tiba-tiba heboh gini. Apa ada sesuatu yang spesial ? aku jadi kepo ni".
"Ah sudahlah yen. Untuk apa mengurusi orang mending cepet habisin makanan nya terus kita pergi".
"Aaaaa itu lisa, iya itu lisa Lida. Wah dia benar-benar cantik. Aku penasaran apakah dia kesini buat makan atau mencari sesuatu seperti senior Danzig. Kita kan tau anak balet kan harus jaga pola makannya".
Sreet sreet terkejut , tanpa aku sadari aku menoleh pandangan ku ke wanita itu. Aku tidak mengerti kenapa pada saat itu mata ini ingin tertuju ke wanita itu. Aku melihat sosok bidadari yang begitu cantik dan anggun. Tubuhnya yang begitu indah, lekuk pinggang yang begitu indah, wajah cantik, rambut panjang yang sangat indah berjatuhan saat di tiup angin. "Batinku berkata" sungguh indah sosok itu, betapa beruntung nya lelaki yang memiliki ia. Tapi aku penasaran apa yang membuat mereka putus padahal kalau di bandingkan mereka berdua sangat menawan. Seperti sepasang ratu dan raja. Eh aku ngomong apasih, ngapain juga ngurusin hidup orang.
"Woi Lid ? kenapa Lo diam aja. Bukankah kau juga terpana melihat sosok itu kan ? udah ngaku aja cepat ngaku hahaa".
"Ngapain sih ngurusin orang Yen. Sudahlah aku udah selesai makan. Aku duluan ya mau cari angin sekalian inspirasi".
Lida pergi meninggalkan kantin. Ia melangkah kan kaki nya menuju tempat yang biasa ia datangi, yaitu taman belakang kampus yang terletak di pojok.
"Heeemm udaranya masih tetap sama. Masih segar seperti biasanya. Entah mengapa aku selalu mendapat sesuatu disini yang tak aku dapatkan di tempat lain. Hemmmm nyamannya".
Bleeetak bleeetak suara loncatan orang dari atas pohon.
"Sesuatu apa yang kau dapatkan disini dan yang tak kau dapatkan di tempat lain" ?
Aku terkejut saat mendengar suara itu, saat aku lihat, aku melihat sosok laki-laki itu. Sosok yang tak asing seseolah aku sudah terbiasa dengan sosok ini. Padahal aku baru 2 kali bertemu dengannya. Ini sungguh perasaan yang aneh batin Lida.
Ahh senior. Aku tidak sangka senior ada disini juga. Bukankah senior juga merasakan nya ?
"Merasakan apa" ?
"Sesuatu yang tidak di dapatkan di tempat lain, tapi di dapatkan disini. Itu adalah kenyamanan".
Ah apa yang barusan aku ucapkan, bisa-bisa senior salah paham mendengar ucapanku batin Lida.
Senyum kecil dari bibir Danzig..
"Iya. Itulah alasan aku selalu kesini. Setelah beberapa kali bertemu dan mengobrol bukankah kita banyak memiliki kesamaan" ?
Kaget, Aku sungguh kaget saat mendengar perkataan nya. Aku gak nyangka itu yang keluar dari mulutnya, Aku pun tersenyum.
"Senior bisa saja. Bukankah wajar kalau manusia kadang-kadang memiliki kesamaan" ?
"Bagiku itu bukan suatu yang wajar. Oh iya kamu bisa panggil aku kak Danzig saja, dibandingkan senior rasanya terlalu berlebihan". (Sembari senyum tipis di bibirnya).
Deg deg deg suara jantungku saat melihat senyuman nya itu.
"Ba baik senior eh maksudnya saya kak Danzig. Rasanya canggung juga ya" ?
Apa-apaan ni mulut lagi-lagi aku suka asal bicara batin Lida.
Sementara itu Danzig hanya tersenyum melihat tingkah konyol gadis itu.
"Bukankah aku sudah bilang. Jika kita bertemu lagi kita akan mengobrol panjang. Taukah kau Lida ? bagiku tidak ada yang namanya kebetulan".
"Maksud kakak apa ? saya tidak mengerti".
"Pertemuan ! bagiku pertemuan kita ini bukan suatu kebetulan. Bolehkan aku berteman dengamu" ?
"Aa apa kak" ? sungguh kaget aku saat mendengar perkataan nya itu, hingga aku sungguh sulit untuk berkata.
"Tentu saja boleh kak" sembari senyum kecil.
"Apakah aku boleh meminta nomor telepon mu" ? sembari mengulurkan handphon.
"Tentu saja kak". Keletak keletak jari ku mengetik nomor handphon ku di telepon nya.
"Sudah kak".
"Terimakasih Lida" sambil mengambil handphon yang berada di tangan Lida.
Tring tring tring bunyi telepon.
"Sudah masukan nomor nya. Di save ya ? itu nomor kakak" sambil mengernyit mata sebelah.
"Ah iya kak. Kalau gitu Lida save ya kak" ?
Ah jantung ku tolong tenanglah, jangan begini. Ini sangat canggung bagiku batin Lida.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
⭐Nda 1-2⭐
tokoh utama dalam novel ini Lida dan Danzig yaaa thorr 😍💕💙
2021-02-06
0
Meydeleya
apaan ya keletek2, tdk usah pake bahasa yg kt jg sdh tau apa mksdnya
2020-06-13
0
Bonteng Cihuy
aku bomlike dulu smuanya ya....baru q baca... nanti
jgn lupa feedback y say
2020-05-10
0