Pandu memborong semua barang yang diinginkannya. Sedangkan Diana ikut bahagia melihat senyuman Pandu yang penuh keceriaan menenteng paper bag yang berisikan barang- barang mewah yang diinginkan nya. Kartu debit hitam milik Diana pun keluar dari tempat persembunyiannya membayar semua tagihan ketika sudah di depan kasir di suatu tempat pusat pembelanjaan di kota itu. Akhirnya mereka kembali melajukan mobilnya menuju penginapan yang bertingkat tinggi itu.
Gedung megahnya dengan ketinggian yang cukup menjulang ke angkasa itu akan menjadi saksi bisu bagi hubungan anak Adam yang mencurahkan segala hasrat dan nafsu syahwat nya. Diana sudah mulai berganti baju dengan baju tidur transparan yang terlihat sekali perhiasan itu. Perhiasan yang selalu di banggakan nya bagi seorang wanita. Lekuk tubuh yang seksi, body seperti biola yang bisa di peluk dan dipermainkan oleh tangan- tangan terampil. Kulit putih bersih tanpa bekas luka. Hanya sedikit gambar tato itu terletak di daerah pinggang Diana sebelah kanannya. Gambar mawar merah yang merekah membuat mata yang melihat akan semakin tertarik untuk menyentuhnya bahkan menciumnya.
Pandu menatap Diana tanpa bisa berkedip. Pandu mulai menelan ludahnya sendiri tatkala Diana sudah mendekati nya ketika dirinya duduk bersandar di dipan empuk itu. Nafas mereka saling beradu. Kedua hidung mereka sudah menempel kedua mata mereka saling tatap dengan penuh hasrat. Jantung mereka sudah memburu tak beraturan seolah sedang mengalunkan melodi yang penuh genderang. Pelan- pelan tangan Diana mengusap lembut kedua pipi milik Pandu. Pandu sejenak menikmati segala sentuhan lembut tangan Diana yang terampil. Mata Pandu mulai terpejam berusaha mulai berangkat ke planet mars yang tiada seorang pun ada di sana. Bayangan nya sudah Ber traveling bersama Diana ke tempat yang tidak bisa dijangkau oleh manusia lain selain mereka berdua. Tidak ada yang bisa dijelaskan ketika mereka sudah mulai merayap menjelajahi setiap bagian-bagian yang bisa menimbulkan suara erangan dan nafas memburu penuh kenikmatan. Keduanya mulai larut dan tenggelam ke alam fantasinya masing-masing. Berusaha fokus supaya bisa bersama terbang dan mencapai puncak nya.
Keringat- keringat itu sudah mulai keluar membasahi tubuh mereka. Pergumulan itu saling ingin menguasai dan berusaha menaklukan. Mereka berlomba-lomba dalam tarikan nafas yang memburu. Suara- suara teriakan itu mulai keluar dari kedua mulut mereka berdua. Dunia ini seperti milik mereka berdua. Mereka tidak mempedulikan jika suara mereka bisa terdengar oleh dinding-dinding ruang kamar hotel itu. Dinding-dinding ruangan kamar hotel pun tidak sanggup jika harus mendengar setiap keluhan, erangan, dan teriakan kecil tatkala mereka saling ganas dalam menaklukan pasangan Masing-masing.
" Jangan ditahan sayang! Berteriak atau keluar kan saja semua suara kamu. Itu akan membuatku semakin bergelora hasrat ku." kata Pandu dengan senyumnya yang nakal. Sedangkan Diana dengan mata yang sesekali terbuka dan sesekali memejamkan matanya pun menggigit bibirnya sendiri menahan segala rasa nikmat yang tidak bisa di jelaskan. Diana seperti sangat kehausan berada di padang pasir yang tandus dengan panas terik matahari.
Sejenak Diana lupa akan kesepian nya. Sejenak Diana lupa akan permasalahan rumah tangganya. Saat ini Diana begitu bahagia ketika bisa bersama dengan Pandu. Dengan Pandu, Diana bisa mendapatkan apa yang dia mau dan inginkan. Diana selalu dimanjakan dengan cara Pandu. Hal itulah yang membuat Diana dengan rela dan senang hati selalu menguras isi ATM nya ketika berjumpa dengan Pandu. Bagi Diana itu tidak menjadi masalah. Diana memiliki segalanya tetapi tidak memiliki cinta jika tidak bersama Pandu.
" Enak tidak, sayang?" tanya Pandu dengan nafas yang memburu. Hanya anggukan disertai keluhan sebagai jawaban dari Diana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Anisa Mohi
makin penasaran 🤗
2022-02-07
1