Apakah kamu ingin menjadi angin, mampu menghapus jejak- jejak kaki kecil di gurun pasir. Apakah kamu ingin menjadi hujan, tatkala kering tanah tandus membasahi jiwa. Apakah tidak ingin menjadi gunung, menjadi pondasi kokohnya bangunan supaya tidak tumbang karena banyak beban. Apakah tidak ingin menjadi pohon, memberikan keteduhan berlindung dari panas terik matahari langsung ke kulit. Namun kau hanya bisa berkata, " Aku hanya ingin menggenggam hatimu, supaya kau dapatkan ketenangan, ketentraman dari kegelisahan itu."
" Pandu, apakah kamu benar-benar serius dengan aku?" tanya Diana seraya menenggelamkan Kepala ke dada bidang milik Pandu.
" Apa perlu aku kukatakan sampai Seribu kali supaya kamu mempercayai aku, sayang!" jawab Pandu sambil mengusap dengan penuh lembut rambut Diana yang lurus.
Diana tersenyum sambil mengusap lembut dada bidang pria muda itu. Pandu sedikit mengangkat dagu milik Diana itu lalu mengecupnya dengan lembut. Namun Diana semakin terpancing untuk menginginkan yang lebih dari itu. Ciuman yang panjang, penuh gejolak, penuh hasrat, penuh rasa tercipta sudah. Ke dua jantung pasangan yang belum halal itupun semakin tidak beraturan. Detak yang kencang, memburu semakin meledak- ledak ingin tercurahkan.
Pandu sedikit merenggangkan dan kembali menarik nafasnya yang mulai sesak.
" Lalu jika kamu bertanya kepada aku tentang keseriusan itu, bagaimana dengan kamu? Kapan kamu bercerai dengan suami kamu, Diana?" tanya Pandu yang membuat Diana terkejut.
" Aku sudah minta diceraikan, namun dia menangguhkan itu semua. Dia masih menjaga perasaan anaknya. Kira-kira kalau sudah lulus sekolah tahun ini, baru kami urus. Sebenarnya secara agama kami sudah cerai karena kami sudah hampir satu tahun tidak saling bersentuhan atau berhubungan badan." cerita jujur Diana.
" Apa? Aku tidak akan percaya suami kamu bisa tahan selama itu tidak menyentuh kamu." sahut Pandu.
" Tetapi bukan berarti dia tidak menyentuh wanita lain bukan?" ucap Diana sambil merubah posisi nya menjadi di atas tubuh kekar Pandu.
" Jangan kamu bilang, suami kamu juga melakukan perselingkuhan dengan wanita lain juga." sahut Pandu.
" Bagiku itu sudah tidak penting. Dia mau selingkuh dengan wanita lain atau berhubungan dengan sejenis aku tidak mau tahu." ujar Diana sambil mengusap bibir tebal milik Pandu.
" Hahaha kamu cuek sekali! Begitu- begitu kamu pernah merasakan bahagia dan di bahagiakan oleh dia loh. Sekuat apa dia dengan aku dalam urusan ranjang?" tanya Pandu sambil mengusap lembut pipinya Diana.
" Jauhlah! Hebat juga kamu, sayang!" jawab Diana sambil tersenyum manja.
" Kamu berkata begitu karena saat ini hanya akulah yang bisa membahagiakanmu, bukan?" kata Pandu.
" Kamu ganteng, romantis, perhatikan dan Lembut. Sedangkan dia? Egois, cuek, sibuk dengan kesenangan nya sendiri, kurang peduli dengan aku. Gak ada bagusnya." ucap Diana sambil memainkan mata milik Pandu.
" Malam ini kamu ingin berapa kali, sayang?" tanya Pandu tersenyum nakal.
" Sekuat kamu saja!" jawab Diana dengan nakal.
" Apa? Kamu selalu menantang ku sayang!" sahut Pandu sambil merubah posisi mereka menjadi Diana yang dibawa tubuh Pandu.
" Ketahuilah, aku ini pria perkasa yang masih kuat. Usiaku masih muda berbeda jauh dengan suami kamu itu, sayang!" kata Pandu sambil membelai rambut kepala milik Diana.
" Iya aku tahu. Tunjuk kan sekarang sampai aku lelah." ucap Diana dengan senyuman nakalnya.
" Mau mulai sekarang?" tanya Pandu.
" Mau kapan lagi? Mulailah, mumpung aku sangat kehausan saat ini." ujar Diana.
" Nanti sajalah! Aku ingin makan dulu. Aku mau jaket kulit dan sepatu yang pernah ku tunjukkan ke kamu kemarin loh, sayang!" kata Pandu.
" Baiklah! Ayo kita ambil barang yang kamu inginkan. Aku akan memberikan apa yang kamu inginkan sayang! Asal kamu selalu bisa membahagiakanku." ucap Diana.
" Itu perkara yang gampang karena aku memang menyukaimu, Diana sayang!" sahut Pandu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Anisa Mohi
wajah hati2 ja Diana klo dh kere pasti d tifnggailin SMA pandu
2022-02-07
1