"Kamu sholat mas. Kamu juga mengaji. Tapi seperti ini caramu memperlakukan istri."
"Mengerti lah sedikit Alyn. Aku tidak bisa meninggalkannya. Sulit bagiku untuk meninggalkannya." Aku mengigit bibirku agar tak mengeluarkan suara yang bergetar dan menangis. Aku berusaha tegar di hadapan mas Arya.
"Mas kita sama sama di jodohkan. Hanya karena perjodohan, aku menolak lamaran mas Iqbal. Aku juga belajar mencintai dan menerimamu mas. Tapi apa yang ku dapat?... Ternyata kau memiliki simpanan."
"Aku sama sekali tidak pernah berniat untuk menyakitimu Alyn, percayalah."
"PERCAYA???.... Kalau dia kekasihmu lalu aku ini siapa mu mas?..."Aku benci mendengar mas Arya selalu membela wanita ****** itu. "Menyebut aku ini istrimu saja kamu tidak mampu mas."
"Alyn dengar... Aku pacaran dengan Suci juga masih pada batas yang wajar. Berciuman pun kami tak pernah."
"Perzinahan kamu sebut wajar. Apa ada yang salah dengan sholatmu mas?"
"Alyn. Kau jangan kurang ajar. Aku ini suamimu."
"Sejak kapan kamu menganggap aku ini istrimu mas? Jangankan menegurku, melihatku pun tidak. Aku hanya patung bagimu."
"Jika kamu mencintai wanita itu lebih baik segera nikahi dia mas."
"Aku tidak mungkin menikahinya, perasaan Orang tuaku pasti akan terluka."
"Lalu bagaimana dengan perasaanku mas? Sebelum menikahiku tidakkah kamu berpikir kehancuran apa yang akan aku alami. Kamu sudah durhaka pada istrimu sendiri mas."
Mas Arya diam saja memandangiku yang sedang menangis. Aku sudah tak mampu menahan air mataku. Semua ini terlalu menyakitkan buatku. Atas semua penderitaan yang ku alami, mas Arya masih menyudutkanku tanpa mau mengakui kesalahannya.
Aku sudah tak tahan. Sudah lama aku ingin mengatakan semua ini. Tapi aku begitu pengecut.Sekalian, Tuntaskan sekarang juga.
"Kenapa kamu dan orang tuamu datang ke rumahku dan membawa lamaran untukku mas? kenapa kamu tidak menolak perjodohan ini? Jika jadinya seperti ini." Aku berusaha menghentikan Isak tangisku agar suaraku bisa terdengar jelas di telinga mas Arya
"Karena alasan rasa terima kasih setelah kakek menyelamatkan Ayahmu yang terdampar di laut dan merawatnya mereka menjodohkan kita."
"Aku ingat ayahmu mengatakan kamu akan membahagiakan aku setelah kita menikah. Namun yang kamu berikan malah sebaliknya."
"Seandainya ayahmu mengatakan akan menjadikan aku patung di sampingmu. Tentu aku dan keluargaku menolak lamaran ayahmu mas."
"Alyn. Aku tidak bermaksud...." Aku mengangkat tanganku saat mas Arya hendak menyentuhku. Pertanda aku tak ingin mendengar suaranya.
"Aku lelah mas. Aku ingin istirahat."
"Alyn. Dengarkan aku dulu."
"Pergilah mas."
Mas Arya menghela nafasnya dan pergi dengan langkah gontay. Ketika mas Arya sudah sampai di ambang pintu aku memanggilnya.
"Mas Arya." Mas Arya menoleh.
"Aku tahu mas, cinta itu buta. Tapi jangan sampai mata, hati, pikiran dan telinga ikut buta. Hingga tak bisa melihat dan mendengar kebenaran yang sesungguhnya. Jangan menarik kesimpulan sebelum menyelidiki kebenaran. Agar bisa memilah siapa yang benar dan siapa yang salah." Aku sengaja menyindir si ****** itu karena dia sudah menfitnahku.
Kemudian aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut agar mas Arya segera pergi. Dan ternyata berhasil.
Aku berlari menuju pintu dan menguncinya rapat rapat dan kembali ke atas ranjang. Air mata yang ku tahan sejak tadi akhirnya tumpah ruah. Aku mulai terisak. Ku telungkupkan wajahku ke bantal agar isak tangisku tak terdengar oleh mas Arya.
Aku tidak peduli dengan perutku yang perih karena belum makan malam. Aku sangat terpuruk dan enggan melakukan apapun selain menangis.
"Huuuuufffhhh...Kenapa namanya SUCI tak cocok dengan kelakuannya."
******
Dukung author pake like komentar vote favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Anonymous
kasihan ma alyn. tapi walau rapuh dy gak lemah
2022-09-27
0
Yu Yem
mun
2022-08-26
0
Kusmiyati
uduh mending pisah aja lha dari pada gk bahagia cari kebahagianmu al
2022-08-03
0