"Apa kau baik baik saja?" Tanya seorang pria yang tingginya kira-kira 185 Cm, berwajah manis. Dia membangunkan motorku yang roboh.
"Ya. Terimakasih." Jawabku.
Karena tak fokus saat mengendarai motor, ban motorku menabrak trotoar dan aku terjatuh.
Untung aku melaju tak terlalu kencang jadi hanya ada luka kecil di tanganku.
"Tanganmu berdarah.?" Ujar pria itu.
"Tidak apa-apa. Hanya luka kecil." Ujarku. Dan Aku langsung pergi meninggalkannya.
Sungguh malang nasibku. Sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Aku bingung bagaimana aku harus menghadapi suamiku nanti.
......................
"Assalamualaikum." Tepat magrib aku sampai di rumah. Mataku menyusuri ruangan. Sepi. Mas Arya pasti sedang berada di dalam kamarnya. Pantas tak ada yang menjawab salamku.
Aku menutup pintu dan berjalan menuju kamarku. Aku terhenyak kaget melihat mas Arya ada di atas ranjangku. Selama menikah, ini baru pertama kali mas Arya memasuki kamarku. Dia memberiku tatapan yang tak terbaca. Aku hanya diam membeku di pintu.
Sudah kuduga wanita itu pasti sudah menghubunginya.
"Alyn." Aku terkesiap mendengar namaku di panggil.
"Iya mas." Aku menghampiri mas Arya.
"Kita harus bicara." Ucap mas Arya.
"Aku sholat Maghrib dulu mas." Mas Arya tak menjawab. Aku segera mengambil handuk dan masuk kamar mandi tak ingin berlama lama dengan mas Arya. Aku membersihkan tubuhku dan bersuci. Ingin rasanya aku berlama lama dalam kamar mandi agar tak harus menghadapi mas Arya. Tapi urung ku lakukan karena waktu magrib sangatlah terbatas.
Aku sedikit membuka daun pintu. Mengintip dari celahnya. Aku bersyukur mas Arya sudah tidak ada. Aku bisa keluar dengan bebas.
Seperti biasa setelah selesai menunaikan ibadah sholat aku selalu berdzikir dan berdoa pada untuk kebaikan, keluargaku, sahabatku dan rumah tanggaku serta keturunanku yang bahkan belum ada.
Hanya Tuhan yang mampu membolak-balikkan hati manusia, Termasuk hati mas Arya. Aku hanya perlu bersabar kapan saat itu tiba.
Setelah membereskan perlengkapan Ibadah ku. Mas Arya datang lagi ke kamarku. Dia mengenakan sarung dan peci di kepalanya.
Lucu sekali.
Ku pegang tangan mas Arya dan ku cium punggung tangannya. Bersyukur tanganku tak ia hempaskan. Ternyata dia masih punya hati.
"Kau sudah tahu semuanya!" Aku hanya mengangguk mendengar ucapan Mas Arya.
"Aku minta maaf. Aku tahu kami salah. Tapi tak seharusnya kamu bersikap kasar pada Suci." Ucap Mas Arya.
"Mas dia mau menamparku ya jelas aku lawan." Aku benar-benar sakit hati bisa bisanya mas Arya membela wanita ****** itu setelah semua yang aku alami. Padahal aku ini istrinya.
"Aku tahu seperti apa Suci. Aku tidak mau mendengar kau memfitnah Suci. Belum cukup kau caci maki dia di hadapan banyak orang dan memukulnya. Beruntung dia tidak melaporkanmu ke polisi." Ujar mas Arya.
Aku mencerna setiap kata yang mas Arya ucapkan. Memangnya apa saja yang wanita itu katakan. Lalu kenapa namanya harus SUCI.
"Mas aku tidak melakukan itu. Percaya sama aku." Ucapku.
"Dia tidak akan memfitnahmu, Aku tahu seperti apa dia." Ucap mas Arya.
"Mas aku ini istrimu, kenapa kamu lebih membelanya dari pada aku." Mas Arya menghela nafas. Sepertinya dia masih risih menyebut aku ini istrinya.
"Alyn aku selalu memberikanmu uang lebih dari cukup, apa itu masih kurang untuk menutupi kesalahanku."
"Aku ini istrimu mas, bukan pembantumu."
"Alyn aku benar-benar minta maaf."
"Minta maaf saja tidak cukup mas, tinggalkan wanita itu."
"Maaf tapi aku tidak bisa."
"Kamu sholat mas. Kamu juga mengaji. Tapi seperti ini caramu memperlakukan istri."
***
Dukung author pake like komentar vote favorit
Jangan lupa untuk like komentar vote favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
🌻
dari alin AQ belajar, kita harus mencoba mempertahankan, berusaha sebisa mungkin,,,kalau memang sudah lelah tidak apa² menyerahhhh🥺🥺
2023-09-21
0
beng beng
namanya tidak sinkron sama kelakuannya
2022-08-17
0
Amelia Lia
kenak mental
2022-08-09
0