**Happy Reading**
Athera mengepalkan tangannya kuat, di dalam istana miliknya ini hanya ada ia dan Retha. Sekarang Retha entah pergi kemana. Athera baru saja menampar Regaz dan memilih meninggalkan pria itu, namun belum jauh keluar dari kamar kini Regaz telah menggapainya lagi kemudian menggendong tubuhnya seperti karung beras.
Athera terlonjak kaget hingga memukul kepala, punggung bahkan lengan Regaz dan sialnya pria itu hanya diam dengan tatapan murka. Athera menjadi takut ketika Regaz kembali membawanya ke kamar kemudian tubuhnya dibanting begitu saja di lantai. Athera meringis ketika merasa bokongnya begitu sakit setelah menghantam lantai kamar, berbeda dengan Regaz yang kini berjongkok mensejajarkan wajah mereka kemudian mencengkram kuat dagu Athera.
"Kemana sifat penurutmu?" Regaz bertanya dingin sedangkan Athera menatap sengit Regaz.
"Memang sejak kapan aku jadi penurut?" jawab Athera dingin. Ia tak akan kalah, bagaimana bisa ia yang selalu keras kepala pada kedua orang tuanya harus menurut pada pria angkuh di depannya saat ini.
Regaz menggeram, tangannya yang siap menampar Athera terhenti, pria itu menarik napas dalam kemudian mengembuskannya kasar hingga Athera bisa merasakan hangatnya napas Regaz yang berhembus di depan wajahnya.
"Retha akan menanggung hukumanmu lagi, karena telah mendorong selir-selirku jatuh ke kolam." Regaz melepaskan cengkaramanya pada dagu Athera kemudian beranjak namun dengan cepat Athera menahan tangan Regaz.
"Kenapa Retha yang dihukum?!"
Regaz menghentak kasar tangan Athera hingga terlepas. "Jangan berlagak bodoh, bukankah selama ini Retha yang menanggung semua hukumanmu?!"
"Aku tak mengerti maksudmu! Ini salah para selirmu yang memukul kepalaku terlebih dahulu, seharusnya kau tahu itu!"
Regaz memandang keji Athera. "Semua yang kau lakukan salah di mataku. Walaupun sebenarnya kau benar"
Athera terdiam, sebenarnya apa maksudnya semua ini. Apakah selama ini jika Athera salah maka Retha yang menggantikannya. Jadi sekarang Retha tak kunjung datang apa karena telah dipanggil untuk menjalani hukuman?
"Kenapa kau begitu membenciku?" tanya Athera dengan kepala menunduk dalam.
Regaz terkekeh, "Sepertinya kau benar-benar pandai bermuka dua."
Athera menatap manik kelam Regaz. "Mengapa kau menyiksaku! Bukankah yang salah adalah para tetua di zaman dulu lalu mengapa kesalahan itu kau putar balik?! Bukankah para bangsa Gazianor telah meminta maaf pada bangsa Virtucal Esse! Apakah hatimu ini tidak memiliki rasa kasihan! Apakah otakmu tidak bisa berpikir jernih atas semua perbuatanmu! Saat ini, para bangsa Gazianor telah cukup menderita atas apa yang ia lakukan lalu mengapa kau tidak berhenti menyiksa kami?!"
Athera tak tau apa yang membuatnya bisa berkata seperti ini, bahkan ia dengan berani menunjuk dada Regaz berkali-kali dengan mata yang hampir menangis. Manik kelam Regaz terkunci oleh tatapan milik Athera saat ini.
"Aku benar-benar membencimu!" suara Athera meninggi sedangkan Regaz terdiam seribu kata, apakah ia memang tak memiliki hati nurani? Lalu mengapa ia hanya bisa diam menatap lekat Athera yang mengatainya. Biasanya ia akan membanting Athera ke kasur dan memberi hukuman pada wanita itu.
"Bagus kalau kau membenciku, karena dengan begitu kau memudahkanku untuk menyiksa seluruh bangsa Gazianor," jawab Regaz enteng kemudian pergi begitu saja meninggalkan Athera yang masih kurang puas mengocehi Regaz.
AH! Retha! Dimana dia?
Athera langsung keluar dari kamarnya untuk mencari seseorang di dalam kastil kecil permaisuri ini, menanyakan di mana Retha saat ini setiap kali menjalani hukuman, ia harus menggantikan hukuman Retha karena ini semua salahnya. Namun tak ada siapa pun yang ia temui sepanjang lorong di dalam kastil hingga Athera memilih keluar dari dalam kastil.
Athera yang begitu panik bisa menghela napas lega ketika ia yang sudah keluar dari kastil dan pergi ke perkarangan menemukan Retha yang telah dipegangi oleh dua lengawal milik Regaz.
"Tunggu!"
Retha terkejut ketika kakaknya tiba-tiba menghalang jalan kedua prajurit yang entah ingin membawanya ke mana, ia yang baru saja pulang dari gudang obat tiba-tiba sudah melihat jembatan yang menjadi pembatas antara kediaman para selir dan permaisuri ramai. Ia langsung dipanggil untuk menghentikan hukuman kakaknya, Ah! Ia sudah biasa menghadapinya.
"Maaf permaisuri, dia harus kami cambuk 20 kali karena tidak menjagamu dengan baik di kastil permaisuri hingga membuat keributan," ujar sang pengawal.
Athera melirik Retha yang hanya menunduk takut.
"Aku yang akan menggantikannya," jawab Athera mantap.
Retha langsung mendongkak. "Jangan! Kakak masih belum sem-"
"Lepaskan dia dan bawa aku," titah Athera tajam hingga kedua pengawal itu melepaskan Retha dan menghampiri Athera.
Athera menatap Retha kemudian tersenyum manis seakan ia akan baik-baik saja setelah dicambuk. "Jangan lupa siapkan makan malam untukku."
Retha menangis melihat kepergian Athera. Kakanya benar-benar melindunginya saat ini.
****
Kastil Selir Yuen.
Selir Yuen mencebik kesal mengingat kejadian beberapa jam lalu ketika dirinya hampir dipermalukan oleh Athera.
"Apa yang membuatmu kesal, Selir?"
Selir Yuen yang kini telah berada di kamarnya dan duduk sambil bersilang kaki di sebuah kursi kayu melempar atensinya kepada kepala pelayan pria yang sudah sangat setia pada keluarga serta dirinya. Tuan Gegu nama pria paruh baya yang menjadi kepala pelayan, selir Yuen.
"Athera mulai menunjukkan keberaniannya bahkan mempermalukanku!"
Tuan Gegu terdiam sembari memainkan janggut hitamnya, alisnya terpaut pertanda tengah berpikir keras. Selir Yuen memperhatikan Tuan Gegu ketika pria paruh baya itu tiba-tiba menolehkan kepalanya ke kanan-kiri untuk memastikan tak ada orang selain mereka berdua di dalam sini.
"Kalau begitu anda bisa memberi pelajaran ke Permaisuri Athera dengan jebakan yang bahkan akan membunuh keluarganya serta seluruh rakyatnya." seringai tercetak jelas di wajah pria paruh baya itu.
Selir Yuen langsung memasang wajah serius. "Bagaimana caranya?"
Tuan Gegu merogoh saku bajunya kemudian menyodorkan sebuah papan kayu dengan simbol sebuah bangsa di atas meja untuk agar dilihat oleh selir Yuen.
"Simbol ini sudah tidak dibutuhkan lagi, mereka sudah menjadi budak kita."
Tuan Gegu menggeleng tak setuju.
"Bukankah anda tahu bahwa saat ini Raja tengah mencari siapa pelaku pemberontakan yang membuatnya harus turun tangsn saat ini? Maka dari itu kita harus membayar orang untuk melakukan pekerjaan ini dan menjebak Permaisuri Athera."
Selir Yuen langsung melotot kemudian tersenyum lebar. "Ini rencana yang luar biasa! Kalau begitu aku tinggal mencari orang bayaran itu. Aku tak sabar melihat Athera makin menderita."
Tuan Gegu ikut tersenyum. "Kita akan memulainya besok, karena saya dengar Raja akan melakukan penyerangan di desa Frokela karena di desa itu telah menjadi target para pemberontak."
Tuan Gegu telah mengetahui rencana Raja dari menteri yang merupakan ayah kandung dari selir Yuen hingga ia mudah untuk mengetahui informasi dalam kerajaan walaupun ia adalah orang luar.
"Aku tak sabar melihat reaksi Regaz pada Athera, hahaha!" Yuen tergelak.
**BERSAMBUNG**..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nanik Lestari
Athera harus cepat paham situasi Jangan sampai sudah habis tak tersisa baru sadar
2022-12-29
4
Rina
bagus ternyata, baru nemu..
2022-01-23
0
Sulati Cus
dasar ular kadut
2022-01-05
0