Pagi itu, Lee Soo Jung benar-benar datang setengah jam lebih awal.
Sambil menunggu di ruang meeting milik tim VIP.
Hong Ji En juga datang pagi saat itu.
Ia cukup terkejut melihat Lee Soo Jung sudah duduk di ruang meeting .
20 menit setelahnya, Kang Hana datang.
Ia juga melihat Lee Soo Jung sudah datang.
Sambil ia berjalan ke meja kerjanya, ia tersenyum pada Hong Ji En.
Tangan kanannya terangkat dan tiba-tiba mengacungkan jempolnya sambil menatap Hong Ji En.
Hong Ji En menatap sahabatnya itu, ia tersenyum geli.
Lalu ia menatap komputernya dan mulai bekerja lagi.
Lee Soo Jung terkejut saat ia melihat seorang staff baru sepertinya dan ternyata mereka saling kenal.
"Shen In Jung?!" sapa Lee Soo Jung dengan wajah terkejut.
Shen In Jung wanita yang duduk di samping Lee Soo Jung pun menoleh dan ikut terkejut.
Ia berkata juga, "Lee Soo Jung?!"
Mereka pun tersenyum mengangguk.
Mereka adalah teman sejak di panti asuhan dan tumbuh bersama.
Mereka sudah cukup lama tidak bertemu sejak lulus SMA.
Akhirnya, beberapa saat kemudian Ahn Jeong Won membawa mereka ke tim VIP dan mengenalkan mereka berdua.
Di hari pertama, Lee Soo Jung dan Shen In Jung bergantian belajar dengan Hong Ji En dan juga Kang Hana.
Siang itu tim VIP lagi-lagi kedatangan tamu VIP yang sebenarnya selalu tidak di harapkan, Nyonya Jung Da Jung.
Banyak yang tahu bahwa dia adalah orang kaya baru.
Kedatangannya setiap kali membuat repot anggota tim VIP.
Ia selalu meminta 1 orang tim VIP menemaninya berbelanja di Pasaraya Sung Un, dan selalu meminta pendapat apakah cocok untuknya dan barang itu haruslah termahal. Semua tim VIP sudah merasakannya.
Kali itu, Nyonya Jung melihat 2 orang staff baru di tim VIP.
Nyonya Jung menatap lebih dulu ke Shen In Jung dan tersenyum.
"Kau wajah baru di sini. Senang bisa melihatmu," ucap Nyonya Jung.
Lalu Nyonya Jung menoleh ke Lee Soo Jung.
Dia terkejut dan berkata, "Tunggu ... aku sepertinya pernah melihatmu."
Semuanya langsung menatap ke Lee Soo Jung.
Nyonya Jung mencoba mengingat.
Nyonya Jung berkata lagi, "Aku ingat sekarang ... kau barista kopi di cafe yang aku suka datang. Aku benar-benar merindukan kopi buatanmu. Sudah beberapa hari aku tidak melihatmu di cafe itu, jadi sekarang kau bekerja disini? aku benar benar ikut senang untukmu."
Lee Soo Jung tersenyum, dan ia membungkukkan badannya.
Semuanya yang mendengar begitu terkejut.
Nyonya Jung sedikit mendekatinya dan berkata, "Kau bisa buatkan kopi untukku?"
Lee Soo Jung menatap Nyonya Jung, ia terkejut dan berkata, "Apa?"
Ia lalu menoleh ke Hong Ji En yang berdiri di sampingnya.
Hong Ji En terdiam sebentar, lalu ia mengangguk pada Lee Soo Jung.
Lee Soo Jung akhirnya menoleh ke Nyonya Jung dan berkata, "Baiklah Nyonya."
Nyonya Jung tersenyum mengangguk dan berkata, "Aku akan menunggu di dalam ruangan direktur Ahn."
Nyonya Jung hendak berjalan masuk, tapi ia berhenti sebentar dan menoleh, "Maaf, kau tahu kopi kesukaanku yang seperti biasanya bukan?" tanya Nyonya Jung.
"Tentu saja," jawab Lee Soo Jung sambil mengangguk.
Nyonya Jung tersenyum senang.
"Good, thankyou."
Setelah itu Nyonya Jung berjalan masuk ke ruangan direktur Ahn.
Lee Soo Jung lalu menoleh ke Hong Ji En dan berkata, "Manager Hong, aku memerlukan kopi hitam dan ... ."
Hong Ji En hendak menjawab, tapi tiba tiba Min Yok menyaut, "Lee Soo Jung, aku menyimpan biji kopi terbaik. Kau bisa gunakan dan aku juga punya alat penggiling kopi dan juga penyaringnya. Meski hanya sederhana dan ... ."
Lee Soo Jung tersenyum dan menyaut, "Tidak apa-apa. Aku bisa gunakan."
Semua menoleh ke Min Yok.
Hana berkata, "Kau diam-diam menyimpan biji kopi terbaik tanpa pernah memberitahu kami?"
Min Yok terdiam dan tidak bisa menjawab.
"Baiklah Lee Soo Jung, kau bisa segera membuatnya. Min Yok, berikan biji kopi yang kau simpan itu dan juga alat penggiling kopi itu pada Lee Soo Jung," ucap Hong Ji En.
Min Yok mengangguk dan segera mengambilnya di lemari meja kerjanya.
Semuanya menatapnya dan menggelengkan kepalanya.
Akhirnya, di pantry Lee Soo Jung mulai menggiling kopi hitam.
Dengan ahli dan cekatan ia melakukannya.
Min Yok yang menemaninya, dibuat kagum olehnya.
"Wahhh, daebak! Kau benar-benar hebat Lee Soo Jung," puji Min Yok dengan wajah kagum.
*Daebak: kata-kata terkejut dan kagum dalam bahasa Korea.
Lee Soo Jung hanya tersenyum malu mendengarnya.
Saat Lee Soo Jung mulai menyaring kopi itu dan mengambil sarinya, aroma wangi kopi mulai tercium.
Ia tersenyum dan berkata, "Biji kopi milikmu benar-benar terbaik. Aku menyukai wanginya. Kau juga mau mencobanya?"
Min Yok tersenyum senang dan mengangguk, "Aku mau," jawabnya dengan cepat.
Lee Soo Jung berkata, "Baiklah, kita akan buat cukup banyak untuk yang lainnya juga."
Setengah jam kemudian, Lee Soo Jung dibantu oleh Min Yok membawa beberapa kopi hangat.
Sampainya di ruangan tim VIP, Hong Ji En melihat Lee Soo Jung yang sudah membawa 2 gelas kopi di tangannya.
Hong Ji En berkata pada Lee Soo Jung, "Masuklah ke ruangan direktur Ahn, kau yang harus memberinya sendiri."
Lee Soo Jung menatap managernya sebentar, meski ia sedikit ragu, akhirnya ia mengangguk dan menjawab, "Baiklah."
Ia menarik nafas sebentar lalu ia berjalan ke dalam ruangan direktur Ahn.
Sementara itu, Min Yok membagi-bagikan kopi yang sudah dibuat Lee Soo Jung ke tim VIP.
Song Hye Kyung berkata dengan wajah gembira, "Wah! Kita juga mendapatkan kopi?"
Hong Ji En mulai meminum kopinya, perlahan ia merasakannya.
Lalu ada senyuman di wajahnya, ia juga setuju bahwa itu adalah kopi terenak yang pernah ia coba.
Hana, "Kopi ini memang benar-benar enak."
Min Yok mengangguk setuju dan tidak bisa berkata apa-apa.
Shen In Jung yang merasakan kopi buatan Lee Soo Jung, ia juga tersenyum dan menyukainya.
Meski ia sudah tahu, sejak di bangku SMP Lee Soo Jung sudah part time di beberapa coffee shop, dan itu menjadi sebuah pengalaman baginya.
Nyonya Jung yang mulai meminum kopinya, ia tersenyum senang dan mengangguk, lalu berkata, "Akhirnya, aku bisa meminum kopimu lagi. Terima kasih ... Nona Lee Soo Jung."
Direktur Ahn tersenyum melihatnya dan ikut lega.
Lee Soo Jung pun tersenyum lega dan mengangguk, ia membungkukkan kepalanya.
Lee Soo Jung berjalan keluar ruangan dan menarik nafas lega.
Semuanya tersenyum melihatnya saat Lee Soo Jung duduk di kursinya.
Hong Ji En menoleh dan berkata, "Aku menyukai kopi buatanmu juga."
Lee Soo Jung menatap managernya, ia lalu tersenyum senang.
Hana, "Lee Soo jung, mulai besok, kau punya job baru. Membuatkan kami kopi buatanmu."
Min Yok, "Aku akan berikan alat penggiling kopiku padamu, dan juga semua biji kopiku. Kau bisa pakai."
Lee Soo Jung tersenyum geli mendengarnya.
Song Hye Kyung menyaut," Terima kasih Lee Soo Jung."
Min Yok menoleh ke Song Hye Kyung dan berkata, "Senior Song, kau tidak mengucapkan terima kasih juga padaku?"
Hong Ji En dan Kang Hana tersenyum melihatnya begitu juga Lee Soo jung dan Shen In Jung.
...----------------...
Sebelum Nyonya Jung pergi, ia menatap Lee Soo Jung dan berkata, "Aku akan sering sering datang kemari untuk menikmati kopi buatanmu. Terima kasih untuk hari ini."
Lee Soo Jung tersenyum mengangguk, "Baiklah, Nyonya Jung, dengan senang hati."
Nyonya jung tersenyum senang, ia berjalan pergi sambil berkata pada semuanya, "Sampai jumpa semuanya," lalu ia pergi.
Semuanya menarik nafas lega, karena kali itu Nyonya Jung tidak mengajak salah 1 diantara mereka untuk menemaninya berbelanja, dan itupun berkat kopi Lee Soo Jung.
Direktur Ahn berdiri di depan timnya dan berkata, "Kali ini, kalian beruntung berkat kopi buatan Lee Soo Jung itu membuat Nyonya Jung sudah sangat puas menghabiskan waktunya dan ia mengurungkan niatnya untuk berbelanja."
Semuanya tersenyum lega.
...----------------...
Sore itu, tim VIP begitu sibuk.
Tiba-tiba direktur Ahn menelepon Hong Ji En, dan memberitahu bahwa sepatu edisi terbatas yang ia bawa untuk putri gubernur Han Su Min ternyata memiliki size yang salah.
Ia meminta agar salah satu dari tim VIP untuk segera mengirim padanya di bandara 1 jam sebelum kedatangan Han Su Min.
Semuanya saling bertatapan.
Song Hye Kyung melihat rute map di aplikasi handphonenya untuk mengecek apakah macet di jalanan atau tidak.
Song Hye Kyung berkata, "Bagaimana ini, jalanan sangat macet untuk menuju ke bandara."
Hana menoleh ke Hong Ji En, "Di luar hujan deras apalagi ini sore, pasti jalanan Seoul macet."
Hong Ji En terdiam sebentar.
Lalu ia berkata, "Dari sini ke bandara jika dengan mengendarai sepeda motor hanya butuh 30 menit bukan? Bantu aku siapkan sepatunya. Aku akan bersiap siap."
Hana menoleh menatap Hong Ji En.
"Kau mau naik sepeda motormu ke Bandara?" tanya Hana.
Hong Ji En mengangguk dan berjalan untuk bersiap-siap.
Hana menarik nafas, lalu ia menoleh ke Min Yok.
"Min Yok ikuti aku untuk mengambil sepatunya," ajak Hana.
Min Yok, "Baiklah."
Song Hye Kyung berdiri dan segera menemani Hong Ji En untuk bersiap-siap.
Sambil ia berkata pada Lee Soo Jung dan Shen In Jung, "Kalian berdua tetaplah disini untuk berjaga-jaga dan tetaplah sambil mempelajari yang sudah diajarkan pada kalian tadi."
Lee Soo Jung dan Shen In Jung mengangguk.
"Baiklah," jawab mereka bersama.
Lee Soo Jung terdiam sebentar sambil berpikir.
Ada hal yang ia ketahui lagi tentang Hong Ji En, yaitu bisa menaiki sepeda motor sport.
Hong Ji En sudah siap setelah ia berganti pakaian dan mengenakan jaket kulitnya.
Lalu Song Hye Kyung memberikan helm hitam pada Hong Ji En.
Sebentar kemudian, Hana dan Min Yok bergegas datang sambil membawa sepatu yang sesuai.
Hong Ji En, "Bantu aku beritahu direktur Ahn, sepatu akan sampai sebelum 1 jam."
Hana menjawab, "Baiklah. Kau hati-hatilah."
Hong Ji En menatap tim mereka dan ada sedikit senyuman di bibirnya. Ia mengangguk, lalu mengenakan helm hitamnya, dan memasukan sepatu di dalam jok motor.
Setelah itu ia segera menyalakan motornya.
"Aku pergi," pamit Hong Ji En.
Song Hye Kyung menjawab, "Hati-hati."
Lalu Hong Ji En pun pergi.
Min Yok lagi-lagi menatap managernya dengan kagum dan berkata, "Wah! Daebak! Manager kita benar-benar hebat. Ia seorang perempuan yang bisa menaiki sepeda motor sport."
Kang Hana menarik nafas dan tersenyum, "Hanya dia yang bisa segalanya."
Lalu ia berjalan untuk kembali ke ruangan diikuti Song Hye Kyung dan Min Yok.
Sampai di ruangan, saat hendak duduk dikursi.
"Hye Kyung, beritahu direktur Ahn bahwa sepatunya sedang dalam perjalanan. Dan ... 25 menit lagi, akan sampai," kata Hana sambil melihat jam di tangannya.
Song Hye Kyung terkejut dan berkata, "25 menit?"
Semuanya menoleh ke Hana.
Min Yok berkata, "Cepat sekali Manager Hong menaiki motornya."
Hana mengangguk.
"Atau bisa jadi, 20 menit," jawab Hana.
"Sebelumnya Manager Hong bisa mengendarai sepeda motornya dalam waktu 20 menit," timpal Song Hye Kyung.
Hana tersenyum mendengarnya dan mulai mengerjakan lagi pekerjaannya.
Lee Soo Jung ikut terkejut mendengarnya.
Dan benar, 25 menit Hong Ji En sampai bandara.
Di Loby, Ahn Jeong Won sudah berdiri menunggu Hong Ji En.
Hong Ji En segera memberikan sepatunya pada Ahn Jeong Won.
Ahn Jeong Won tersenyum, ia berkata, "Hanya kau yang bisa melakukan ini."
Hong Ji En tersenyum.
"Cepatlah masuk," jawab Hong Ji En sambil menyuruh Ahn Jeong Won suaminya.
Ahn Jeong Won mengangguk dan berkata, "Kau cepatlah kembali dan minumlah coklat hangat. Malam ini, kita makan malam bersama."
Hong Ji En mengangguk setuju.
Ia menjawab, "Baiklah. Sampai jumpa."
Lalu Hong Ji En segera mengenakan helmnya dan menaiki motornya, dan segera pergi.
Ahn Jeong Won tersenyum lembut menatap istrinya hingga pergi dan ia kembali ke dalam.
...----------------...
Sore itu, Hong Ji En menyuruh *** Soo Jung dan Shen In Jung untuk pulang lebih awal di hari pertama mereka bekerja.
Karena, setelah ini mereka berdua harus mulai terbiasa untuk bekerja lembur.
Dalam perjalanan pulang Lee Soo Jung menelepon Oh In Bum. Ia ingin meminjam sepeda motor sport milik Oh In Bum akhir pekan ini.
Oh In Bum terkejut mendengarnya, meski ia tahu, Noona nya ini juga bisa mengendarai sepeda motor sport karena dulu Lee Soo Jung pernah bekerja sebagai pengantar makanan dan membantu Oh In Bum di bengkel.
Hari hampir malam, Lee Soo Jung mau mengunjungi restoran ayam goreng di dekat kompleknya.
Tapi saat di jalan, ia melihat pemilik restoran ayam goreng, Hong Ji An sedang berjalan sambil membawa beberapa belanjaan.
Lee Soo Jung segera berjalan mendekatinya.
Lee Soo Jung membungkukkan badannya dan berkata, "Annyeong Haseyo, biar aku membantu membawakannya."
*Annyeong Haseo: Artinya Apa Kabar dari bahasa Korea.
Hong Ji An menoleh menatap Lee Soo Jung beberapa saat, lalu akhirnya ia ingat dan tersenyum.
"Oh, annyeong Haseyo. Bukankah kau nona tamu spesial di restoranku?" kata Hong Ji An dengan semangat.
Lee Soo Jung tersenyum mengangguk.
Lalu ia hendak mengambil tas belanja di tangan kiri Hong Ji An.
Hong Ji An segera berkata, "Sudahlah tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa membawa banyak belanjaan."
Lee Soo Jung menjawab," tidak apa apa. Aku bisa membantumu. Lagipula dari tempat ini masih cukup jauh sampai ke restoran."
Lee Soo Jung segera mengambil tas belanjaan di tangan kiri Hong Ji An.
Akhirnya Hong Ji An mengalah.
"Terima kasih. Maaf Aku sudah merepotkanmu," ucap Hong Ji An sambil tersenyum ramah.
Lee Soo Jung tersenyum mengangguk dan menjawab, "Tidak apa-apa."
Mereka pun berjalan bersama, sambil berbincang.
Hong Ji An memulai perbincangan mereka.
"Nona, kau baru saja pulang bekerja?" tanya Hong Ji An.
Soo Jung pun mengangguk dan menjawab, "Ini hari pertama aku bekerja di kantor. Dan atasanku menyuruhku pulang lebih awal. Aku yakin, karena setelah ini aku akan sering lembur. Tapi ... Tidak apa-apa aku menyukainya."
Hong Ji An tersenyum mendengarnya.
"Atasanmu benar-benar baik," puji Hong Ji An.
Lee Soo Jung menoleh dan tersenyum.
Hong Ji An berkata lagi, "Sepertinya ... Nona mau mengunjungi restoranku sore ini?"
Lee Soo Jung mengangguk, "Aku punya janji untuk datang lebih sore di restoran ayam goreng."
Hong Ji An dibuat tertawa mendengarnya.
Ia berkata, "Nona, kau benar-benar lucu. Berbicara denganmu membuatku tertawa."
Lee Soo Jung menatap Hong Ji an.
Ia terdiam sebentar.
Ia terharu dan terkejut melihat Hong Ji An tertawa riang karenanya.
Sampainya di restoran milik Hong Ji An.
Hong Ji An segera mengambil tas belanjaannya dari tangan Lee Soo Jung dan berkata, "Terima kasih, kau sudah membantuku membawakan tas belanjaku. Aku menjadi ringan karenamu."
Soo Jung pun tersenyum.
Setelah Hong Ji An meletakkan belanjaannya di dapur dan ia berikan pada pegawainya.
Ia berjalan keluar lagi mendekati Lee Soo Jung dan berkata, "Baiklah. Aku akan mentraktirmu. Nona, biar kubuatkan ayam goreng pedas spesial dariku. Duduklah."
Lee Soo Jung segera menyaut, "Nona, tidak perlu, aku ... ."
"Bukankah kau sudah ada janji untuk datang dan makan disini lebih awal? Duduklah, aku siapkan dulu," potong Hong Ji An.
Hong Ji An segera pergi ke dapur, ia mulai sibuk membuatkan untuk Lee Soo Jung.
Akhirnya Lee Soo Jung pun duduk dan menyerah.
Sambil ia mengecek handphonenya dan beberapa kali ia menengok ke Hong Ji An yang sibuk keluar masuk dari dapurnya.
Lee Soo Jung mengirim pesan ke Oh in Bum untuk membantunya menyelidiki tentang apa saja yang dilakukan Hong Ji En setelah pulang bekerja dan juga kegiatannya di akhir pekan.
Dan ia juga meminta tolong untuk menyelidiki Hong Ji An.
Beberapa saat kemudian, Hong Ji An keluar dari dapur sambil membawakan beberapa masakan dan ia letakkan di meja Lee Soo Jung duduk.
Hong Ji An tersenyum, "Baiklah, ini masakan spesial untukmu."
Lee Soo Jung terkejut melihat beberapa masakan di mejanya.
Lalu ia menatap Hong Ji An dan berkata, "Ini ... banyak sekali."
Hong Ji An tersenyum.
"Aku hanya membuat 2 menu untukmu. Dan tentunya kau pasti ingin memakan kentang goreng. Makanlah selagi masih panas," kata Hong Ji An.
Lee Soo Jung akhirnya menganggukkan kepalanya dan berkata, "Terima kasih."
Hong Ji An tersenyum mengangguk.
Tiba-tiba matanya terpaku pada sesuatu benda di meja dekat handphone Soo Jung.
Hong Ji An pun bertanya, "Nona, kau bekerja di Pasaraya Sung Un?!"
Lee Soo Jung menatap Hong Ji An.
Lalu menjawab, "Benar, aku bekerja di kantor Pasaraya Sung Un."
Hong Ji An tersenyum dan duduk di depan Lee Soo Jung.
"Wah! Kebetulan sekali. Adikku juga bekerja di sana, ia ada di bagian marketing. Hong Ji En namanya, kau kenal dengannya?" tanya Hong Ji An dengan semangat.
Lee Soo Jung pun menjawab, "Manager Hong?! Dia adalah atasanku. Kami 1 tim."
"Kalian 1 tim? Benar-benar kebetulan. Dia adalah atasanmu yang menyuruhmu pulang lebih cepat?" tanya Hong Ji An.
Lee Soo Jung tersenyum mengangguk.
Lagi-lagi Hong Ji An tertawa mendengarnya.
Hong Ji An berkata lagi, "Hong Ji En, dia memang dari luar terlihat galak dan menyeramkan. Tapi Nona, kau tenang saja, sebenarnya dia baik dan memiliki hati yang lembut. Meski ia tidak periang sepertiku."
Lee Soo Jung akhirnya tersenyum geli mendengar celotehan Hong Ji An.
Lee Soo Jung pun makan dengan lahap.
Setelah selesai, ia berpamitan.
Hong Ji An tidak mau Lee Soo Jung membayar makanannya, tapi karena Lee Soo Jung mengatakan bahwa jika tidak mau dibayar ia tidak akan datang lagi.
Hong Ji An akhirnya menerimanya, tapi ia tetap membawakan Lee Soo Jung ayam goreng 1 bungkus.
Setelah berjalan keluar dari restoran ayam goreng dan berjalan sedikit jauh.
Ia menghentikan langkahnya, lalu ia tersenyum geli.
Ia teringat saat ia sengaja meletakkan name tag nya di meja makan tadi, ia sengaja melakukan hal itu.
...----------------...
Malam itu, Hong Ji En menyiapkan makan malam di rumah.
Sambil menunggu Ahn Jeong Won pulang, ia menelepon kakaknya untuk menanyakan kabar kakaknya.
Tanpa diduga, Ahn Jeong Won pulang terlambat.
Meski begitu Hong Ji En tetap menunggu.
Mereka makan cukup malam karenanya.
Sambil makan, mereka berbincang.
Ahn Jeong Won berkata, "Bagaimana dengan Shen In Jung dan Lee Soo Jung hari ini?"
Hong Ji En mengangguk, "Mereka cepat mengerti dan cepat bekerja. Meski sebenarnya ... Aku lebih tertarik dengan Lee Soo Jung. Dalam hal koneksi dan keahlian, Lee Soo Jung memiliki nilai plus. Hanya saja, hari ini masih hari pertama untuk mereka. Aku akan tetap mengajari mereka dan melihat mereka. "
Ahn Jeong Won yang mendengar, ia mengangguk.
"Kau benar. Jika aku lihat, Lee Soo Jung, dia mirip denganmu. Dia datang lebih awal, dan ... Dia memiliki beberapa keahlian. Benar bukan?" kata Ahn Jeong Won.
Hong Ji En menatap suaminya, ia terdiam sebentar.
Lalu ia tersenyum.
"Ia tahu caranya bekerja dengan keras dan berani," jelas Hong Ji En.
Ahn Jeong Won tersenyum setuju, lalu berkata, "Karena itu kau merekrutnya."
Hong Ji En mengangguk, setelah ia minum air putih.
"Akhir pekan ini, aku akan touring lagi dengan paman. Kali ini tidak jauh. Hanya ke Sokcho," ucap Hong Ji En memberitahu suaminya.
Ahn Jeong Won mengangguk, "Baiklah. Hati-hatilah."
Hong Ji En tersenyum, "Tentu saja."
...----------------...
Malam sebelum Hong Ji En tidur.
Handphonenya mendapat pesan masuk.
Sedang Ahn Jeong Won sudah tertidur pulas.
Ji En lalu duduk di ranjangnya, dan membuka pesan masuk di handphonenya.
Begitu terkejutnya ia saat membaca pesan masuk itu.
Pesan masuk: "Suamimu memiliki hubungan dengan rekan kerjamu."
Ji En sangat terkejut.
Ia menoleh ke suaminya yang tertidur pulas.
Wajahnya begitu terkejut, matanya sedikit memerah.
Lalu ia berjalan keluar, di sofa ia duduk .
Pikirannya melayang dan bertanya-tanya, ia begitu penasaran siapa pengirim pesan itu, dan bahkan ia penasaran benarkah pesan itu.
Lalu jika benar, siapa rekan kerjanya yang memiliki hubungan dengan suaminya.
Ia mulai menggigit jari jempol di tangan kanannya.
Lalu ia dengan ragu, ia mencoba menelepon pengirim pesan itu.
Tapi ternyata tidak aktif.
Ia menarik nafas panjang.
Ia terdiam semalaman di sofa.
Dan itulah awal, pergolakan yang terjadi di pernikahan Hong Ji En dan Ahn Jeong Won.
...----------------...
Lee Soo Jung mendapat pesan dari Oh In Bum.
Mengenai kegiatan Hong Ji En dan Hong Ji An.
Selama ini, memang Oh In Bum sudah menyelidiknya.
Hong Ji En dan Hong Ji An memiliki seorang paman, adik ipar dari ibu mereka.
setiap 2 kali di akhir pekan, Hong Ji En suka touring dengan sepeda motor sportnya bersama pamannya dan beberapa anggota motor lainnya.
Hong Ji En lebih suka menghabiskan waktunya di kantor dan di rumah. Kadang ia mengunjungi kakaknya.
Sedang Hong Ji An, ia selalu membuka restoran.
Bermain dengan putrinya, menemani ibunya untuk check di rumah sakit. Dan tidak ada kegiatan lainnya selain itu.
Lee Soo Jung yang sedang duduk di halaman .
Ia terdiam sebentar.
Lalu membalas pesan Oh In Bum, "Bantu aku selidiki, untuk apa Hong Ji An mengantar ibunya check ke rumah sakit?"
Lee Soo Jung menatap ke pemandangan lampu-lampu kota di depannya.
Lalu ia teringat dengan wajah tawa Hong Ji An saat berbincang dengannya tadi sore.
Ia menarik nafas panjang.
Ia berkata pelan, "Hong Ji An ... Dia masih tetap sama seperti dulu. Berbeda dengan Hong Ji En."
...----------------...
Hong Ji An sedang melipat beberapa baju yang sudah kering di ruang keluarga.
Lalu Ibunya mendekatinya sambil meletakkan buah yang sudah ia kupas.
Jeon Eun Suk berkata, "So Ra sudah tidur?"
Ji An mengangguk.
"Dia lebih cepat tidur hari ini. Sepertinya dia sedikit kelelahan karena hari ini ada kegiatan di sekolahnya," jawab Ji An.
Eun Suk mengangguk tersenyum dan berkata, "Kau benar. Tadi saat ibu menjemputnya. Ia mengoceh dan terus tertawa karena ia menang dalam beberapa lomba di sekolahnya."
Ji An tersenyum geli mendengar cerita dari ibunya.
"Dia benar-benar mirip denganmu," ucap ibunya.
Ji an menatap ibunya dan berkata, "Ibu benar. Jika dia tidak mirip denganku. Dia akan mirip dengan ayahnya."
Eun Suk melirik putrinya, "Kau ini."
Ji An tersenyum geli, lalu mengambil buah persik kesukaanya.
Sambil mengunyah ia berkata, "Ibu, besok kita ke pasar. Aku akan belikan anggur untukmu lagi."
Eun Suk menoleh ke Ji An.
"Tidak usah. Dirumah ini, hanya ibu saja yang suka dengan buah anggur. Ibu bisa makan buah yang lainnya juga," jawab Eun Suk.
Ji An bersikeras berkata, "Tidak apa-apa bu. Kita bisa membeli sedikit dulu."
"Tidak usah. Tidak apa apa," jawab ibunya yang juga bersikeras tidak mau.
Ji An menarik nafas dan berkata, "Ibu, benar-benar–."
Eun Suk tersenyum.
Lalu ia mengambil buah lagi sambil berkata, "Jika masih ada adikmu. Ada yang bisa membantu ibu makan anggur. Dan jika dia masih ada, kau tidak akan bisa makan buah persik ini dengan santainya."
Ji An mendengarnya lalu ia menatap ibunya.
Ia pun mengalihkan dengan membawa baju-baju yang sudah ia lipat ke keranjang yang ada di belakang.
Ji An terdiam sebentar di depan keranjang.
Wajahnya yang sebelumnya periang berubah menjadi sedih.
Eun Suk pun tetap memakan buahnya, meski wajahnya terlihat sedih juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments