Bab 4

Malam itu, Hong Ji En makan malam bersama Ahn Jeong Won.

Mereka makan sambil menikmati kebersamaan.

Ahn Jeong Won akhirnya memberitahu Ji En bahwa CEO Park merekomendasikan seorang staff untuk tim VIP.

Ji En cukup terkejut mendengarnya.

Ji En berkata, “Jika aku tahu seperti itu, aku tidak akan merekomendasikan seseorang staff lagi.”

Jeong Won tersenyum sambil meletakkan gelas anggurnya.

Ia menjawab, “Kau tenang saja. Tim kita memang membutuhkan 2 orang staff lagi.”

Ji En mengangguk tersenyum lega.

Siang hingga malam itu, Lee Soo Jung berada di cafe milik Han Kang.

Selama ini, dia bekerja parttime di cafe Han Kang.

Selain kemampuannya yang hebat membuat racikan kopi.

Ia juga membantu melayani tamu-tamu di cafe.

Cafe milik Han Kang cukup besar dan dikenal dengan pastanya.

Sejak Soo Jung parttime membantu Han Kang, kopi mereka menjadi kesukaan juga bagi tamu tamu yang datang.

Malam itu,

Soo Jung menemui Han Kang yang sedang ada di meja kerjanya.

Han Kang melihat jam di tangannya setelah menatap Lee Soo Jung yang tiba-tiba datang menemuinya.

Ia kira hari sudah malam dan sudah waktunya untuk tutup.

“Oppa, aku ingin bicara sebentar,” ucap Lee Soo Jung.

*Oppa: Panggilan Kakak Laki-laki dalam bahasa Korea.

Han Kang tersenyum melirik Soo Jung dan berkata, “Aku kira, ini sudah waktunya pulang.”

Lee Soo Jung tersenyum lalu duduk.

Han Kang bertanya, “Ada apa?”

“Oppa... sepertinya, mulai besok aku tidak bisa membantumu lagi disini,” jawab Soo Jung dengan sedikit hati-hati.

“Apa? Kenapa?” ucap Han Kang dengan terkejut.

Lee Soo Jung tersenyum lebar dan menjawab, “Aku akan bekerja di kantor lagi, aku direkomendasikan oleh atasanku untuk menjadi tim marketing.”

Han Kang mendengarnya tersenyum senang.

Ia mengangguk lalu berkata, “Kau memang hebat. Aku selalu yakin padamu.”

Lee Soo Jung tersenyum malu.

Ia berkata, “Oppa, kau harus mencari barista lain untuk menggantikanku.”

Han Kang memegang dadanya dengan tangan kanannya dan menjawab, “Ada aku, aku juga hebat meracik kopi. Kau tenang saja.”

Lee Soo Jung menatapnya, lalu ia tertawa.

Han Kang sedikit melotot dan berkata, “Wah, kau meremehkanku.”

Lee Soo Jung tetap tertawa.

Han Kang lalu berdiri, ia mendekati Lee Soo Jung dan mengunci leher Lee Soo Jung dengan 2 tangannya.

“Kau harus diberi pelajaran,” ancam Han Kang.

Lee Soo Jung menyerah dan berteriak, “Baiklah-baiklah! Aku minta maaf Oppa!”

“Tidak. Tidak akan kulepaskan. Kau harus membayarnya dengan mentraktirku.” Kata Han Kang dengan tangan masih mengunci leher Soo Jung.

Lee Soo Jung segera menjawab, “Baiklah!”

Han Kang tertawa senang.

Lalu ia melepaskannya.

Han Kang, "Untuk gaji pertamamu, kau harus mentraktirku. Aku akan memilih sendiri restorannya."

Lee Soo Jung berdiri dan berjalan hendak keluar, "Baiklah. Lakukanlah."

"Hei! Lee Soo Jung!" teriak Han Kang.

Lee Soo Jung segera berlari keluar ruangan.

Akhirnya Lee Soo jung berpamitan dengan beberapa temannya di cafe itu dan juga paman Han Kang yang menjadi koki di sana.

Paman Han Kang berkata, "Kami akan merindukan buatan kopimu Lee Soo Jung."

"Akhir pekan aku akan bermain kemari dan membuat kopi untuk kalian, lagipula ... paman tenang saja. Sudah ada orang yang hebat meracik kopi untuk menggantikanku," jawab Lee Soo Jung sambil melirik Han Kang.

Paman Han Kang menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan Han Kang. Kita harus merekrut barista lainnya."

3 karyawan lainnya serentak mengangguk setuju.

Han Kang menatap mereka semua dan berkata, "Hei, beraninya kalian meragukanku?!"

Semuanya tertawa mendengarnya.

Sebelum pulang, Lee Soo Jung berdiri di depan restoran ayam goreng milik kakak Hong Ji En. Lalu ia berjalan masuk.

Kebetulan karena sudah malam, restoran saat itu sepi dan sudah hampir tutup.

Hong Ji An, kakak Hong Ji En menoleh dan tersenyum lebar sambil berkata, "Selamat datang."

Lee Soo Jung menatapnya.

Hong Ji An lalu mendekatinya dan berkata lagi, "Nona, kau ingin makan disini?"

Lee Soo Jung akhirnya mengangguk.

"Baiklah, silakan duduk. Aku akan membawakan menu untukmu," jawab Hong Ji An.

Lee Soo Jung akhirnya duduk di sebuah meja.

Sambil matanya masih melihat Hong Ji An.

Hong Ji An yang berjalan mengambil menu, ia sambil berkata dengan 1 pegawainya.

"Yuri, kau pulanglah dulu, kau bilang akan menemani ibumu yang sakit, pulanglah. Aku yang akan menutup restoran malam ini."

Sambil Hong Ji An mendekati Lee Soo Jung.

Ia tersenyum dan berkata, "Baiklah. Aku akan membantumu nona."

Lee Soo Jung menoleh di sekitarnya, hanya dia tamu terakhir.

"Apakah sudah mau tutup?" tanya Lee Soo Jung.

Hong Ji An tersenyum ramah dan menjawab, "Tenang saja. Karena kau tamu terakhir, kau adalah tamu spesial. Kau akan menjadi penutup untuk malam ini."

Lee Soo Jung pun akhirnya tersenyum.

Lalu ia berkata, "Kalau begitu aku akan memesan 2 porsi Ayam goreng pedas. Bolehkah itu dibungkus saja?"

Hong Ji An menatap Lee Soo Jung.

"Lagipula ini juga sudah malam. Aku akan makan di rumah sambil menikmatinya. Lain kali aku akan datang lebih awal," ucap Lee Soo Jung lagi.

Hong Ji An tersenyum mendengarnya, lalu ia mengangguk.

Hong Ji An berkata, "Baiklah kalau begitu. Tunggulah sebentar."

Lee Soo Jung hanya mengangguk. Ia masih merasa canggung.

Sebelum Hong Ji An menyiapkan pesanan Lee Soo Jung, ia meletakkan 1 botol minuman di meja Lee Soo Jung.

Sambil Hong Ji An tersenyum, ia berkata, "Sebagai tamu spesial, kau mendapatkan minuman gratis dari kami. Minumlah sambil menunggu, aku akan segera menyiapkan pesananmu."

Lee Soo Jung terkejut sambil menatap Hong Ji An.

Ia sedikit mendudukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih.

Hong Ji An tersenyum senang, lalu ia berjalan dan segera menyiapkan pesanan tamunya.

Lee Soo Jung terus mengamati Hong Ji An.

Akhirnya beberapa saat kemudian, pesanannya sudah selesai.

Lee Soo Jung menerima pesanannya dan membayar.

Hong Ji An tersenyum dan berkata, "Aku akan menunggumu lain kali datang disini lebih awal."

Lee Soo Jung menatap Hong Ji An.

Ia memang sedikit canggung jika pertama kali bertemu dengan seseorang, apalagi seseorang yang sangat ramah padanya.

Lee Soo Jung menganggukkan kepalanya dan dengan senyuman kecil dari wajah kecilnya.

Ia menjawab, "Baiklah."

"Terima kasih," jawab Hong Ji An dengan senyuman ramah.

Lalu Lee Soo Jung sedikit membungkukkan badannya dan ia berjalan keluar.

Sedikit jauh dari restoran itu, ia berhenti dan menarik nafas panjang.

Lalu ia menoleh ke belakang, dan melihat restoran ayam goreng itu lagi.

Ia melihat pemilik restoran ayam goreng itu mulai mematikan lampu.

Ia terdiam sebentar, lalu ia berjalan pergi.

Hong Ji An sedang membersihkan restorannya dan membereskan beberapa hal.

Ia tersenyum sebentar dan berkata pelan, "Benar-benar gadis yang baik. Dia membantuku agar aku bisa tutup cepat."

Sambil ia terdiam sebentar, ia lalu berkata lagi, "Sepertinya, dia pelanggan baru."

Ia tersenyum, segera beberes lagi.

Hong Ji An memang selalu bisa mengingat pelanggan-pelanggannya dengan baik.

Sudah cukup lama ia membuka restoran ayam goreng itu bersama dengan suaminya dulu.

Bahkan setelah suaminya meninggal. Ia pun tetap melanjutkan usaha yang sudah dibangun bersama suaminya itu.

Lee Soo Jung menikmati ayam goreng pedasnya di kamar nya.

Ia makan dengan lahap.

Sambil ia menganggukkan kepalanya dengan maksud bahwa ia mengakui rasa enak dari ayam goreng pedas itu.

Sesekali ia meminum bir kalengnya.

Malam itu, sebelum tidur, ia meminum obatnya.

Lalu, ia membaringkan dirinya di ranjang kecilnya.

Ia menatap langit-langit kamarnya dan ia menarik nafas panjang.

Ia memikirkan banyak hal.

Ia akan memulai suatu hal yang tidak akan pernah dia duga nantinya.

Hong Ji An yang baru saja pulang.

Ia melihat ibunya sedang duduk bersama putrinya.

So Ra segera menoleh melihat ibunya pulang.

"Ibu, kau sudah pulang?" tanya So Ra.

Hong Ji An tersenyum mengangguk dan mendekati mereka.

Jeon Eun Suk berkata, "Ibu sudah mengupas buah persik untukmu. Tunggu sebentar."

Hong Ji An tersenyum mengangguk.

Jeon Eun Suk berdiri dan mengambil sepiring berisi buah persik yang sudah ia kupas.

Lalu ia kembali mendekati putri dan cucunya dan meletakkan piring berisi buah persik itu di meja.

"Terima kasih bu," ucap Hong Ji An.

Hong Ji An menoleh ke putrinya dan berkata, "So Ra, kau sudah membuat tugas sekolahmu?"

So Ra segera mengangguk.

"Aku sudah mengerjakan semuanya. Ibu tenang saja," jawab So Ra.

Jeon Eun Suk tersenyum geli mendengarnya.

"Baguslah. Jika kau tidak mengerjakan tugasmu. Kau bisa pilih untuk membantu ibu di restoran," kata Hong Ji An sedikit mengancam.

So Ra pun menjawab, "Ibu, kau harus percaya padaku. Aku akan selalu berusaha mendapatkan nilai yang baik. Aku ini putri ibu."

Jeon Eun Suk dibuat tertawa mendengarnya.

Dan Hong Ji An tersenyum geli.

Lalu Hong Ji An menoleh ke ibunya dan berkata, "Ibu, besok aku akan menemanimu untuk berobat setelah mengantar So Ra sekolah."

"Tidak perlu, ibu bisa sendiri. Kau tenang saja," jawab ibunya.

Hong Ji An berkata, "Sudahlah. Biar aku menemanimu."

Jeon Eun Suk menggelengkan kepalanya dan menyerah.

"Kau ini, ibu masih bisa berjalan dan kuat. Benar bukan So Ra?" kata Jeon Eun Suk sedikit sebal.

So Ra mengangguk setuju dan berkata, "Nenekku selalu hebat dan kuat," sambil So Ra mengacungkan jempol kanannya.

Hong Ji An melirik mereka berdua dan berkata, "Kalian berdua benar benar ... ."

Jeon Eun Suk tersenyum sambil merangkul cucunya.

Di tempat tidur, Ahn Jeong Won berkata, "Hong Ji En, kau tidak menjenguk ibu?"

Hong Ji En menjawab, "Ada kakak yang selalu menemaninya. Lagipula, akhir pekan kemarin aku baru saja mengunjunginya."

Ahn Jeong Won berkata, "Ji En."

Ji En segera merangkul lengan suaminya dan berkata, "Baiklah aku mengerti. Sekarang lebih baik kita tidur. Aku harus bangun pagi besok."

Jeong Won hanya menarik nafas.

Ji En lalu segera menutup matanya, meskipun sebenarnya hatinya memikirkan kata-kata suaminya.

Hong Ji En, sejak ayah dan adiknya meninggal karena kecelakaan mobil, hubungannya dengan ibunya tidak terlalu dekat.

Jeon Eun Suk selalu merasa bersalah karena kejadian itu, sehingga beberapa tahun ia tidak menjalankan perannya menjadi ibu.

Ia tidak memperhatikan kehidupan 2 putrinya yang lain.

Meski begitu, akhirnya Jeon Eun Suk menyadari kesalahannya dan ia berusaha menjadi ibu yang baik lagi bagi 2 putrinya.

Hanya saja, Hong Ji En sudah terlanjur membencinya.

Hanya Hong Ji An yang bisa menerima hal itu.

Hong Ji An menjadi seorang kakak yang selalu menjaga dan menemani Hong Ji En selama ibunya mengalami depresi dan kesedihan yang begitu hebat.

Ia lakukan itu karena hanya dia yang harus tetap kuat untuk ibu dan adiknya.

Itulah yang membuatnya tetap kuat dan tegar setelah suaminya meninggal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!