The Choice
Flo
Namaku Flo. Aku mahasiswi semester 3, Universitas Ternama di Jakarta.
Saat berumur 1 tahun, Ayahku meninggalkan aku dan mama dengan setumpuk hutang yang harus di tanggung Ibuku.
Karena bekerja keras siang dan malam, Akhirnya Ibuku jatuh sakit di usianya yang masih relatif muda.
Saat masih SMA, aku harus bekerja selepas sekolah dan akhirnya berkenalan dengan Anan.
Anan
Hi, aku Anan. Project Manager sebuah perusahaan contractor terbesar di Indonesia.
Pergaulan bebas ditambah dengan trauma masa kecil, membuatku mempunyai perilaku yang tidak biasa.
Leo
Halo, aku Leo, Mahasiswa baru universitas ternama di Jakarta, aku pindah ke kampus ini karena suatu hal.
Sore begitu hangat. Cakrawala senja menjadi saksi kala dewi cinta menitipkan asmara dan asa di hati sang pencinta.
Flo
Iya-iya... dah buruan sana...
Anan
Seneng amat aq tinggal? Jangan-jangan...kamu....
Flo
Apaan sih? Kamu tuh segalanya bagiku. Cukup kamu seorang dalam hidupku
Flo
Lagian, mana berani aq selingkuh dari kamu, bisa-bisa..., kau kejar aq sampai ke ujung neraka, hehe...(tersenyum satir)
Anan
Iya iya sayang, aq percaya sama kamu. Aq usahakan pulang sebulan sekali, OK?
(Buka tutup pintu mobil.)
(Mobil Anan pergi)
Flo
Astaga naga. Bikin kaget aja lu
Flo
Dah lama kamu disini? (cemas)
Leo
Enggak, baru aja nyampek. dari rumah Pak RT, biasa.. laporan penghuni baru.
Btw, kenalin, aq Leo yang ngontrak rumah sebelah, tetangga barumu!
Flo
iya iya aku Flo... tunggu-tunggu, Kek nya kita satu almameter deh. Km fakultas apa?
Leo
Oh.. iya...ya...koq aku lupa klo aku peke almameter kampus aku? hehe....
Hmmm... ternyata benar kata orang klo cinta bisa membuatmu jadi bodoh,hehe..”
Leo
Kek nya aku jatuh cinta pada pandangan pertama deh ma kamu..
Leo
Beneran...!
Omong-omong, kamu gak ngajak aku masuk Flo?
Flo
Sorry, di rumah lagi tak ada siapa-siapa, dan... kita lawan jenis lho.
Aq gak mau, orang kampung berpikiran buruk padaku. Liat aja tuh dah ada yang bisik2 sambil liatin kita
Leo
Hmmm... baiklah... oiya, besok pagi ngampus kan? Kita jalan bareng ya..
Leo
Haha.. orang dulu bilang, klo diem aja berarti mau. (menjauh) Bye Flo... See You tomorrow...
Hari pun berganti. Ketika kabut pagi masih belum puas mencumbu pucuk-pucuk perdu, motor sport merah dengan setia menemani penantian sang empunya di teras rumah Flo.
Leo
Ehem ehem... Selamat pagi bidadari kompleks..
Flo
Leo? Ngapain pagi-pagi disini?
Leo
Kan kemarin kamu dah setuju ngampus bareng?
Leo
Terpaksa amat bilang ok nya? Senyum dong... (godain Flo)
Leo
Naaah... gitu dong... yuk naik..
Leo
Hilih... deket aja koq. Gak akan ada polisi. Buruan naik!
Flo
Klo ada apa-apa, kamu yang tanggung jawab ya.
Purnama berganti. Semakin hari, kedekatan Flo dan Leo semakin sulit terpisahkan. Leo selalu hadir di mana pun Flo berada.
Leo
Flo, siapa cewek tomboy yang kemarin nginep di tempatmu? Kek nya dia sinis banget pas liat aq jemurin bajumu?
Flo
(Buang nafas) Klo aq cerita yang sebenarnya, masih maukah kamu berkawan denganku?
Leo
Kawan? Kawan Flo? Aku kira selama ini kita pacaran Flo?
Leo
Boleh aku tau alasannya? Kamu dah punya pacar?
Leo
Mana? Mana cowok itu. Aku gak pernah lihat kamu jalan bareng cowok atau pun telponan ma cowok
Leo
Atau, jangan-jangan...
Flo
Yups.. seperti perkiraanmu.
Leo
Hahaha... hahaha.. masak jeruk minum jeruk? Sa ae lu!
Flo
Terserah kalian juluki kami apa. Yang jelas, seperti inilah kami adanya.
Leo
Kamu serius Flo? Kamu gk bohong kan? Atau... kamu lagi mabok? Nge-fly?
Leo
Boleh aq tau kenapa kamu pilih jalan itu?
Flo
Karena semua cowok brengsek
(tatapan menerawang)
Leo
Termasuk aku? Aq brengsek menurutmu?
Flo
Karena kamu belum mendapatkan apa yang kamu mau. Coba kalau kau berhasil tiduri aq, pasti kamu juga akan ninggalin aq.
Leo
Pikiranmu terlalu picik Flo. Tidak semua laki-laki seperti itu.
Ada laki-laki yang sungguh-sungguh mencintaimu, ingin membahagiakanmu, melindungimu, bahkan, berharap menata masa depan denganmu, menua bersamamu.
Flo
Kata-kata itu juga yang diomongin Bapak ke Mama.
Kenyataannya, setelah aku lahir, Bapak ku malah minggat, ninggalin Mama nanggung utang segudang.
Kata-kata itu juga yang selalu diucapin mantanku dulu. Tapi kemana dia sekarang?
(ambil nafas besar)
Leo
Percayalah... tidak semua laki-laki seperti itu.
Kamu dan mama kamu hanya kebetulan saja dipertemukan dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab.
Flo
Sudah lah Leo, berhenti menceramahiku. Aku dah nyaman dengan hidupku
Leo
Sampai kapan? Agama dan Negara kita tidak melegalkan LGBT.
Apa kamu tidak ingin menikah dan memiliki keluarga yang normal kelak? Tidak ingin punya anak?
Flo
Gak da n4fsu. Anak bisa adopsi kan?
Leo
OK. Bener bener anak bisa diadopsi. Tapi masa sih kamu tak ada n4fsu?
Sama aq juga tak ada n4fsu?
Coba cium aku.
Leo
Kamu bohong kan? Saat ini kamu hanya marah dengan Bapakmu dan mungkin juga mantanmu itu...
Leo
Atau... jangan-jangan kamu mulai jatuh cinta ma aku tapi gak mau mengakui? Kamu takut aku bisa ngerasain adrenalinmu saat ntar kita ciuman?
Leo
Trus? Napa kamu gk berani ciuman ma aku?
Flo
Karena aku gak n4fsu!
Ngerti enggak sih kamu, Leo?
Gak n4fsu!!
Flo menarik kerah baju Leo, kemudian ******* bibir Leo tanpa perasaan.
(Kissing)
Beberapa pasang mata yang melihat kejadian tersebut bersiul-siul nakal, menggoda sepasang kekasih yang mereka sangka tengah dimabuk asmara itu.
Hingga setelah beberapa saat, dengan sejuta tanya, Leo menarik bibirnya menjauh.
Leo
Baik lah Flo, aq mengerti sekarang. Maaf kalau aku menempatkanmu dalam posisi sulit. Aq gak akan pernah ganggu kamu lagi. Terima kasih
Hari-hari pun berlalu. Tak pernah nampak lagi motor sport merah terparkir di depan kontrakan Leo maupun di depan rumah Flo. Motor yang setiap pagi berlomba dengan ciutan burung gereja, menyambut Flo membuka pintu itu tlah menghilang tak ada kabar.
Ada bimbang di hati Flo. Tidak hanya kesepian seperti kala dia sendiri tanpa Anan, namun ada kerinduan mendalam saat Flo tidak lagi menemukan senyum Leo yang sempat menemani hari-harinya.
Tanpa Flo sadari, deraan rindunya pada sosok Leo, terbias pada perilakunya kepada Anan.
Malam itu..
Anan
Koq kamu kek ogah-ogahan gitu sih Flo? Lagi capek kah?
Anan
Yaudah kita ganti posisi
Flo
Anan... Aku lagi gak pengen
Anan
Aku kangen kamu Flo. Klo kamu belum pengen, kamu diem aja lah ya. Rasain aja dulu ok?
Anan
(Buang nafas)
Ada apa denganmu? Apa karena cowok sebelah?
Flo
(panik)
Ah, tidak. Bukan karena dia. Aq hanya capek
Anan
(Kesal)
Kamu capek karena apa? Bukannya aku cuma minta kamu urus dirimu sendiri sama study mu aja?
Harusnya aku dong yang mengeluh capek?
Aq yang harus kerja keras banting tulang biayai study mu, kebutuhan hidupmu, bahkan, biayai perawatan mamamu lho Flo.
Tapi aku tak pernah mengeluh capek padamu kan?
Flo
Iya iya, maafin aku, kita coba lagi ya...
Anan
Jangan buat aq kecewa kali ini
Anan
(Kecewa)
Sudah lah Flo. Stop it. Tak payah berpura-pura!!
Kamu rindu pada cowok sebelah kan? Huh. Kemana dia? Dua hari di rumah aq belum nampak batang hidungnya.
Dia ninggalin kamu kan? Apa kau sudah beri dia hatimu, tubuhmu, makanya dia pergi kan?!
Flo
Anan! Apa yang ada di otakmu hanya itu?!
Anan
KAU BERANI MENYELAKU?!
Flo
Aq bosan dengan caramu memandangku. Aq benci dengan semua yang kau sangkakan padaku! Aq muak jadi pelampiasan nafsumu!!
Anan
Nglunjak lu ya!!
(Plak! Tamparan)
Setelah apa yang kuberikan padamu, pada keluargamu kamu sekarang berani sama aku ya!
Gara-gara laki-laki itu kan hah?!
Bukannya selama ini kamu benci sama Bapakmu, kamu benci sama pacarmu, sama laki-laki yang selalu pergi setelah mendapatkan apa yang mereka mau? Hah?
Kamu lupa akan hal itu?!”
Flo
Apa bedanya dengan kamu?
Kamu tak ada bedanya dengan mereka! Kau tak pernah memberiku kebebasan, tak pernah membiarkanku membuat keputusan.
Aku tak lebih dari budak nafsumu yang akan kau hajar tiap kali hasrat dan keinginanmu tak terpenuhi!
Flo
Apa yang harus aku takuti dari kamu??
Terus Nan! Terus tampar aku!
Bahkan mati pun aq dah tak peduli lagi asal bisa lepas dari iblis sepertimu!!
Anan
Baik, akan kuturiti maumu!! Akan kubuat kau mati perlahan karena melawanku!!
(Plak! Tamparan bertubi2)
Anan terus memukuli Flo tanpa jeda. Posisi Flo yang tertindih tubuh Anan, membuat Flo tak mampu melakukan perlawanan yang berarti.
Rasa sakit yang Flo rasa, berpadu dengan kepedihan dan penyesalan akan nasib yang ia alami karena salah melangkah, terjerat dalam rantai pergaulan sesatnya.
Flo hanya bisa meratap dalam buraian airmata, hingga sayup-sayup Flo mendengar suara motor sport mendekat. Kekuatan besar yang tiba-tiba datang, meyakinkan Flo untuk meminta pertolongan.
Dengan sisa-sisa tenaga, Flo teriakkan nama Leo, membuat Anan semakin gelap mata.
Bukan lagi tamparan di pipi, tapi bogem mentah mulai Anan lancarkan ke muka, dada dan ulu hati Flo.
Dalam ketidak berdayaan Flo, Anan menjambak rambut Flo, menarik tubuhnya hingga terpelanting dari atas ranjang, lalu mulai membentur-benturkan kepala Flo ke lantai.
Tiba – tiba..
Leo
AstaghfirULLAH! Flo!!
Anan! Hentikan!!
Anan
Jangan ikut campur!
(Bangkit, memukul Leo)
Leo
Bangsat! Kurang ajar!!
(Membalas pukulan Anan)
Dengan sekali hentak, tubuh Anan terhempas. Kepalanya membentur dinding dan membuatnya kehilangan kesadaran.
Leo bergegas menarik selimut dan membalut tubuh Flo yang tanpa pakaian. Darah hitam nampak di sela-sela bibir, hidung dan sudut mata Flo.
Leo
Flo... Flo... maafkan aku datang terlambat. Kita ke rumah sakit ya...
Flo
Tidak... tidak Leo.
(Tersengal)
Aku hanya ingin bicara padamu
Leo
Bicaralah dalam perjalanan ke rumah sakit.
(gendong Flo, keluar kamar).
Maafin aku yang tak bisa melindungmu.
(Menduduk kan Flo di tanki motor sportnya)
Peluk biar tak jatuh..
Flo
Sebenarnya...se be narnya... uhuuk uhuk ..aaku sangat mencintai mu Leo..
Aku ingin bersamamu tapi aku takut sama Anan.
Leo
Iya, aku tau. Ucapkan lagi kata-kata cintamu itu setelah kau sembuh.
Sekarang peluk aku erat. Pegangan Flo, peluk aku.
Ah, tidak bisa, kau akan jatuh kalau tak memelukku.
Baiklah, kita jalan aja ya sayang. Aku gendong kamu. Gak jauh koq...
(mulai berjalan)
Flo
Leo, Terima kasih. Dah beri aku kesempatan merasakan cinta yang sesungguhnya.
Maaf kalau aq menyembunyikan semua ini darimu. Aq tak ingin melihatmu kecewa. hukk..uhukk
(darah kembali menyembur dari mulut Flo)
Leo
Flo! bertahanlah sayang...!!
(mulai berlari. Ngos-ngosan)
Leo
Setelah ini aku janji aku akan selalu menemanimu. Menerima apapun keadaanmu, apapun masa lalumu. bertahanlah..
Flo
Detik-detik ini, digendong kamu, memelukmu erat, adalah detik-detik terindah dalam hidupku.
(Uhuk uhuk)
Makasih Leo. Aku sekarang tenang dalam dekapanmu. Uhuk uhuk... aku.. cin ta.. ka mu....
Leo
Flo, bertahanlah. bentar lagi kita sampai. Bertahanlah!!
Leo
(Berhenti berlari. Jatuh bersimpuh memangku Flo)
Leo
Flo... bangun sayang... (tepuk2 pipi Flo) bentar lagi kita sampai..
Flo... Tidak. Flo! Kamu gak boleh pergi kayak begini.
Harusnya aku gak ninggalin kamu.
Harusnya aku tidak mempercayai semua kata-katamu saat itu.
Harusnya aku lebih memberikan perhatian padamu.
Bukannya malah ninggalin kamu sendiri.
Maaf kan aku yang gak pernah tahu apa yg tengah kau hadapi.
Bangun Flo... maafin aku... Flo...banguuun.... Floooooooo!!!
Leo mempererat pelukannya sambil beberapa kali meneriakkan nama Flo, berharap Flo terbangun mendengarnya.
Tapi semuanya terlambat. Flo telah pergi dengan luka di seluruh wajah dan beberapa tulang rusuk patah yang menembus paru-parunya.
Segala derita telah sirna, berganti seberkas senyum bahagia karena cinta, membias di sudut bibirnya.
Comments