Transmigrasi : Permaisuri Dunia Paralel
Keinginan Tulus
Sebuah keluarga yang harmonis sedang ingin pergi jalan-jalan.
Mereka mengendarai mobil. Si Ibu sedang hamil muda. Tiba-tiba ngidam pergi menikmati alam nan jauh.
Suami yang cinta istri berinisiatif ambil cuti. Mereka terus merasakan kebahagiaan.
Namun tiba-tiba, Mobil itu hilang kendali. Tabrakan tak terhindarkan.
Mobil menabrak pembatas jalan.
Ibu
(Terbangun).. merasakan sakit luar biasa di perutnya yang bersimbah darah...
Ibu
(Mencoba membangunkan Suaminya..)
Banyak orang berkerumun melihat dari kejauhan.
Suami Terbangun, menggenggam tangan Istrinya.
Ibu
Bayikuu...Bayikuuuu...(hiks meneteskan air matanya sambil mengelus perutnya.)
Ibu
Kamu harus selamat naakkk...(menahan rasa sakit yang sangat luar biasa)
Suami sudah tak bisa bertahan lagi. Melihat istri dan bayi yang masih di kandungan sang istri sambil meneteskan air matanya juga.
Si Ibu, nafasnya sudah tersengal, ia coba membuka pintu tapi tak ada kekuatan.
Si Ibu mengelus perutnya lagi... Air matanya masih menetes.
Ibu
Maafkan Ibu nak. Hiduplah, hiduplah dimanapun itu bayiku. Kumohon, kumohon, izinkan bayiku hidup. Berikan bayiku rasa cinta. Jika keajaiban ada, Izinkan bayiku menikmati kehidupan yang sudah terenggut di dunia ini. (Air mata terakhirnya jatuh ke perut berisi bayi yang mungkin tak bernyawa lagi.)
Tak lama kemudian. Mobil Polisi dan Ambulans datang.
Mereka mengevakuasi korban. Sayang, nyawa mereka tak terselamatkan. Kondisi mobil juga rusak parah, sangat mengenaskan.
Ayah / Panglima Pimpinan Pengawal Istana
Bagaimana ini Tabib. (Panikk..)
Ibu di Negeri Di Luar Nalar
(Merasakan sakit yang amat menyakitkan di perutnya.)
Tabib mencoba memeriksa Si Ibu sambil menenangkan Si Suaminya.
Ayah / Panglima Pimpinan Pengawal Istana
Apa yang terjadi. Apa bayi kami ada masalah?. ( melirik tabib, masih panik.)
Tabib itu menggeleng kuat. Seingatnya dulu ia juga pernah memeriksa Si Ibu ini. Tapi ia juga merasa ragu.
Ibu di Negeri Di Luar Nalar
Bagaimana bayi kami Pak?.( Mencoba Tenang)
Tabib itu menjelaskan keadaannya. Si Ibu hanya tersenyum sambil suami yang masih memegang tangan beserta perut istrinya.
Ternyata Tabib menyatakan kalau Si Ibu yang sedang hamil anak kembar itu berhasil. Sepertinya ada guncangan di dalam perut dan si tabib juga merasakan bahwa salah satu dari bayi mungkin sudah tak bernafas. Namun si tabib terkejut setelah memeriksa kembali hasilnya berbeda, bayi kembar itu sepertinya mampu bertahan. Si Tabib hanya mengungkapkan bahwa itu bukanlah hal yang menghawatirkan.
Si Tabib meminta mereka terus berhati-hati agar bayi kembar mereka bisa selamat.
Comments