malam pun tiba dan sudah menunjukkan pukul 22.00, seluruh karyawan yang sudah habis shift kerja pulang begitu juga lina yang sedang bersiap siap untuk pulang
"lin aku duluannya" sapa irma dan melambaikan tangan
"iya kak hati hati yaa" ucap lina menatap kepergian irma yang sudah jauh
setelah siap lina keluar hotel lalu pulang, sesampainya di rumah lina membuka pintu dengan sangat pelan dan hati hati agar tidak terdengar dan membangunkan ayahnya
huuh selamat, ayah nggak bangun. batin lina yang sudah berdegub kencang, setelah sampai kamar dengan selamat dan dengan keadaan baik baik saja lina menghemfaskan diri dikasur nya
"heeemm kalau di pikir pikir nasip alfin sama aku ada sedikit persamaan cuma dia ditinggal ayahnya aku ditinggal ibu ku, terus dia nggak disiksa sedangkan aku? masuk rumah aja harus persiapan mental" ucapnya tersenyum sinis dengan kehidupannya sendiri
"tapi alfin itu manusia atau apa sih, sebentar baik, sebentar dingin sebentar galak, kalau diingat-ingat dia tadi nyekik aku, nggak bakalan aku kasihan sama dia" tambahnya lagi dengan kesal mengingat kejadian tadi pagi
***
keesokan harinya lina sudah bersiap siap akan pergi ke hotel,,, sesampainya dihotel lina yang akan mengganti seragam tiba tiba kedatangan tamu tak diundang ya siapa lagi kalau bukan Irma
"hay lin" ucapnya senyum senyum mencurigakan
"kak udah deh jangan kasih kerjaan yang aneh-aneh lagi lina kerja yang apa adanya aja deh ya?" pinta lina yang masih trauma dengan cecikan Alfin
"diih siapa bilang, justru aku kesini mau ngasih tau kamu, mulai hari ini kamu nggak kerja disini lagi,,,,,"
"apaa!! kaak jangan gitu dong lina kan nggak ngelakuin kesalahan, kak jangan pecat lina ya" memotong pembicaraan irma
"ssstt makanya dengerin dulu sampai habis, kamu itu ditugasin buat jadi pelayan pribadi pak Presdir, karena sebentar lagi dia akan pulang kerumahnya dan kembali bekerja seperti biasanya jadii kamu hanya perlu mengikuti pak Presdir kemanapun dia pergi" ucap irma santai
"ooh pelayan pak presdir" ucapnya santai
"tunggu" lina mengangkat kepalanya dengan pandangan lurus kedepan mulai sadar dengan kata presdir
"Presdir? itu artinya pak alfin?" tanya lina yang mendapat anggukan dari irma
"huaaaaaa kak bisa tolong suruh yang lain? nggak nggak kakak pasti bercanda kan? hehe nggak mungkin pak alfin nyuruh saya jadi pelayan pribadinya iya kan kak?" tanya lina memastikan
"no lina karena ini perintah langsung dari pak presdir, jadi kamu harus nurut pilihan kamu cuma dua berhenti atau jadi pelayan pribadi" ucap irma
"pelayan pribadi" jawab lina lesu tak bertenaga
"bagus, anak pintar, sekarang temuin gih pak presdir di kamarnya karena dia udah siap pergi dari sini" perintah irma dengan santai
lina hanya mengangguk dan pasrah dengan keadaan yang membuatnya mau tidak mau suka tidak suka tapi harus dijalani
****
kini langkah lina berhenti didepan pintu kamar hotel alfin namun mental lina belum terkumpul menemui bosnya itu
5 menit lina hanya mondar mandir didepan pintu tanpa berniat membuka pintu. alfin yang dari tadi memperhatikan lina dari dalam bingung kenapa lina tidak masuk dari tadi sampai akhirnya alfin mengalah dan membuka pintu
"hey gadis kecil, kamu kenapa mondar mandir dari tadi, pusing saya liat kamu" ucapnya dari balik pintu yang masih setengah terbuka
"astaga pak kaget saya" ucap lina mengelus dada karena terkejut
"sekali lagi kamu bilang bapak,,,,,"
"alfin, alfin, alfin" ucap lina memotong perkataan alfin, lina takut pencuri ciuman keempat alfin lagi pelakunya
"bagus, masuk!" perintah alfin
setelah berada dikamar lina melihat 2 koper besar yang sudah siap
"kamu mau kemana?" tanya lina antusias karena berpikir akan lepas dari siluman es
"jangan senang dulu, walaupun pun aku pergi kamu juga ikut kemanapun aku pergi" ucapnya santai sambil duduk diatas sofa
"oh" kata lina lesu pasrah
"oke, sekarang kamu bawa koper aku kebawah, kita akan pulang" ucap alfin beranjak dari sofa
"ki,,,,,ki,,,,,kita?" ucap lina terkejut
"dasar bodoh, kamu jadi pelayan pribadi aku, jadi kemanapun saya pergi kamu harus ikut" ucapnya tegas
"ta,,,, tapi fin ayah aku pasti nggak ngizinin aku, nggak akan pernah" jawabnya yakin karena tidak mungkin lina akan diberi izin untuk keluar dari neraka berbentuk rumah itu
"tenang, aku sudah mengurus semuanya dan barang barang kamu udah siap di mobil, kita akan ke mansion pribadi ku sekarang, tidak ada komentar ataupun bantahan" alfin mempertegas kembali ucapannya karena memang dia sangat tidak suka di bantah
lina mengangguk pasrah membawa koper alfin sampai didepan mobil,,, didalam mobil pun suasa hening tanpa sepatah kata
***
setelah 30 menit perjalanan mobil yang dinaiki lina dan alfin sampai disebuah gerbang berukuran besar lalu memasuki area mansion, lina terpesona dengan taman bunga yang sangat indah dan air mancur yang kelilingi bunga mawar biru
"waah fin ini rumah atau istana?" tanya lina tanpa sadar dan masih asik melihat pemandangan rumah
alfin diam tidak menjawab pertanyaan lina
dan lagi lagi lina terpesona melihat bangunan megah yang sudah ada didepannya, bangunan tinggi dengan nuansa emas dan mewah membuat kecantikan rumah tersebut bertambah berkali kali lipat
"selamat pagi tuan" ucap para pelayan serentak menyapa tuannya yang sudah kembali, alfin hanya diam dan melangkah kan kakinya masuk kedalam mansion
"pak man tolong rapikan barang barang yang saya bawa, dan tunjukkan kamar gadis ini" perintah nya
"baik tuan muda, saya akan menyiapkan kamar untuk nona" jawab pak man selaku kepala pelayan disana
"ikuti dia" perintah alfin pada lina, lina hanya mengangguk mematuhi perintah
"mari nona saya antar, kekamar" ucap pak man halus yang dibalas senyum manis oleh lina
setelah menaiki beberapa tangga lina sampai didepan kamarnya sambil menenteng kopernya
"wuuaahh bapak nggak salah ngasih saya kamar sebesar ini pak?" tanya lina tidak percaya dengan kamar yang berikan sangat luas dan 3x lipat lebih besar dibanding kamarnya dirumah
"tidak nona, ini adalah kamar biasa, semua kamar sebesar ini kecuali kamar utama yang ditempati tuan muda" tuturnya sopan sambil menundukkan kepala
setelah itu lina masuk kedalam kamarnya masih tidak percaya akan memiliki kebebasan tanpa takut masuk kedalam kamarnya lagi, lina kagum dengan dekorasi kamar yang mirip seperti istana kerajaan.
aneh nggak sih tinggal disini, dilayani bak putri raja, tapi ya udahlah terima aja mungkin semua pelayan akan seperti ini awalnya. batin lina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Leni Yulia
Thor serius aku mau tanya knp novel yg itu,kok cuma nyampe bab 5 Thor...padahal seru cerita nya,slalu di tunggu tiap up nya...lanjut ya Thor...novel yg itu.
2021-09-22
4
lucky
Hi author tetap semangat
2021-08-17
0