"satu bulan telah berlalu sikap mas riki makin berubah, makin kasar dan suka bentak bentak walaupun kadang hanya gara gara masalah sepele"
"mas, aku boleh nggak minta uang lagi? ucap ku hati hati
"kamu itu,uang aja yang ada di otak mu, emang uang yang aku kasih kemarin udah habis? kamu jadi istri boros banget udah tau cari uang itu susah, makanan yang kamu masak pun itu itu aja nya,tahu tempe sama bayam"ujar mas riki panjang lebar
"mas, uang yang kamu kasih mana cukup,belum lagi bayar uang sewa rumah,uang listrik lagi kamu pikir uang satu juta cukup"
"alah, emang dasar kamu nya aja yang boros, belum lagi punya anak kamu udah boros,apa lagi kita punya anak bisa bisa kamu makin banyak permintaan nya yang buat susu lah apa lah"bentak nya
"mas, iya kok kamu tega sih ngomong gitu sama aku"ucap ratna menangis
"gini ni yang bikin aku malas di rumah, dikit dikit nangis, cengeng banget jadi cewek udah lah aku mau pergi",
"maka nya, jadi istri itu tau diri udah hidup cuman numpang, bukan nya bersyukur malah menjadi udah gitu boros lagi" tiba tiba ucapan mbak desi membuat aku kanget sejak kapan dia datang fikir ku
"karna mendengar ucapan mbak desi emosi ku tak tertahan lagi"
"emang mbak udah tau diri jadi istri, nggak usah ikut campur urusan rumah tangga ku, urusin aja tuh suami pengangguran mu, jangan bisa nya cuman minta duit suami orang"
"apa kamu bilang, kamu udah berani ya ngelawan aku, dan kamu jangan sok tau suami ku itu bukan pengangguran" teriak nya
"kalo bukan pengangguran, terus kenapa bisa nya cuman minta doang"ucap ku tenang
"kamu, akan ku adukan kamu sama riki biar kamu di cerain"ancam nya
"silah kan, mbak aduin aku nggak takut sama sekali"ucap ku tersenyum
"dia pun pergi meninggalkan rumah dengan emosi, emang aku fikirin sudah cukup selama ini aku nurut sama mereka" batin ku
"kamu kenapa des? datang datang emosi gitu"tanyak ibuk
"itu buk si ratna! udah merani melawan aku"ucap desi yang masi emosi
"emang si ratna ngomong apa sama kamu?
"desi pun menceritakan semua nya sama ibuk nya"
"apa? kamu serius ratna ngomong gitu? ibuk nggak nyangka ternyata di bisa melawan juga,ibuk pikir dia wanita bodoh dan penurut,ternyata kita salah"
"iya buk,aku juga berfikir gitu,terus gimana buk kalo sampe dia ngomong sama riki, kita nggak bakalan bisa morotin riki lagi"
"kamu tenang aja,riki itu kan selalu nurut sama ibuk, nanti kita bikin ratna semakin di benci sama riki" ucap ibuk
"iya buk harus"
"udah sekarang kamu masak sana,ibuk mau telfon riki dulu sebelum keduluan sama si ratna"
"baik buk, desi pun bergegas ke dapur sementara ibuk ke kamar melakukan aksi nya
["ha,,, halo riki!] ucap ibuk setelah telfon nya tersambung
[halo buk,ibuk kenapa? ibuk nangis]
[riki] ucap ibu masih dengan suara tangis yang di buat buat
[ibuk, kenapa? ngomong aja buk sama riki]
[tadi ibuk, ke rumah kamu, tapi ratna mengusir ibuk, niat ibuk cuman mau nasehati dia tapi dia nggak terimah, malahan dia bilang ibuk benalu"]
[apa?ratna bilang gitu buk] ucap riki emosi
[iya rik, malahan ratna tega nampar ibuk huhuhu]
[astaga,yaudah ibuk tenang aja nanti riki akan kasih pelajaran sama ratna]
[iya rik, maaf ya ibuk bukan berniat mengadu]
ucap nya tersenyum karna berhasil menghasut riki
"gimana buk? apa riki bilang" ucap desi penasaran
"beres des, pasti nanti si ratna akan di marahi habis habisan sama si riki"
"ratna!" teriak riki emosi
"apa sih mas! baru datang teriak teriak"
"plak, lagi lagi riki menampar ratna
"apa yang udah kamu lakukan sama ibuk ku hah? kamu nampar ibuk ku,aku aja yang anak nya nggak pernah menampar nya, kamu yang cuman orang lain tega tega nya kasar sama ibuk ku" ucap emosi
"aku nggak ada nampar ibuk mas! ucap ku masih menahan emosi
"diam kamu"bentak nya dan ingin menampar ku lagi
"cukup mas, ayok tampar lagi tampar, bukan cuman sekali dua kali kamu nampar aku,tapi udah sering kamu cuman dengar kata ibuk mu aja, tapi nggak mau dengar apapun yang mau aku bilang"ucap takkala emosi
"jadi maksud kamu, ibuk berbohong gitu, jadi kamu yang benar iya"
"terserah kamu, mau dengar atau nggak yang pasti suatu saat kamu akan menyesal setelah tau yang sebenar nya, dan satu lagi sampe kapan pun akan aku ingat tamparan kamu ini"teriak ku
"ratna,aku belum selesai ngomong, kamu mau kemana"teriak mas riki
"aku yang mendengar teriakan, tak ku hiraukan aku langsung bergegas ke kamar"
"braakkk,pintu aku tutup dengan keras"
"mas riki masuk ke kamar dan duduk di tempat tidur"
"dek! maafin mas yah, mas nggak bermaksud buat nyakitin kamu, mas cuman nggak nyangka aja kamu tega nampar ibu, coba kamu di posisi mas apa kamu masih diam aja ketika orang tua adek di sakiti? ucap nya lembut nggak seperti tadi
"aku yang mendengar ucapan nya tetap diam nggak berniat menjawab nya toh semua nya percuma aja,dia nggak bakalan percaya"
"dek, ngomong dong" mas riki ingin memegang tangan ku tapi langaung aku tepis
"hhhffff! yaudah kalo adek masih marah,o iya dek ini uang bulanan mu"ucap nya sambil menyerah kan amplop yang masih tertutup rapi
"nggak usah mas, kamu berikan aja uang itu sama keluarga mu"
"maksud kamu apa? aku kamu cemburu gara gara uang nya lebih banyak buat ibuk?
"buat apa aku cemburu, itu kan uang kamu mas, nanti kalo aku yang pegang kamu bilang aku boros, mulai besok aku nggak masak lagi dan urus keperluan kamu sendiri mas"
"apa! jadi guna nya kamu sebagai istri apa hah?
ucap mas riki marah
"kan mas sendiri yang bilang, kalo aku istri yang nggak berguna boros lagi,dan mas udah nggak percaya sama aku lagi, jadi kalo ada apa apa sama mas suruh aja ibuk sama mbak desi yang ngurus"udah yah mas aku mau istirahat"
"aku lihat mas riki seperti tidak suka dengan omongan ku, tapi masah bodoh cukup sudah selama ini aku diam atas kelakuan kasar nya,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Veronica Maria
jadilah wanita yg tegas, bila perlu cri krja trs cerai dah. tunjukin kalau kamu bs lbh baik di mata suamimu. lagian suaminya jg semua ditelan mentah2 omongan ibunya sama desi
2022-07-03
0
Sulati Cus
bagus sui kek gini emang perlu suruh belanja sendiri biar tau
2022-01-26
0
Bunda lolita
bagus dong Ratna.sekali2 jd wanita tegas.
2021-08-26
1