Last Love From The Ceo
Setelah penerbangan yang cukup lama, akhirnya aku tiba juga di kota ini.
Kota yang sudah aku rindukan selama 5 tahun ini.
Baru saja menonaktifkan airplane, ponselku langsung bergetar.
Ting… ( bunyi chat masuk )
“ Beb, aku tungguin kamu di luar pintu kedatangan ya. See you babe!”
Baru saja aku melangkahkan kaki keluar dari pintu kedatangan, aku langsung menemukan sosok gadis mungil yang sedang berdiri di samping mobilnya sambil melambaikan salah satu tangannya.
ia pun berlari kecil menghampiriku dan memelukku dengan erat.
“Akhirnya kamu pulang juga Ri! Aku kangen banget tau sama kamu!“ Seru Nina.
“Kalo sebentar lagi pelukanmu tidak di lepas, aku akan mati karena tidak bisa bernafas!” Ucapku dengan suara pelan.
“Siapa suruh kamu sekali pergi langsung 5 tahun, aku kan jadi kangen tau!” Sewot Nina setelah melepaskan pelukannya.
“Hey, setidaknya selama kepergianku kita tetap ada komunikasi oke!” seruku tidak mau kalah.
“Iyakan sajalah.” Ujarnya kemudian membantuku membawa koper yang berada di tanganku ke bagasi mobil.
Setelah memasukkan koper-koperku, Nina kembali berbicara.
"Sekarang waktunya kita meluncur mencari pangeranmu dulu kalo tidak kita akan terlambat.” Ujar Nina sambil berjalan ke pintu mobil penumpang.
Dia membukakan pintu mobil dan mempersilahkanku masuk dan berkata sambil cengar cengir.
“Silahkan masuk tuan putriku, kita akan segera meluncur mencari pangeranmu.”
“Apaan sih kamu! Kok jadi lebay gitu?” Ujarku dengan tertawa kecil sambal memasuki mobil.
Hari ini adalah hari ulang tahun Tomy yang ke-28. Aku berencana memberikan Tomy sebuah kejutan dengan
kepulanganku yang sama sekali tidak di ketahui oleh dirinya.
Perjalanan dari bandara ke resort milik keluarga Tomy butuh waktu sekitar 1 jam lebih, selama dalam perjalanan ke sana,kami berbagi cerita hidup yang sudah kami lewatkan tanpa kehadiran masing-masing.
Tiba di persimpangan lampu merah, aku melihat layar besar yang berada di atas bangunan itu sedang merilis berita wawancara sebuah perusahaan dengan seorang lelaki tampan yang angkuh dan berwajah dingin.
Nina yang juga melihat layar tersebut dengan antusias dia berkata
“Astaga, Martin kok ganteng banget sih.“
Dengan wajah kebingungan aku menatap kearah Nina, Nina yang mengerti maksudku langsung menatap kearahku dengan heran.
“Hey, itu loh yang ada di layar itu. You don’t you know him?”
Aku kembali memastikan orang yang berada di dalam layar tersebut beberapa saat sebelum lampu hijau menyala. Setelah memastikan bahwa aku tidak mengenalnya, aku mengangkat kedua bahuku.
Dengan lemas Nina berkata
“Haaiss, kamu hanya tahu dan mengenal pangeranmu saja!“ Ucapnya sambil meluruskan pandangannya ke depan.
Mendengar ucapannya barusan dengan sengaja aku memajukan bibirku pertanda bahwa aku sedang cemberut.
Nina yang sekilas melirik dan melihat wajahku yang sedang cemberut membuatnya terkekeh kemudian melanjutkan pembicaraannya.
“Namanya Martin Goh. Dia adalah CEO dari GROUP DRAGON EMPIRE dan dia kenal sebagai raja iblis dalam dunia bisnis karena ketegasan dan kekejamannya. Dia juga memegang kekuasaan dalam dunia bisnis di Kota ini dan beberapa Negara lainnya.”
“Bentar, kenapa kamu tau detail banget? Jangan-jangan kamu stalker dia yah?” tanyaku spontan.
“Enak aja. Aku tau juga karena kak Vino kerja disana. Lagipula wajah tampan miliknya itu membuat semua Wanita tergila-gila ingin berada disisinya. Sayangnya aja sampai saat ini belum ada wanita yang berhasil.” Ujar Nina lagi.
“Oh gitu, terus bagaimana kamu bisa tau kalo belum ada wanita yang berhasil?” Ucapku sambil mengangguk pelan.
“Karena belum ada beritanya donk sayang!”
Beberapa menit kemudian.
“Finally! Kita nyampe juga Ri! Ayok turun!” ajaknya.
Kami berdua menuruni mobil dan berjalan ke bagasi mobil untuk mengeluarkan salah satu koper milikku dan milik Nina kepada Bell Boy hotel.
“Kenapa sih setiap tahun Tomy harus rayain ulang tahunnya disini? Gak tau apa kalo ini tuh jauh dari kota.” Sewotnya Nina sambil berjalan memasuki hotel dan berjalan kearah resepsionis untuk pengambilan kartu kamar.
“Tamu undangannya pak Tomy, Kamar atas nama Nina ya. Terima kasih” Ucap Nina sopan kepada resepsionis.
Setelah mengambil kartu kamar, Nina memberikannya kepada Bell Boy dan berkata
“Tolong masukkan koper kami ke kamar ya dan kartunya nanti di titipkan ke resepsionisnya aja.”
“Baik bu.” Ucapnya dengan sopan.
Aku dan Nina meninggalkan lobby dan menaiki buggy car ke villa dimana acara itu dilangsungkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments