⚛Happy reading⚛
Malam telah menjelang seperti biasa setiap habis makan malam keluarga Hendrawan Membiasakan diri untuk berkumpul karena di siang hari mereka akan sibuk pada urusannya masing-masing, jadi membuat sang mami kesepian, maka dari itu sang papi menerapkan peraturan itu, agar rasa sepi sang mami terbayarkan.
Biasanya Mereka akan bercerita, bercanda terkadang nonton bersama, membuat suasana keluarga begitu hangat, tapi hari inj Papi mereka tanpak serus, membuat mami begitu penasaran.
"Ada apa Pi, kok hari ini mami lihat Papi seperti sedih? papi lagi ada masalah ya ?" tanya mami Raniah, dan otomatis pertanyaannya membuat Anak-anaknya beralih pandang ke sang Papi.
"Ada apa Pi?" Sabung Azzam yang jadi ikut penasaran.
"Tidak ada apa-apa, Papi bisa kok nanggung sendiri" bales sang papi, jelas wajahnya nampak sedih,
"Ceritakanlah biar kita bisa mencari jalan keluarnya " Ucap Azzam lagi. tapi sang papi hanya dia tak membalas perkataan Azzam.
"Pi ? apakah ini tentang wasiat papa?" tebak sang mami membuat Hendrawan menoleh ke arah mami dan nampak jelas sepertinya iya tapi sang Papi malah berdiri.
"Sudahlah mi hiraukan saja, biar nanti papi yang bertanggung jawab, papi mau istirahat duluan ya mi " ujar sang papi yang nampak sedih dan ia pun berlalu meninggalkan mereka dengan penuh rasa penasaran.
"Wasiat apa mi?" tanya Azzam yang masih penasaran. karena rasa penasaran sang Akhirnya mami pun bercerita tentang kakek mereka.
"Nak, Kakek kalian dulu bukanlah seorang pengusaha, dia hanya kuli di pasar, dan suatu ketika ia di pertemukan dengan orang yang baik dan membantunya tanpa pamrih dan mereka berjanji akan menjodohkan anak mereka setelah besar, tapi ternyata anak mereka sama-sama laki-laki, hingga perjodohan itu mereka berniat alihkan pada sang cucu Namun janji itu belum terlaksana kakek sudah meninggal terlebih dahulu, dan sebelum meninggal kakek berpesan untuk membayarkan janjinya terhadap temannya itu nak" Cerita sang mami membuat anak-anaknya terdiam"
"Kamu tahu kenapa papi sedih?" tanya mami pada Azzam. dan Azzam hanya geleng-geleng kepala.
"Papi sebenarnya menaruh harapan padamu nak, makanya dari kecil papi selalu membawa cucu teman kakek kesini, tapi kamu sepertinya tidak menyukai wanita, jadi harapannya pupus, dan kemudian papi ingin mealihkan pada Azkha, tapi Azkha orangnya pembosen jadi papi takut akan membuat wanita itu kecewa maka papi sekarang hanya bisa pasrah nak"
lanjutnya mami masih bercerita.
"Dari kecil Wanita itu sudah sering kemari kata mami?" tanya Azkha..
"Iya nak" bales sang mami..
"Jangan-jangan Dede Imah mami lagi" celetuk Azkha lagi..
"Iya nak, Dede Imah.." mami memperjelas.
"Haaah.. Bocah gendut.. jelek dan hitam itu mau di jodohkan dengan kami?" tanya Azkha kaget.
"Iya nak, apakah di antara kalian mau, agar kakek tenang di sana nak" ujar sang mami lagi.
"Tidak!! Azkha tidak mau mi, dan seharusnya bang Azzam dulu yang harus menikah mi" protes Azkha.
"Tidak ada Azzam juga tidak mau lihat kepala azzam ada bekas luka itukan perbuatan dia Azzam tidak akan lupa dengan anak nakal itu" protes Azzam juga dan ia pun teringat pada masa kecilnya bersama gadis tomboi nan gendut..
*****
Playsback On
Azzam berusia 11 tahun Azkha 7 tahun dan ziah berusia 3 tahun, sedang asik bermain bersama, ketika kakek mereka membawa seorang anak perempuan yang gendut hingga hidung dan pipi lebih tinggi pipi
bayangan Author seperti ini tapi lebih gendut lagi sih.
Lalu sang kakek pun memperkenalkan anak perempuan itu, pada para cucunya.
"Azzam, Azkha, ziah, kenalkan, ini Arizmah" ucap kakek memperkenalkan anak perempuan gendut itu pada cucunya. "Ayo Rizna kenalkan dirimu nak" Lanjut kakek pada Arizmah.
"halo, mamas Azam, halo babang Azka halo Dede ziah, aku Imah, panggil Dede Imah ya mamas Azam, dan babang Azka" ujar Arizmah memperkenalkan dirinya dengan suara khas anak kecil
"jangan panggil mamas panggil Abang aja " protes Azzam kecil.
"Nggak mau!!, kalo Dede Imah bilang mamas ya mamas nggak mau yang lain!" Pekik Imah kecil.
"Ya sudah jangan panggil aku lagi!! dan jangan berteman sama aku." seru Azam kecil lagi.
"huaaaa kakek.. mamas Azam nakal nggk mau belteman sama Dede Imah kakek" Adunya sambil menangis kencang.
"Azzam mengalah dong nak sama Dede Imah" tegur sang kakek.
"hmm iya kek" bales Azzam pasrah karena ia tak mau di marahin sang kakek.
"Ya sudah sekarang ajaklah Rizma bermain nak" titah sang kakek.
"Iya kek, ayo Dede Imah?!" ajaknya tapi sedikit kesal.
"Horeee main sama mamas Azam, " sora Arizmah senang, tapi tidak untuk Azzam dia sepertinya tidak suka dengan Dede Imah nya.
"Jangan pegang aku" ujar Azzam saat Arizmah memegang tangannya.
"Iis peliiiit banget sih mamas Azam huh.." Balesnya sambil mendorong Azzam karena Arizmah gendut jadi sekali dorong membuat Azzam terjatuh.
" Aduh..Kamu!! jadi perempuan kasar sekali sih!" Bentak Azzam kesal.
"Biarin bwekk Wek" bales Arizmah malah mengejek dengan menjulurkan lidahnya, dan Azzam semakin kesal, dan dia hendak bangun tapi tidak bisa, karena ternyata, gadis kecil gendut itu sudah naik ke punggungnya membuat membuat ia terkapar dengan posisi telungkup.
"Aakh!!" pekik Azzam.
"Ayoo mamas Azam main kuda-kudaan " ujar Arizmah membuat Azzam semakin membencinya..
"Mamiiii tolong Azzaam" Pekiknya Meminta tolong pada maminya karena ia di duduki oleh Arizmah maka tak bisa bangun. mami yang mendengar jeritan sang Anak langsung datang..
"Aduuh Dede Imah jangan duduk di situ nanti bang Azzamnya penyet nak." seru sang mami Azzam sambil menarik tangan Arizma agar berdiri, sih gendut pun berdiri.
"Sakit dada azam mi " keluh Azzam mungkin karena hentakan sih gendut ketika naik ke punggung Azzam
"Iya sayang, maafi Dede Imah ya" ujar sang mami sambil mengelus dada Azzam dan di anggukkan oleh azzam.
"Ya sudah mami selesaikan masaknya dulu ya kamu dudu disini saja" ujar mami.dan di anggukkan lagi oleh Azzam. setelah kepergian mami Azzam memperhatikan si gendut yang sepertinya sedang menyiksa Azkha juga, membuat ia semakin membenci Arizmah
karena di lihatnya, adiknya di kerjain sih gendut menyuruhnya panjat pohon jambu dia mendatangi mereka yang sedang di bawah pohon jambu, sedang Arizmah terus melempari jambu dengan batu supaya jatuh, tapi sangka batu yang Arizmah lempar ke buah jambu berbalik dan mengenai kepala Azzam dan langsung keluar darah sebanyak-banyaknya.
dan peristiwa itulah puncaknya Azzam benci sama anak perempuan, hingga ia dewasa, itulah Awal Azzam benci Wanita
sedangkan Arizmah di kirim oleh orang tuanya ke kota J ikut kakek dan neneknya dari pihak bundanya. dan sejak itulah mereka tak pernah berjumpa lagi.
Playback Off.
Azzam masih teringat peristiwa itu, dan ternyata saat Azkha dan Azzam mengatakan "tidak mau" Papi mereka mendengarnya.
"Kan sudah papi bilang sama kalian semua. Jangan hiraukan saja masalah ini, biar papi yang akan menanggungnya, dan itu berarti Papilah yang akan menikahi Dede Imah!!" Ujar sang Papi yang kini berdiri di depan pintu kamarnya membuat mereka terkejut.
"APAAA!!!"
**Bersambung
____________
jangan peliiiit dong guys..
beri dukungan kalian atuh,
VOTE~>Hadiah Author bila suka dengan cerita ini.
LIKE~> Pemicu semangat
KOMENTAR**~> **Pemicu Inspirasi
jadi terus dukung Author biar Author kembali update yaa🙏😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Eity setyowati
dede imah gadis bercadar kah ?
2024-07-15
0
Lia Afriani
pants Azzam sbnci itu,kenangan yg tk trlupakan
2023-12-29
0
Sus Susyla
banyangin aja udh serem si azam sm azka
2023-01-27
1