Hah, dikira dia gue gak tau, dia bermaksud memakai uang biaya penyewaan gedung untuk keperluan nya sendiri. Gue gak bakalan biarin si botak satu ini buat korup biaya perpisahan angkatan gue.
" Begini saja pak, bukan saya gak mau membantu, kita punya OSIS sekolah ini. Suruh aja mereka untuk membuat proposal acara beserta budget yang akan kita keluarkan. Setelah itu kita bentuk panitia Perpisahan, setelah UN mereka akan mengerjakan semua nya. Mulai dari awal sampai akhir. Untuk Golden Hotel, saya hanya bisa membantu memberikan diskon untuk biaya penyewaan, karena banyak yang ingin menyewa hotel papa saya pak. Jadi kalau sekolah ingin menyewa silahkan panitia dan pihak sekolah ikut untuk Meeting masalah biaya dengan sekolah lain."
" Apa gak bisa untuk dipinjamkan saja Gabriella, karena itu juga kan acara kamu. Supaya dana nya bisa kita alokasikan untuk membayar yang lain."
" Membayar biaya hidup bapak maksudnya? Maaf pak, saya sangat mengenal siapa bapak, kalau bapak ingin melibatkan Golden Hotel, saya gak bakalan tinggal diam. Bapak kira saya gak tau maksud bapak, bapak akan meminjam nama Golden untuk menutupi masalah korupsi bapak."
" Kamu... kamu ngomong apa Gabriella, jangan sembarangan kamu."
" Buktinya sudah ada di meja bapak. Brosur liburan yang ada di atas meja bapak, dan juga rekaman percakapan bapak ditelfon sebelum saya masuk."
" Kamuuu....."
" Kalau enggak ada keperluan lagi, saya keluar. Jangan lupa untuk mengikuti prosedur nya jika bapak gak ingin masalah ini terekspos keluar. Permisi."
Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah gue langsung masuk kelas, mood gue berantakan banget. Selama pembahasan soal gue kebanyakan ngelamun dan gak memperhatikan. Setelah selesai kelas gue berencana langsung pulang. Gue pun nelfon bang Jovan buat jemput gue.
" Halo bang, dimana? Gue udah kelar kelas ni. Jemput gue dong."
" Sorry Vale, abang lagi nemenin mami ni nyari bahan untuk design bulan depan."
" Yaudah Vale minta jemput kang Didi aja deh."
" Kang Didi lagi keluar kota sama papa. Soalnya ada meeting sama klien papa."
" Yah, jadi Vale pulang nya gimana?"
" Yaudah abang minta tolong Abay aja buat jemput kamu ya."
" Eeee, gak usah deh bang, Vale naik Taksi aja."
" Taksi kan gak bisa masuk perumahan kita Vale, memang nya kamu mau jalan kaki dari pos."
" Oiya ya, Vale lupa."
" Udah kamu tunggu di sekolah aja dulu, abang telfonin abay."
" Oke."
Gak lama setelah itu Abay nelfon gue, mungkin no gue dikasih bang Jovan.
" Halo?"
" Ini gue Abay, lo dimana? Gue jemput sekarang."
" Disekolah. SMA Venus."
" Oke, 10 menit lagi gue sampai."
Dia langsung matiin telfon gitu aja. 10 Menit? Gak salah ni orang, emang nya dia dimana. Bodoamat deh, yang penting gue bisa pulang.
Dan bener aja, 10 menit kemudian dia nelfon gue lagi.
" Gue udah di parkiran sekolah lo nih."
" Oke, gue kesana sekarang."
Gue langsung nyamperin Abay di parkiran sekolah, dan dia lagi nangkring depan mobilnya. Ngapain si ni anak, TP TP banget. Anak anak cewek yang belum pulang pada ngeliatin dia lagi.
" Hai Vale."
" Lo ngapain sih pake acara keluar segala? Gak bisa apa nunggu di dalam mobil aja? Anak anak pada ngeliatin lo kan jadinya."
" Hahaha, lo cemburu Vale?"
" Dih, siapa yang cemburu. Kurang kerjaan banget."
Tiba tiba ada cewek yang nyamperin Abay. Dia Siska, cewek cabe cabean dari kelas sebelah.
" Hai, kenalin gue Siska Laurent. Papa gue pengusaha di dunia hiburan."
" Dunia Hiburan? Pemilik L Pub maksud lo?"
" Lo diem aja bisa gak, gue gak ngomong sama lo *****."
" Dari dandanan aja udah ketauan siapa yang *****."
Siska langsung natap gak suka ke gue.
" Jadi nama lo siapa?"
Gue liat Abay gak ada minat buat jawab pertanyaan dari Siska.
" Kita langsung jalan Vale."
Setelah itu gue dan Abay langsung meninggalkan Siska yang malu banget disana.
" Kita makan dulu ya, gue belum sempat makan tadi."
" Oh, yaudah. Toh dirumah juga gak ada orang."
" Oke, kita makan dimana? Lo bilang aja."
" Terserah lo aja. Gue ngikut."
" Pas banget, dekat sini ada tempat makan yang enak banget. Tadi gue habis dari sana sih. Sebelum jemput lo."
" Ngapain?"
" Rencana teman teman gue ngajakin gue nongkrong disana, tapi pas mau parkir, Jovan nelfon gue. Yaudah makanya gue langsung jemput lo deh."
" Sorry gue ganggu kegiatan lo."
" No prob Vale. Gue juga sebenarnya malas mau gabung sama mereka."
" Ooo."
" Kita sampai. Yuk turun."
Setelah sampai, Abay langsung ngajak gue ke lantai paling atas, katanya pemandangan nya bagus banget. Dan benar saja, pemandangan diatas sini bagus banget.
Abay permisi sebentar untuk menyapa teman teman nya. Dan langsung kembali. Setelah memesan makanan, gue diem aja sambil menikmati pemandangan. Setidaknya mood gue hari ini mulai membaik.
" Dari tadi gue liat, lo banyak ngelamun, kenapa? Ada yang gangguin pikiran lo?"
Entah kenapa setiap dekat Abay, rasanya gue pengen numpahin keluh kesahnya gue.
" Ya gitu lah. Kepsek sekolah gue nyuruh gue ngomong ke papa buat minjamin Golden untuk acara perpisahan sekolah."
" Ya kan lo tinggal ngomong aja."
" Masalah nya gak sesederhana itu Bay, kepsek gue kerjasama sama orang di Golden buat korup biaya sewa gedung. Tapi gue gak tau siapa orang nya."
" Jadi lo mau gimana?"
" Gue juga gak tau, gue cuma bilang suruh dia ngikutin prosedur kayak sekolah lain. Gue cuma bisa ngasih diskon biaya sewa doang. Tau deh gue gak bisa mikir."
" Yaudah mending lo minta saran dari papa lo aja gimana baiknya. Karena kan ini urusannya sama papa lo."
" Tau deh, perasaan kehidupan gue sebelumnya gak ada masalah kayak gini deh."
Tanpa sadar gue keceplosan.
" Maksudnya?"
" Hah? Kenapa?"
" Maksud lo apaan? Kehidupan sebelum nya?"
" Oh, itu iya kehidupan gue sebelum nya, sebelum gue ketemu keluarga kandung gue sekarang, gue gak pernah ngadepin masalah kayak gini. Iya gitu."
" Oo.."
Kenapa sih ni mulut pake acara sembarangan ngomong. Semoga aja dia percaya apa yang gue bilang.
" Ya udah sekarang kita makan dulu, baru habis itu gue anter lo pulang."
" Oke."
Setelah makan gue diantar pulang kerumah, dan Abay langsung pulang karena emang dirumah lagi gak ada orang. Cuma ada beberapa pelayan. Mama sama abang kayak nya belum pulang karena mobil nya gak ada di garasi.
Gue langsung ke kamar dan bersih bersih. Setelah itu gue langsung istirahat.
----------------------------------
Sebulan kemudian---
Tok...tok...
" Vale... Vale... Abang masuk ya?"
" Iya bang."
Bang Jovan langsung masuk ke kamar gue setelah dapat persetujuan gue.
" Gimana Vale? Semua barang yang mau dikirim udah di packing semua?"
" Udah bang, ini 2 Koper besar semua nya udah disini."
" Cuma 2 koper ini? Kamu serius? Kok sedikit banget? Kamu mau pindah kesana loh, bukan nya cuman liburan."
" Barang Vale kan memang gak banyak bang, kata mami kalau misalnya ada yang kurang nanti baru beli disana."
" Oiya ya, abang lupa. Yaudah nanti abang kirim barang barang kamu ini. Oiya gimana lo jadi jalan sama Abay hari ini?"
" Gak jadi bang, Abay bilang dia ada urusan mendadak. Jadi ya gitu lah."
" Loh jadi kejutan yang lo siapin gimana?"
" Ya gak jadi lah, mau gimana lagi?"
" Yaudah kalau gitu kita jalan jalan mau?"
" Kemana bang?"
" Nonton? Makan?"
" Jadi ceritanya abang ngajakin Vale nge date nih?"
" Nah boleh juga tuh. Kamu siap siap sekarang. 1 Jam lagi kita jalan."
" Oke oke."
Gue rencana mau ngabarin Abay kalau hari ini mau keluar sama bang Jovan. Tapi gak diangkat. Akhirnya gue cuma ngechat Abay, tapi gak dibaca, mungkin emang dia nya lagi sibuk banget.
1 Jam kemudian.---
" Vale, abang dah siap ni. Abang tunggu di mobil ya."
" Iya bang, Vale juga udah mau siap nih."
Setelah selesai gue langsung nyamperin abang ke garasi mobil. Dan langsung berangkat. Rencana hari ini kita bakalan nyobain jajanan kuliner, habis tu nonton dan shopping.
Setelah sampai di Bazar makanan, gue sama bang Jovan mulai mengelilingi stand stand yang menjual makanan waktu gue masih SD.
" Bang kita kesana yuk? Disana ada gulali."
" No Vale, lo gak liat apa itu gak higienis banget Vale. Nanti lo sakit kalau makan sembarangan."
" Tapi kan bang, Vale mau itu."
" No Vale, No."
Gue akuin, bang Jovan type yang posesif banget sama gue, dia ini kalau udah bilang enggak, pastinya gak bakalan berubah.
" Yaudah kita cari jajanan lain ajadeh."
" Udah sebanyak itu masih mau beli makanan lagi? Nanti mubadzir Vale."
" Oke Fine. Kita nonton sekarang."
" Nah gitu dong, abang udah capek dari tadi jalan sana jalan sini."
" Yee, dasar. Yaudah kita ke parkiran."
Sesampainya di parkiran, ada yang rame rame, gue penasaran dong.
" Bang kesana yuk? Lagi rame rame tuh. Pengen liat."
" Ngapain sih Vale, gak penting juga."
" Kalau gak mau yaudah, Vale sendiri aja."
Gue langsung berlari ke arah kerumunan orang ramai ramai itu. Dan apa yang gue liat bikin syok gue..................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Fita Gray
ini otak lama banget ya nerjemahin yang di sensor
2020-09-04
1